Wahai Hati - Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
Karisma Gunawan memang sangat hebat, dengan satu suara saja, bisa membuat Si Pendek semua berkata jujur, dia tidak lagi menyangkal Gunawan, dan hanya mengikuti apa yang di arahkan.
Kemudian, Gunawan dengan hati-hati menugaskan Si Pendek, dan kemudian aku hanya mendengar suara orang melangkah yang semakin jauh.
Setelah beberapa saat, aku diam-diam mengulurkan kepalaku, dan melihat ke depan semak-semak, ternyata, di depan terlihat bayangan punggung seorang yang tinggi dan seorang yang pendek, itu adalah bayangan punggung Gunawan dan Si Pendek itu, tidak lama mereka berjalan meninggalkan tempat itu, dan telah pergi jauh. Namun, percakapan mereka masih terinang di benakku, membuat hatiku tidak bisa tenang.
Aku berdiri tegak, dan mengerutkan kening, dengan sekuat tenaga berpikir. Gunawan dan Si Pendek itu bersembunyi di sini untuk membahas masalah ini, sangat jelas, ini bukan hal kecil, bahkan, Gunawan terlihat seperti telah berencana, dan sudah tahu rencana Olive hari ini, dan ini sudah disiapkan!
apa Gunawan sudah memakan nyalinya macam, tanpa menghiraukan Mike, lalu bertindak jahat pada olive?
Tertegun sesaat, aku teringat kalimat terakhir yang dikatakan Gunawan kepadaku, dia bilang akan membuatku menyesal di kemudian hari, kalau begitu, apakah Gunawan benar-benar marah? Dia lebih memilih untuk mengambil resiko menghadapi Mike, dan ingin berurusan dengan Olvie?
Hatiku semakin cemas, Gunawan ini, mudah tersinggung dan perhitungan, cara dia berpikir, tidak bisa disamakan dengan seorang pria normal berpikir, atau mungkin, dia benar-benar tidak bisa tahan dengan ini, dan ingin melawan Olive juga tidak mungkin. Di dalam sekolah, Olive adalah seorang yang terkenal, Gunawan pasti tidak berani sembarangan, tetapi di luar sekolah, Olive hanyalah seorang wanita, Jika Gunawan melakukan sesuatu terhadapnya, benar-benar tidak ada yang akan menghentikannya.
Awalnya, berpikir masalah ini tidak perlu di pedulikan, tetapi tidak tahu bagaimana, hatiku merasa tidak nyaman, merasa aneh, aku mengkhawatirkan Olive, sepertinya aku takut dia terjadi sesuatu. Seharusnya, aku membencinya, dia mati pun tidak ada hubungannya denganku, tetapi tidak tahu mengapa aku masih saja mencemaskannya? Mungkinkah, ini hanya karena Olive dan Gunawan adalah musuh, dan berhubungan denganku, iya, karena itu!
Dengan cepat, aku membuat sebuah keputusan, masalah ini, aku harus mengurusnya/menyelesaikannya. Meskipun Olive telah menyakitiku, tetapi bagaimanapun dia telah merasa bersalah, di sekolah dia juga banyak membantuku, bahkan hanya menyusahkan, dia juga termasuk berbaik hati. Sekarang dia ada masalah, aku tidak bisa hanya duduk berpangku tangan. Hati Gunawan yang begitu kejam, siapa yang tahu apa yang akan dia lakukan, jadi, mau bagaimanapun, aku harus menghentikan hal ini terjadi.
Namun, aku tidak boleh mengekspos diriku sendiri, aku tidak boleh membuat Olive tahu bahwa aku menolongnya, aku tidak ingin ada keterikatan yang dalam di antara kamu, dan terlebih lagi, aku tidak boleh membiarkan Gunawan tahu aku sedang melakukan sesuatu di belakang mereka, Kalau tidak, hidupku juga tidak akan tenang. Karena itu, aku harus menyamar.
Memikirkan hal ini, aku langsung berdiri, dan berjalan keluar sekolah. Di toko pakaian di luar sekolah, aku membeli satu setelan baru, pakaian kulit hitam, celana kulit hitam, topi hitam, masker hitam, sarung tangan hitam, dan sepatu bot hitam.
Setelah membelinya, aku langsung membawa set setelan, pergi ke lapangan sekolah luar yang kosong. Tempat ini ditumbuhi semak-semak rumput, tidak banyak orang yang datang kemari, dan sangat cocok untuk bersembunyi, aku menemukan tempat rahasia ini, melepaskan pakaian yang aku pakai, dan mengganti pakaian, mengenakan pakaian setelan baru itu.
Pada saat ini, matahari sudah terbenam, langit mulai gelap, aku mengenakan pakaian setelan hitam, seluruh tubuhnya bergabung dengan gelapnya malam hari, dari atas sampai bawah, hanya menunjukkan sepasang matanya. Percayalah, bahkan jika ibuku berdiri didepanku, dia juga tidak akan mengenaliku.
Tanpa ragu-ragu, aku segera berjalan keluar dari padang rumput tandus ini, dan menuju ke restoran Hakka Yi yang dikatakan oleh Gunawan.
Restoran ini, tidak jauh dari sekolah, dan ini adalah restoran yang sangat di sukai oleh para siswa, dan lingkungan yang elegan, makanan yang cepat saji, rasa yang lezat, dan harga yang terjangkau. Aku pernah makan malam disini dua kali, jadi aku sudah akrab dengan tempat ini. sekarang setelah Gunawan membiarkan Si Pendek itu sedang nongkrong disini, maka, Gunawan pasti sedang menunggu Olive selesai makan dan bertindak, jika aku ingin mengacaukan rencana Gunawan, jadi tidak salah kalau duduk berjaga disini.
Ketika aku tiba di restoran Hakka yi, waktu telah menunjukkan pukul 7.15 malam, restoran itu sedang sibuk, dan di dalam telah penuh, tidak ada meja kosong, untungnya Olive lebih menarik perhatian, aku tidak perlu masuk, karena restoran itu di lapisi kaca, aku sekilas sana telah melihatnya.
Hari ini Olive tidak mengenakan gaun panjang, tetapi mengenakan satu set bodysuit fashion putih, dia sedang duduk di meja dan berbicara dengan tiga gadis, ketiga orang itu tidak ada satupun yang aku kenal, aku juga tidak begitu memerhatikan mereka, hanya melihat sekeliling dengan hati-hati, tetapi tidak menemukan jejak Si Pendek itu. Namun, tidak peduli dimanapun dia bersembunyi, aku hanya mengawasi Olive saja, adalah motifku hari ini, dan memastikan keselamatan Olive.
Agar tidak begitu menarik perhatian, aku tidak masuk ke dalam restoran, hanya berjaga di luar restoran. Karena aku belum makan malam, aku merasa lapar, tetapi sekarang aku sedang mengawasi Olive yang berbicara dan tertawa sambil makan, godaan makanan ini benar-benar, tidaklah mudah. Tetapi, aku akhirnya menahannya, demikian, menahannya untuk satu jam.
Setelah satu jam kemudian, Olvie akhirnya selesai makan, dia pergi ke konter untuk membayar, kemudian berjalan keluar dari restoran dengan tiga gadis itu. Ketika di luar, salah sati dari gadis itu menarik Olive, dan dengan enggan berkata:”Kak Olive, jika tidak ada acara di malam hari, kamu temani kami untuk bernyanyi!”
Olive dengan tegas menjawab:”Tidak, aku tidak suka tempat seperti itu, kalian pergi saja!”
Nampak sekali, Olive adalah orang tegas, dan gadis itu tidak enak hati untuk memaksa, sehingga, mereka bertiga berpisah dengan Olive. Ketiga gadis itu pergi ke karaoke, dan Olive pergi sendirian.
Aku tidak peduli dengan orang lain, hanya mengikuti Olive, tetapi, aku mengikutinya dari jarak jauh, dan mengikutinya dengan hati-hati. Aku tidak takut jika Olive menemukanku, aku hanya takut ada Si Pendek yang menemukanku dalam kegelapan, jadi, aku selalu berhati-hati.
Setelah Olive meninggalkan restoran itu, dan tidak langsung kembali ke sekolah, malah pergi ke toko kue. Olive tampaknya sering berkunjung ke toko kue ini, jika tidak, dia tidak mungkin akan memutar jalan khusus untuk datang ke tempat sepencil seperti ini, dia cuma sejenak saja ditoko ini, kemudian dia membawa sekotak Tiramisu pulang kekampusnya.
Novel Terkait
Marriage Journey
Hyon SongAdore You
ElinaBeautiful Lady
ElsaMy Cold Wedding
MevitaHarmless Lie
BaigeMr. Ceo's Woman
Rebecca WangHusband Deeply Love
NaomiWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)