Wahai Hati - Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
Tidak berarti, semuanya sudah tidak berarti lagi. Seharusnya aku tidak perlu berpikir banyak untuk khawatir ia. Ia selalu tidak pernah menganggapku, selalu menganggapku sebagai pecundang. Ia sama sekali tidak percaya kepadaku. Aku harusnya tidak perlu mencari masalah lagi untuk diriku.
Aku menahan rasa kepahitan di hati dan mengangguk kepada Olive. Aku berkata, “Aku sudah mengerti. Semoga kamu berbahagia!”
Aku berbalik badan setelah mengatakan itu. Tapi saat ini, Mike tiba-tiba muncul di hadapanku, lalu menepuk bahuku dan berkata, “Chandra, aku kira kamu ada salah paham kepadaku, ternyata kamu tertarik kepada Olive. Suka ya katakan, itu tak apa-apa, tapi kamu jangan pakai cara seperti ini. Sebagai lelaki harusnya melakukan ini secara terbuka. Kamu juga tidak terlihat buruk, paka hatimu, kamu pasti akan bisa menemukan pacar!”
Setiap kata yang diucapkan Mike bagai jarum, satu-satu menusuk ke hatiku, sehingga membuat hatiku yang sakit terasa makin terluka.
Awalnya aku sudah cukup sedih dan ingin pergi begitu saja, tapi si munafik Mike ini memanglah orang yang sangat licik. Kata-kata yang ia ucapkan cukup membuatku terluka, bahkan harga diriku yang terakhir tidak dapat tertolong. Amarah di hatiku juga begitu saja meledak. Aku tiba-tiba mendorong tangannya yang berada di bahuku dengan kasar, lalu berteriak. “Minggir kamu! Mohon jangan membuatku mual!”
Tangan Mike masih terluka, lalu setelah didorong olehku, seketika tubuhnya mundur ke belakang secara tidak seimbang.
Evan langsung menendangku setelah melihat keadaan Mike dan juga berkata kasar kepadaku.
Aku terjatuh ke tanah olehnya tanpa sadar, yang paling parah adalah ia pas menendang kearah lukaku, ini membuat lukaku robek lagi. Rasa sakitnya membuatku ingin menangis. Aku memegang lukaku dan berguling sakit di tanah.
Sebagai tangan kanan Mike, Evan memiliki kemampuan yang baik dan kekuatan yang banyak, gerakannya pun lincah. Bagi diriku yang tidak tidur semalaman, tidak semangat, pusing dan tidak sadar, tiba-tiba mendapat tendangan ini dan kebetulan menyentuh luka, seketika ini membuatku kehilangan semua tenaga. Semuanya hanya tersisa rasa sakit. Sakitnya berupa hati yang terobek dan kepala yang pusing.
Awalnya Evan ingin lanjut menghajarku, tapi setelah melihatku yang tak berdaya, ia tidak melanjutkan lagi. Ia hanya menendangku dengan kesal sambil berkata, “Brengsek! Aku hanya menendangmu sekali, sebaiknya kamu jangan berpura-pura mati. Apakah kamu ingin meminta bayaran?”
Setelah Evan berkata, seluruh orang tertawa kencang, lalu terdengar suara sindiran mereka.
“Apakah orang ini terbentuk dari lumpur? Lemah sekali.”
“Lemah darimana? Ia pecundang! Ia tahu ia tidak bisa memenangkan orang lain, jadi mulai berpura-pura.”
“Aku tidak pernah melihat orang seperti ia! Apakah ia masih ingin muka?”
“Tapi pertunjukkannya hari ini seru juga. Anggap saja kita sedang menyaksikan pertunjukannya. Haha!”
Semua orang sudah menganggapku sebagai candaan, bahkan Olive juga membuka mulutnya dengan tak berdaya, “Chandra, kamu jangan lanjut mengacaukan lagi, lebih baik kamu pergi!”
Aku masih tenggelam dalam rasa kesakitan, tidak dapat tertolong. Sekarang tiba-tiba mendengar ucapan Olive, aku tidak merasa kesakitan lagi, karena hatiku benar-benar sudah mati, begitupula dengan kesadaranku. Aku memegang erat lukaku dan bersusah payah untuk berdiri.
”Aku tidak peduli suara sindiran orang-orang lagi, tidak peduli tatapan mata yang merasa jijik kepadaku, bahkan tidak peduli diriku dipukul orang. Hanya menatap Olive berkaca-kaca dan berkata dengan pasti, “Olive, hubungan kita putus sejak dini!”
Suaraku terdengar serak. Wajahku sangat datar. Mataku berkaca-kava. Aku datang demi Olive, juga pergi demi Olive.
Sebelum datang kesini, aku merasa jika aku membuat marah seluruh dunia, kalaupun Olive yakin kepadaku, maka apa yang kulakukan itu tidak sia-sia. Sekarang aku hanya merasakan kecewa. Aku tidak akan memberi kesempatan lagi untuknya, juga tidak akan membuat diri sendiri berpikir banyak. Aku dan ia akan menjalani jalan yang berbeda.
Raut wajah Olive agak berubah saat mendengar ucapanku. Ia menggerakan bibirnya, seperti inign mengatakan sesuatu, tapi akhirnya tidak membuka mulut. Saat ini, Mike berkata, “Chandra, bukan seperti itu untuk mengejar wanita. Kamu tidak akan pernah mendapat pacar jika seperti ini!”
Masih saja memasang kesan orang baik. Cangkang yang digunakan Mike selalu menunjukkan dirinya yang lembut dan berbaik hati. Kata-katanya biasa saja, tapi cukup membuat lukaku kembali berdenyut dan juga meningkatkan emosi para penonton. Banyak orang ikut jejak Mike untuk mengataiku, mereka bilang aku akan sendirian hingga tua.
Sesuai dengan sifatku, seharusnya aku akan bersusah payah untuk melawan Mike disini. Tapi untuk saat ini, hatiku sudah kaku, rasa kekecewaan sudah menelanku. Aku juga tidak ada niat lagi untuk mengurus begitu banyak hal. Aku juga sudah malas untuk membongkar sisi Mike yang sebenarnya. Jika aku membongkar rencana busuknya, apakah akan ada orang yang percaya? Tidak, apa yang kukatakan, apa yang kulakukan, sama saja memalukan diriku. Setiap ludah banyak penonton disini cukup untuk membuatku tenggelam. Demi apa aku lanjut disini menjadi bahan lelucon?
Saat semua orang sedang meremehkanku dengan semangat, aku menundukkan kepalaku, memegang lukaku yang robek dan pergi meninggalkan sini dengan sedih.
Aku baru saja jalan dua langkah, tiba-tiba terdengar suara seorang wanita yang galak. “Siapa yang bilang Chandra tidak akan menemukan pacar? Aku mau kok jadi pacarnya!”
Seketika menjadi hening dan tatapan mata mereka semua teralihkan ke pemilik suara itu.
Di bawah sinar matahari, seseorang berpakaian merah melewati keramaian mendatangiku. Wajahnya terlihat sangat cantik, rambut keritingnya yang tergerai, gaun merah sempit yang menunjukkan garis tubuhnya dan sepasang hak tinggi yang menunjukkan dirinya elegan. Seksi dan elegan kedua hal yang rumit ini tergabung semua di tubuhnya. Ia adalah bunga kuliah yang seksi, Marie.
Kedatangan Marie membuat semua orang terkejut. Kecantikkannya menarik semua hati orang. Bahkan sinar yang dipancar olehnya menutupi pemeran utama wanita hari ini, Olibe. Ucapannya langsung membuat semua orang terkejut.
Bisa bertemu dengan kedua bunga kuliah di tempat yang sama merupakan keajaiban, merupakan hal yang bisa membuat orang semangat. Tapi sepertinya semua orang melupakan untuk bersemangat dan terus merasa terkejut. Kalau Mike menyatakan perasaan kepada Olive merupakan pertunjukkan yang menegangkan dan kekacauanku menjadi pertunjukkan yang penuh lelucon, maka saat Marie bilang ia ingin menjadi pacarku, ini akan menjadi hal yang cukup menakjubkan. Seketika semua pingsan terkejut di tempat.
Tempat yang begitu luas seketika menjadi hening. Semua orang terdiam di tempat, hanya Marie seorang yang berjalan disana, sehingga membentuk pemandangan terindah. Saat ia tiba dimana Mike menyatakan perasaannya, Mike menjadi orang pertama yang kembali sadar. Ia melihat Marie dengan tidak puas. Ia berkata, “Marie, jangan membuat lelucon seperti itu. Sama sekali tidak lucu!”
Sebuah kalimat membangunkan semua orang. Setelah mendengar ucapan Mike, semua orang yang terkejut baru bereaksi kembali dan berpikir mungkin saja Marie juga datang untuk mengacaukan masalah. Semua orang tahu kalau Marie pernah memberi pelajaran kepadaku, lalu meminta maaf kepadaku, bahkan ada beberapa orang yang iri kepadaku karena bisa berkaitan dengan kedua bunga kuliah. Tapi mereka tidak akan percaya hubungan ini akan menjadi hubungan asmara.
Sebelumnya Olive bilang ia tidak suka kepadaku, itu merupakan akhir yang mereka bisa tebak. Dan sekarang Marie bilang ingin menjadi pacarku, ini semua hanyalah omong kosong, jadi tiada satupun yang percaya.
Olive sebagai pemeran utama seharusnya memimpin satu tempat ini, tapi raut wajahnya kali ini sangat berubah. Tatapan yang ia gunakan kepada Marie, mengandung berbagai banyak rasa, tentunya tidak ada rasa senang.
Tapi Marie sama sekali tidak melihat kearah Olive maupun Mike, apalagi orang yang tidak berkenan. Ia berjalan mendekatiku seperti angin. Tiba di hadapanku, ia langsung memelukku. Saat aku terdiam, ia menggunakan bibir seksi menciumku.
Seketika sebuah aroma masuk kedalam hatiku. Bibirku merasakan kelembutan yang hangat, seperti permen kapas yang manis, tetapi saat kulit kita saling bersentuh, aku merasakan kehangatan. Sepertinya aku sudah memasukki surga.
Orang-orang ditempat melotot dan mulai bersorak.
Sedangkan Marie tidak peduli begitu banyak. Ia menciumku begitu lembut dan agresf, hingga aku tidak bisa bernafas, ia baru mengakhirinya.
Di bawah pandangan semua orang, Marie menatapku penuh hati dan berkata, “Chandra, aku mencintaimu, jadilah pacarku?”
Novel Terkait
My Cute Wife
DessyMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaIstri Pengkhianat
SubardiCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyAwesome Guy
RobinWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)