Wahai Hati - Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
Olive sangat menakjubkan setiap kali muncul, kecantikannya, selalu bisa menarik hati orang-orang, namun, aku benci kepadanya, kebencianku sudah menyelimuti hatiku. Dan sekarang, aku tidak hanya benci dan kaget, aku benar-benar terkejut, aku tidak menduga, Olive sebenarnya mengenalku, atau bisa dibilang, dia sudah lama mengenalku!
Melihat Olive menunggu di pinggir jalan, dia sepertinya sengaja mencegatku di sini, dengan kata lain, dia sebelumnya sudah melihatku dikantin, hanya saja dia ada berkenalan denganku, sekarang menunggu tidak ada orang dia baru keluar.
Tampaknya, Olive masih peduli dengan citra publiknya, di mata orang lain, Olive adalah salah satu kembang sekolah yang sempurna, tetapi di mataku, dia adalah wanita yang selalu mengusikku, aku tidak ingin memiliki hubungan dengannya sama sekali. Jadi aku pura-pura tidak melihatnya, dengan segera berbalik badan, bersiap untuk melarikan diri. Tetapi Andi bajingan itu langsung menarikku dan berkata: “aku minta maaf, Chandra, Olive memanggilmu, kamu tidak dengar, buruan kesana!”
setelah dia selesai berbicara, Andi mengajukan diri untuk menarikku ke hadapan Olive, dan dia sangat agresif tersenyum kepada Olive dan berkata: “Kak Olive, barusan kamu panggil kami ya?”
Sekarang melihat tingkah laku Andi, hatiku merasa terkejut dan terjebak, seolah-olah dengan seketika, dia yang awalnya teman sekamarku, beralih menjadi pengikut Olive!
Olive menatapku, kemudian melihat Andi, dengan suara pelan berkata: “Aku ingin berbicara dengan Chandra sendirian, boleh gak?”
Ketika Andi mendengar suara Olive, dia langsung lemas, bibirnya masih tersenyum bahagia, dengan segera, dia menatapku dengan iri, lalu dengan semangat berkata kepada Olive: “Oke lah!”
Setelah selesai berbicara, Andi sangat memahami situasi ini dan segera menyingkir, meninggalkan aku dan Olive berduaan, berdiri di jalan yang sepi ini.
Ekspresi Olive sangat lemas, dia menggunakan kedua matanya yang halus, menatapku dengan tenang, setelah lama menatap, dia perlahan-lahan mengeluarkan suara: “Sudah lama tidak berjumpa!”
Saat ini, kurasa tidak mungkin pura-pura mati, hanya bisa mengatasinya: “Iya nih!”
Olive mengerutkan bibirnya, lalu berkata lagi: “Kamu tidak berubah sama sekali, masih tetap seperti ini!”
Nada suaranya, membawa sedikit simpati, bahkan, masih sedikit meremehkan, aku tahu, dia mau membicarakan kejadian yang barusan, aku di bully orang dikantin, dan aku tidak berani melawannya, dia pasti masih berpikir kalau aku adalah orang yang pemalu dan penakut. Aku juga tidak ingin menjelaskannya kepadanya, dengan tidak ramah berkata: “kamu telah berubah, berubah menjadi orang terkenal di sekolah ini, selamat ya, jika tidak ada yang mau diomongin lagi, aku mau jalan dulu, sampai jumpa!”
Sambil berbicara, aku berbalik badan dan ingin pergi, baru berjalan beberapa langkah, Olive memanggilku: “Tunggu,tunggu, aku mau bicara sama kamu!”
Dengan tidak sabaran aku berbalik badan, menatap Olive, dengan nada tidak senang berkata: “Apa yang mau dikatakan buruan katakana, aku masuh ada urusan lain!”
Olive perlahan-lahan melangkah kedepan, mengampiriku, dia melihatku dengan dekat, dengan nada tulus berkata: “Chandra, maaf ya!”
Mendengar permintaan maaf, hatiku tidak bisa menghindarinya, sejujurnya, aku menunggu permintaan maaf Olive, aku sudah lama menunggunya, ini adalah hutangnya, jika bukan karena dia, ibuku tidak akan menderita kejahatan seperti itu, aku benci dia!
Ketika aku sadar, kembali ke SMA, aku sangat ingin Olive mengakui kesalahannya, dengan mulutnya sendiri meminta maaf kepadaku. Tetapi sekarang, seiring berjalannya waktu semua berubah, mendengar permintaan maafnya, aku rasa, itu tidak berguna sama sekali, bahkan jika Olive ingin meminta maaf gimana pun, masa lalu tidak bisa diubah, aku membencinya, dan sangat membencinya! Jika boleh, aku hanya ingin mengubur masalah itu, dan mulai sekarang aku tidak mau berhubungan dengan Olive!
Terdiam sejenak, aku langsung berkata kepadanya seolah-olah tidak ada yang terjadi: “kamu tidak perlu meminta maaf kepadaku, kejadian itu sudah beberapa tahun yang lalu, aku sudah lupa!”
Melihat raut wajahku yang tidak peduli, wajah tenang Olive tiba-tiba seperti merasa khawatir, dia menggigit bibirnya dan terus berkata kepadaku: “Aku ingin menjelaskannya kepadamu, saat itu ...”
Tidak menunggu Olive selesai berbicara, aku langsung melambaikan tangan dan memotong perkataannya, dengan serius berkata: “masalah yang lalu biarlah berlalu, jangan dibicarakan lagi, tidak ada maknanya. Gak ada yang mau dibicarakan lagikan? Kalau begitu aku jalan dulu!”
Selesai berbicara, aku berbalik badan dan pergi, dengan tekad yang kuat!
Kali ini, Olive tidak memanggilku lagi, dia hanya berteriak dibelakangku: “Chandra, jika kamu membutuhkan bantuanku disekolah, silahkan cari aku!”
Haha, Olive yang awalnya cuman tahu mem-bully orang, sekarang menunjukkan kebaikannya, kebaikan dia ini, menurutku, itu adalah kemunafikan. Aku tidak menoleh kebelakang, dengan langkah besar terus berjalan, sambil berjalan dan bangga berkata: “Tidak perlu!”
Nada suaraku yang sangat tegas, mewakili tekadku, aku enar-benar tidak ingin ada hubungan dengan Olive, aku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal pada masa lalu. Orang-orang demi dirinya sendiri harus menembus kesalahan mereka, cara aku menembus kesalahan adalah membuat diriku menjadi lebih baik, dan dengan kemampuan terbesar menghormati ibuku. Adapun Olive, selama dia tidak mengganggu hidupku, pisau yang dia tancapkan di hatiku, bahkan jika sudah sembuh, tetap masih ada bekas lukanya. Bekas luka yang dalam ini tidak akan pernah hilang!
Dengan tekad ini, aku mempercepat langkahku, dan semakin cepat, tidak lama, aku sudah berjalan keluar dari jalan setapak.
Begitu keluar dari jalan setapak, Andi berlari keluar seperti monyet, dia menghampiriku, dan berkata sambil tersenyum kepadaku: “Kakak Chandra, kamu sudah lama kenal Olive ya, mengapa kamu tidak mengatakan itu sebelumnya? Bagaimana kalian bisa kenal?”
Namun, pada saat berbalik, Andi merubah nama panggilanku, dan langsung menganggapku sebagai kakaknya, tampaknya, pengaruh Olive sangat besar. Tentu saja, aku tidak akan memberitahunya tentang permasalahan aku dengan Olive, dengan asal-asalan aku berkaa: “kita adalah teman sekolah lama, tapi kita tidak terlalu akrab, sudah berapa tahun kita tidak bertemu, barusan dia hanya menyapaku dan bertanya tentang masalahku sebelumnya, dan tidak ada apa-apa lagi!”
Andi sangat pintar, dia bisa melihat, bahwa hubunganku dengan Olive lebih dari itu, atau bisa dibilang, kita berdua agak tidak biasa. Jadi, dia masih ingin bergosip, mengejarku dan terus bertanya, tetapi aku tidak meresponnya, dia berbicara tanpa henti, dan dia terus bertanya sampai kami tiba di asrama.
Sampai di asrama, Andi dan dua teman sekamar lainnya berbicara, tentang bagaimana aku mengenal Olive, dan berbicara bahwa Olive yang cantik menyelamatkan beruang hitam demi mengeluarkan kepalaku, seharusnya yang dimiliki Olive berada dilangit, dan orang-orang jarang mendengarnya
Selain Andi, aku masih punya dua teman kamar, yang satunya dipanggil Hendra, dia ini gila game, setiap hari dia hanya tahu bermain game, dunia nyata sangat sulit baginya, dunia game adalah bagian hidup dia seutuhnya.
Yang satu lagi dipanggil Joko, dia adalah pria yang berbadan gemuk, ayahnya adalah OKB(orang kaya baru), keluarganya banyak uang dan merawat dia hingga gemul, tugas hariannya adalah memamerkan kekayaannya, seperti khawatir orang lain tidak tahu kalau keluarganya kaya.
Ketika Anji sudah mengatakannya, Hendra sepertinya tidak mendengarkannya sama sekali, dia masih terbenam dalam permainannya, tidak bisa melepaskan diri. Joko pria gendut itu, langsung melompat dan berteriak: “Oke, Chandra, kapan mau ajak Olive keluar untuk makan malam, aku yang traktir!”
Novel Terkait
Love and Trouble
Mimi XuCinta Seorang CEO Arogan
MedellinePRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeBehind The Lie
Fiona LeeBlooming at that time
White RoseMy Perfect Lady
AliciaWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)