Wahai Hati - Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
memang benar kalau Marie Hu merupakan Bunga kampus yang sangat mengggoda. pria ganteng yang berada disekelilingnya sudah tak terhitung lagi jumlahnya. aku bukanlah siapapun baginya. namun aku tidak mengerti kenapa Marie Hu bercerita kepadaku sebanyak ini. sekarang adalah waktunya untuk belajar dikelas, aku tidak ingin lagi bersamanya disini sekarang. oleh karena itu, aku pun mundur satu langkah dan menghindar dari tunjukan tangannya sambil berkata dengan serius :" aku sudah memukulinya. tidak ada gunanya lagi untuk dibahas. jika kamu ingin membalas dendam Elis, maka pukullah aku. namun aku berharap kamu bisa mengatakan kepada Elis agar dia tidak mengangguku lagi kedepannya!"
jika satu tamparan bisa menghilangkan Elis sipenganggu itu, maka aku rela. aku tidak ingin terus menghabiskan waktu dengannya. namun Marie tertawa ketika mendengar perkataanku. dia tertawa dan berkata kepadaku :" hehe, bocah, kamu terlalu polos. tidak ada hal semudah itu didunia ini. apakah kamu mengira ini permainan anak anak ya! kedatanganku hari ini bukanlah untuk memukulmu. aku bisa merasakan kalau adik sepupuku sangatlah menyukaimu. oleh karena itu aku berharap kamu bisa meminta maaf kepada adik sepupuku dan meminta ampun padanya, lalu menerimanya!"
setelah mendengar perkataan Marie, aku menarik nafas yang dalam. apa hubunannya ini, kedatangan Bunga kampus ini bukan untuk membalas dendam melainkan untuk melakukan pemaksaan perkawinan?
akhirnya aku mengerti sesuatu hari ini. awalnya aku mengira kalau cara yang dilakukan Elis untuk mendapatkanku sangatlah keterlaluan. namun sekarang pemaksaan yang dilakukan oleh kakak sepupunya ini lebih keterlaluan lagi. aku tidak memikirkan itu dan langsung menolaknya :" tidak mungkin, aku sama sekali tidak menyukai Elis. buah yang dipetik secara paksa itu tidak akan pernah manis. aku rasa kamu mengerti akan perumpamaan itu!"
Marie Hu sedikit terkejut mendengar perkataanku. dia lalu mengerutkan keningnya dan bertanya kembali padaku :" bocah, aku tidak akan membahas seberapa berprestasinya adik sepupuku itu. namun itu cukup untukmu. kenapa, apakah kamu masih merasa terbebani?"
aku menggelengkan kepala dan berkata :" baik, akulah yang tidak pantas bersamanya. aku juga tidak ingin berpacaran sekarang. oleh karena itu, aku tidak bisa berjanji padamu tentang hal ini!"
Marie lalu berkata dengan cuek :" tidak bisa didiskusikan lagi?"
dapat dirasakan kalau Marie sudah mulai marah dan nada suaranya penuh ancaman. aku sangat jelas kalau kemampuannya tidaklah lemah. namun itu tidak menandakan kalau aku takut padanya. aku akan memilih apa yang layak aku lakukan selama hidupku. aku tidak akan menjalin sebuah hubungan yang aku benci. oleh karena itu, aku menjawabnya dengan tegas :" benar!"
setelah mendengar itu, Marie mengangguk dan dia menghisap kembali rokoknya lalu membuang puntung rokoknya dan memijak puntung rokok itu. dia menghembuskan asap itu kearah wajahku dan berkata :" baiklah, jangan menyesal. aku bisa memastikan kalau suatu hari kamu akan meminta tolong padaku!"
setelah mengatakan itu, Marie Hu langsung meninggalkan tempat ini.
pada akhirnya, Marie tetap saja memandang rendah diriku. dia tidak mengerti masalah percintaan ini. meskipun dia mengambil pisau untuk mengancamku, aku juga tidak akan menyetujuinya. melihat bayangan dirinya yang semakin menjauh, aku pun berkata dengan penuh percaya diri :" tenanglah, aku tidak akan melakukannya!"
perkataanku juga menandakan sikapku. Marie tidak menghiraukanku lagi dan bayangan dirnya pun menghilang dengan cepat.
meskipun Marie sudah pergi, namun aroma parfumnya masih melayang di udara. aroma itu benar benar sangat menggoda. mungkin semua pria yang mencium ini akan berlutut dibawah rok mininya. namun aku tidak lagi berperasaan baik kepadanya sekarang. didalam mataku, Marie memiliki sikap yang sama dengan Elis. mereka merupakan manusia yang tidak masuk akal!
aku lalu menenangkan diri dan perlahan meninggalkan tempat ini.
setelah kembali ke kelas, dosen sedang mengajar namun beberapa mahasiswa masih sedang menggosipi masalah tentang Marie Hu. mungkin hubungan antara Marie dan Elis sudah terbongkar. banyak orang yang sudah tahu kalau kedatangan Marie hanyalah untuk membalas dendam Elis.
ketika aku memasuki kelas, aku merasakan banyak tatapan yang aneh menuju kearahku. mungkin semua orang ingin melihat apa yang telah terjadi padaku. pastinya tidak ada yang berani bertanya padaku. hanya Andilah yang menyuruhku untuk duduk disampingnya dan dia pun berkata :" ternyata Marie dan Elis sepupuan. aku mengetahui ini dari sekelompok wanita dikelas ini. dia sangatlah hebat, dia berhasil menyembunyikannya selama ini!"
aku juga tidak menyangka kalau Elis yang selama ini sangatlah sombong itu bisa menyembunyikan hubungannya dengan Marie. kalau bukan karena terjadi masalah, aku rasa hubungan ini juga tidak akan terbongkar. aku pun menjawab Andi :" iya kan."
setelah itu, Andi pun mulai memperdulikanku dan berkata :" Chandra, Marie tidaklah sederhana. dia adalah wanita tercantik dikampus ini. semua pria juga akan tunduk padanya. dia juga sangat lihai dalam menggoda pria. kalau kamu berbuat salah padanya, maka itu akan sangat repot. apa yang dia lakukan padamu tadi?"
aku tidak menyembunyikan masalah ini dan menceritakan semua kejadian tadi kepada Andi,
setelah mendengar itu, Andi pun berkata dengan tak berdaya :" apakah otakmu berkarat? kenapa kamu tidak menyetujuinya? Elis juga tidak jelek kan. kenapa kamu menolak wanita yang menghampirimu? lagipula jika kamu bersama Elis, maka kamu juga memiliki deking seperti Marie. tidak ada lagi orang yang berani mencelakaimu!"
kelihatannya, Andi sama saja seperti orang lain yang menganggap diriku lemah. bahkan dia merasa kalau aku harus bergantung pada seorang wanita. aku benar benar tidak berdaya. meskipun hubunganku dengan Andi tidaklah buruk, namun juga tidak begitu baik. aku tidak mungkin berkata kepadanya kalau aku adalah orang yang sadis dan tidak takut apapun.
lupakan saja, aku juga tidak ingin menjelaskan lebih banyak. aku hanya berkata :" masalah percintaan sulit untuk dipaksakan!"
setelah mendengar itu, Andi menghela nafas dan berkata :" Chandra, aku menasehatimu karena aku menganggapmu sahabatku. Marie bagaikan peri yang menggoda. kamu boleh melakukan kesalahan pada 10 pria, namun tidak boleh bersalah pada wanita ini. kamu tidak menyetujuinya dan itu sama saja kamu melakukan kesalahan padanya. dia tidak akan membiarkanmu begitu saja. aku rasa, lebih baik kamu menyetujuinya!"
aku bisa merasakan kebaikan Andi, aku juga tahu kalau Marie sulit untuk dihadapi. namun bagiku, aku tidak mungkin tunduk kepada seorang wanita. itu tidak mungkin!
setelah memikirkan itu, aku kembali berkata :" aku tidak akan menyetujuinya!"
Andi tidak lagi menasehatiku setelah melihat kepastianku. namun keningnya berkerut dan ekspresi wajahnya sangat khawatir. sangat jelas kalau dia khawatir aku akan mendapat balasan dendam dari Marie Hu.
mahasiswa lain juga merasa senang. awalnya mereka menghinaku karena aku telah memukul Elis. namun sekarang mereka malah cemburu karena Marie yang menjumpaiku. pada akhirnya, mereka kembali merasa senang ketika tahu kalau Elis dan Marie adalah saudara sepupu. karena mereka tahu kalau kesialanku akan segera datang!
aku juga jelas kalau kehidupanku tidak akan tenang lagi kedepannya. namun jujur saja, tidak ada hal yang bisa menakutiku lagi sekarang. aku tidak merasa takut dan hanya merasa terganggu. aku baru saja mendapatkan kehidupan yang tenang dan semua itu harus hilang hanya karena seorang wanita. kenapa aku harus disukai oleh Elis, wanita sial itu?
benar saja, ketika sial mulai menghampirimu, meminum air putih juga akan membuat gigimu ngilu!
selama mata kuliah ini berlangsung, kelas ini sangatlah bising. dosen sepertinya tidak menghiraukannya dan hanya melanjutkan aktivitas mengajarnya. setelah bel, dosen itu pun pergi meninggalkan kelas.
setelah dosen pergi, suasana didalam kelas seketika meledak. semua orang mulai menggosip dengan suara yang keras. mereka membahas kesediah yang aku rasakan. apalagi beberapa teman wanita Elis, mereka menatapku dengan tatapan yang penuh dendam!
aku hanya ingin hidup bagaikan seorang bikhu dan mengabaikan semua hal ini. namun disaat ini, sebuah keributan terdengar dari luar kelas. semua pria didalam kelas pun berbondong bondong keluar dan terdengar sebuah teriakan dari luar :" sh*T, hari apa ini?!"
keributan itu sangatlah besar, aku bahkan tidak bisa mengabaikannya. sekarang aku kembali merasa kalau Tuhan akan memberikan tugas yang besar kepadaku lagi!
bahkan Andi yang biasanya suka akan gosip pun menahan semua rasa penasarannya. dia tidak ikut campur dan tetap duduk disampingku sambil berkata :" apakah balasan dendam Marie datang secepat ini?"
sekarang, aku hanya ingin berkata, datanglah, mungkin Tuhan ingin menguji kesabaranku. aku harus tetap mempertahankan prinsip cintaku meskipun aku harus mati!
ketika aku memikirkan itu, sebuah bayangan yang dikelilingi banyak orang itu pun muncul didepan kelasku.
aku mengangkat kepalaku dan terbengong. aku sangat tidak menyangka kalau orang itu adalah Olive.
Olive pun tidak omong kosong dan hanya menatapku sambil berkata dengan tegas :" Chandra, keluarlah sebentar!"
Novel Terkait
My Cute Wife
DessyTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniIstri Pengkhianat
SubardiBretta’s Diary
DanielleMenaklukkan Suami CEO
Red MapleHabis Cerai Nikah Lagi
GibranUangku Ya Milikku
Raditya DikaWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)