Wahai Hati - Bab 125 Hidup Mati

Kobaran api semakin membesar, pemilik restoran sudah terkapar, tetapi dia masih meneriakkan teriakan yang sangat menyedihkan, hanya saja suaranya terdengar semakin melemah.

Sedangkan aku masih seperti seekor kelinci yang sangat menyedihkan, masih saja meringkuk di pojokan ruangan, aku rasanya seperti tidak merasakan sakit, hanya saja masih mengulangi perkataan yang aku ucapkan sejak tadi, hatiku yangs udah terasa sangat lelah masih saja tidak henti hentinya berteriak, “aku tidak bersalah!”

Pada saat ini pintu depan restoran malatang sudah dipenuhi oleh begitu banyak orang, dalam tatapan mereka penuh dengan keanehan karena melihat kobaran api yang datang dengan tiba tiba, ada begitu banyak pendapat yang mereka suarakan karena melihat kejadian ini. Tetapi tidak ada satupun diantara mereka yang tau jika kebakaran ini diakibatkan oleh ulah manusia. Banyak yang menduga jika pemilik tidak berhati hati dan membuat kobaran api menjadi sebesar ini, jadi kobaran yang sebesar ini menyulut kecemasan dan kekhawatiran dalam diri mereka.

Ferdy dan juga Clara, bahkan mereka semua menjadi penonton untuk kejadian kali ini, mereka menatap kobaran api yang semakin membesar, rasanya seperti semua ini tidak ada hubungannya dengan mereka. Ferdy masih saja tidak peduli, tatapan matanya masih saja terlihat sangat dingin, dalam hatinya hanya ada satu pemikiran, dan itu adalah dia yang berharap jika aku bisa musnah dalam kobaran api, dan terbang menghilang menjadi debu.

Clara dan Ferdy sangatlah berbeda, Clara masih berperasaan, melihat pemandangan seperti ini membuat rasa tidak tega terbesit dalam hatinya, bagaimanapun juga dia bersekolah di tempat ini, tujuan utamanya adalah demi diriku, aku adalah anak dari sosok Godi yang paling dia kagumi, sekarang semua ini terjadi kepadaku juga karenanya, bagaimanapun juga dia tidak bisa hanya melihat dan diam saja.

Hanya saja pemikiran Clara lebih dia kedepankan dibandingkan dengan emosinya, dia tidak melakukan hal hal yang impulsif hanya karena emosi yang tidak tertahankan, ciuman pertamanya sudah terbebut olehku, dan kejadian ini tidak bisa merubah kenyataan itu. Jadi dia juga berharap agar aib nya ini bisa terbakar habis seiring dengan kobaran api. Segalanya bisa mati dan menghilang berbarengan dengan matinya aku dan juga pemilik restoran, mungkin ini lah yang juga ingin dia saksikan, maka dari itu dia tidak mencoba untuk menghentikan ferdy, dia tau dengan jelas jika dia tidak bisa menghentikan orang seperti Ferdy.

Restoran malatang ini bukan lah satu satunya bangunan restoran yang berdiri di deretan tempat ini, disini masih ada beberapa restoran lainnya, yang berjejer dan terhubung satu dengan lainnya, jika kobaran api sedikit saja lebih membesar, maka restoran lain juga akan turut terbakar, jadi ada begitu banyak orang yang kebingungan dan cemas, ada beberapa orang yang menyaksikan kejadian ini juga membantu memadamkan api. Meskipun mereka tidak sepenuhnya bisa memadamkan api, tetapi setidaknya kobaran api menjadi bisa lebih terkontrol.

Dengan cepat petugas pemadam kebakaran sampai dengan cepat di tempat kejadian, kedatangan mereka juga lengkap dengan alat pendukung pemadam kebakaran, mereka segera menyemprotkan air ke titik kobaran api, tidak lama kemudian mereka berteriak, “cepat selamatkan dia!”

Dengan cepat dua petugas dengan memakai alat pelindung diri lengkap masuk kedalam restoran, dan menyelamatkan seseorang.

Tetapi begitu mereka masuk kedalam langkah mereka tiba tiba terhenti, tubuh mereka langsung terasa kaku, sampai sampai mereka mundur beberapa langkah kebelakang, mereka seperti habis melihat mayat saja, dan langsung berhambur keluar dari restoran.

Semua orang yang melihat kejadian ini menjadi kebingungan, mereka tidak mengerti akan apa yang terjadi dengan kedua pemadam kebakaran itu, kenapa mereka terlihat seperti habis melihat hantu, ketakutan hingga seperti itu, tetapi seketika mereka semua mendapat jawaban atas keanehan ini, karena mereka ketakutan akan apa yang mereka saksikan.

Dalam ketakutan yang ditunjukkan oleh mereka yang menyaksikan kejadian ini, sebua sosok yang terlihat seperti hantu tiba tiba muncul, dia terlihat berjalan keluar dari kobaran restoran malatang.

Pemandangan ini benar benar menakutkan dan terkesan sangat ajaib. Karena sosok orang yang berjalan keluar ini seluruh tubuhnya sudah terbakar, kulitnya pun sudah rusak, wajahnya sudah tidak berbentuk, sampai sampai tubuhnya mengeluarkan asap, melihatnya yang seperti itu rasanya seperti hantu yang bangkit dari kubur, ternyata dia masih sanggup untuk berjalan, pemandangan ini benar benar mengejutkan mereka yang menyaksikannya hingga tidak sanggup berkata kata lagi.

Sosok seseorang yang terbakar dengan sangat parah ini adalah aku, Chandra.

Aku masih belum mati karena terbakar habis, aku tidak tau apakah itu karena aku terlalu bertekad, aku akhirnya berhasil mempertahankan napasku, aku benar benar menyedihkan, ketidakadilan ini bersarang lekat dalam hatiku, membuatku tidak rela untuk meninggalkan kehidupan ini begitu saja, meskipun hanya tinggal satu napas terakhir, maka aku juga akan tetap mengutarakannya, jadi, aku bertekad untuk hidup dengan berjalan keluar.

Tanganku terasa melorot dari tempatnya, kedua kakiku gemetaran, selangkah semi selangkah aku berjalan keluar, kedua mataku hanya menyisakan segaris cahaya, tetapi dalam segaris cahaya ini aku masih bisa melihat dengan jelas tujuanku. Dengan cara seperti ini, aku berjalan seperti arwah, melewati kerumunan orang, dan berjalan hingga kedepan Ferdy dan Clara.

Aku menghentikan langkah gemetaranku, dan berdiri tegak diantara kedua orang itu kemudian berkata aaaahhh kemudian suaraku tidak terdengar lagi. Kemudian pada akhirnya aku menggunakan sisa tenaga ku untuk berteriak, “aku tidak bersalah, kalian tidak seharusnya memperlakukanku seperti ini!”

Semua yang sudah aku tahan di dalam dadaku akhirnya bisa aku ungkapkan, tekadku seketika runtuh, dan setelah mengatakan itu tubuhku langsung terkapar di atas tanah, tidak sadarkan diri.

Saat tersadar aku sudah berada di atas ranjang rumah sakit, aku masih saja tidak bisa merasakan apapun, kesadaranku pun menghilang beberapa kali, hanya saja aku mencoba sekuat tenaga untuk membuka kedua mataku, dan melihat sosok Fetrin yang kedua matanya memerah, sedang menjagaku di samping ranjang.

Fetrin sudah menjagaku selama sehari semalam, dia yang begitu hebat, baru pertama kali merasakan rasa sakit seperti ini yang sangat dalam, dia selama ini selalu saja terlihat tegar, dan tidak akan mudah mengekspresikan apa yang dia rasakan di wajahnya, dia juga tidak mudah terluka, tetapi pada saat aku keluar dari penjara, dia terlihat sangat menderita akan diriku.

Tetapi kali ini dia bisa merasakan luka dan rasa sakit yang tidak ada bandingannya dalam diriku, luka semacam ini membuatnya merasakan sakit jauh lebih dalam dibandingkan denganku yang sudah hampir mati, karena dia tau jika rasa sakit dan penderitaan yang aku alami jauh lebih menyakitkan dibanding mati, dia tau jika aku dibakar hidup hidup hingga menjadi seperti ini, aku yang masih bertekat keluar dari kobaran api dengan kekuatan yang aku miliki, aku yang masih saja kekeh jika aku tidak bersalah. Ada seseorang yang memvideokan kejadian waktu itu, saat Fetrin melihatnya, air matanya menjadi menggila, perempuan kuat sepertinya masih saja bisa menangis untuk diriku yang tidak berdaya.

Dalam hatinya penuh dengan rasa sakit dan menyalahkan diri sendri, dia langsung pergi kerumah sakit, dan menjagaku tanpa beristirahat, bahkan dia meneteskan air matanya beberapa kali, matanya bengkak saja sampai tidak dia sadari.

Saat itu dia melihat aku mulai tersadar, dan air matanya terlihat kembali terjatuh, dia berkata dengan suara serak, “Chandra, akhirnya kamu sadar!”

Aku menatap Fetrin dengan pandangan yang sedikit kabur, karena kesadaranku yang belum pulih sepenuhnya, pikiranku terasa kosong, dan dalam sekejap tidak bisa memikirkan apapun dan kemudian tiba tiba pikiranku kembali tergugah teringat akan kejadian sebelum aku jatuh pingsan, seketika aku merasakan sakit dan panas di sekujur tubuhku, penderitaan yang sangat perih menyeruak dalam diriku, kejadian itu adalah hal yang tidak akan aku lupakan seumur hidup, penderitaan seperti itu tertanam dalam jiwaku, dan membuatku merasakan sakit hingga tidak ingin hidup lagi.

Semakin aku memikirkannya maka rasanya menjadi sangat menyakitkan, luka dalam hatiku terasa sangat menyedihkan, luka ini terasa diguyur dengan kucuran darah, hingga air mataku sudah tidak sanggup untuk membekas lagi.

Fetrin yang melihat ada yang tidak benar dengan keadaanku dia langsung memanggil dokter.

Dokter memberikanku pemeriksaan menyeluruh, kemudian berkata kepada Fetrin jika aku sudah melewati masa kritis, dan tidak ada bahaya mengancam.

Setelah mendengar itu dia baru kemudian merasa lega, dia menatapku dalam dalam, dan berkata, “Chandra, sebenarnya apa yang terjadi kepadamu?”

Semuanya sudah sampai seperti ini, tetapi Fetrin masih saja tidak mengetahui kenyataan yang sebenarnya, dia pergi mencari Ferdy meminta penjelasan, dan dia mengatakan jika aku lah yang mencari gara gara terlebih dahulu kepada Clara.

Fetrin tentu saja percaya jika aku tidak akan membalaskan dendamku melalui Clara, tetapi saat Ferdy memutuskan jika kenyataannya seperti ini tentu saja hal ini sangat membuat Fetrin merasa geram, tetapi dia tidak mengatakan apapun dan hanya menungguku tersadar untuk mengetahui kenyataan yang sebenarnya.

Saat mendengar perkataan Fetrin membuatku sedikit tersadar, dan kemudian menjelaskan, “aku tidak bersalah!”

Saat dia mendengar apa yang aku katakan, ekspresi di wajahnya terlihat semakin dalam, dia mengerutkan keningnya, dan tenggelam dalam pemikirannya, dan tidak mengatakan apapun lagi.

Aku bisa melihat kesusahan yang dialami oleh Fetrin, entah apa alasannya, aku dibakar hidup hidup oleh Ferdy, dan ini adalah kenyataannya, tetapi Fetrin tidak mengatakan jika dia akan membalas dendam untukku. Dulu meskipun itu adalah masalah kecil dia akan selalu saja membalaskannya untukku, tetapi kali ini aku sudah dijebak, dan dicelakai hingga seperti ini saja Fetrin masih tidak menunjukkan sikap apa apa, bisa dilihat jika Ferdy benar benar seseorang yang tidak bisa disentuh, jika Fetrin ingin membalasnya, maka sama saja seperti sebuah telur yang meghantam batu, jadi Fetrin hanya merasa tidak terima, tetapi masih saja tidak berniat untuk balas dendam.

Aku juga tidak akan memohon kepadanya untuk membalaskan dendam kepada Ferdy, meskipun aku membencinya, meskipun dalam hatiku penuh dendam kepadanya, tetapi aku tidak berpikir untuk membalas dendam, aku tau jika musuhku ini sangatlah kuat, dia begitu kuat hingga aku tidak bisa berkutik, aku juga tidak ingin keluargaku teribat dalam hal ini, jadi biarkan saja masalah ini berakhir seperti ini. Aku tidak bisa bersaing dengan Ferdy, kedia tanganku sudah lumpuh, tubuhku menderita luka bakar yang sangat parah, kalau begitu, apa gunanya aku hidup, kenyataan yang harus aku katakan sudah aku katakan sebelum aku jatuh pingsan, dan sekarang aku benar benar tidak ingin hidup lagi.

Setelah terdiam sebentar, aku kemudian menyeletuk, “biarkan aku mati saja!”

Fetrin yang mendengar perkataanku terlihat ekspresi di wajahnya langsung berubah, dia kemudian berkata dengan cemas, “Chandra, kenapa kamu berpikir seperti itu!”

Aku menundukkan pandanganku, dan melihat tubuhku yang sudah kaku seperti kayu, kemudian mengatakan, “aku sudah menjadi seperti ini, apa gunanya aku hidup?”

Fetrin bisa mengerti akan keputusasaan yang aku rasakan, dia tau akan apa yang paling aku pedulikan, jadi dia langsung membujukku, “Chandra, jangan khawatir, sekarang kemampuan di bidang medis sangat maju, dokter juga mengatakan jika lukamu bisa disembuhkan, pengobatan disini memang terbatas, tunggu hingga kamu pulih, maka aku akan membawamu keluar negeri untuk melakukan operasi, kamu pasti akan kembali seperti sedia kala.”

Luka bakar di tubuhku terlalu serius, wajahku juga hampir terbakar habis, meskipun keluar negeri untuk melakukan operasi, walaupun berhasil maka wajahku juga tidak akan seperti aku yang dulu lagi. Yang paling penting adalah dalam hatiku, aku sudah tidak memiliki keinginan untuk hidup lagi, kekejaman dan kekuasaan yang dimiliki oleh Ferdy benar benar memberikan pukulan yang sangat besar kepadaku, aku sudah tidak bisa berada dalam satu dunia yang sama dengannya, memikirkan hal itu membuatku hanya bisa menghembuskan napas panjang, berkata dengan penuh keputusasaan, “tidak perlu, aku sudah tidak ingin hidup lagi.”

Fetrin menatapku dalam, kedua matanya memerah, dia bisa merasakan penderitaan yang aku rasakan, hanya saja dia juga tidak menginginkan aku seperti ini, dia ingin agar aku bersemangat, kemudian kembali membujukku, “Chandra, kenapa kamu berpikir seperti ini. Bukankah kamu memiliki ambisi dan keinginan sebelumnya, kamu selama ini selalu tegar, kamu selalu bangun dimanapun kamu terjatuh, jangan berkecil hati, kamu harus hidup demi keyakinanmu sendiri.”

Aku menggerakkan bibirku dan tersenyum dengan sangat menyedihkan ke arah Fetrin, “sekarang keyakinan yang aku miliki hanya balas dendam, tetapi selama aku hidup ini aku tidak akan bisa membalaskan dendamku, aku hanya harus mati dan membalas dendam, dan arwahku yang akan melakukannya untukku!”

Kepedihan dan penderitaan yang Ferdy berikan kepadaku sudah melampau segalanya, dia menguasai dunia berdasarkan kekuatannya sendiri, jadi dia menghabisiku seperti menghabisi semut saja, waktu itu saat di penjara juga sama saja, dia memberiku penyiksaan tiada akir, dan kali ini dia menjadi semakin keterlaluan, dia tidak peduli walaupun aku tidak bersalah, dia ingin membakarku hidup hidup, dendam seperti ini harus bagaimana lagi aku menahannya, aku bukan hanya tidak bisa membalas dendam, tetapi aku juga masih harus menerima penindasan yang Ferdy berikan kepadaku seumur hidup, bagaimana aku bisa hidup jika sudah seperti ini. Kejadian seperti yang terjadi di toko malatang aku benar benar tidak ingin mengalaminya untuk yang kedua kalinya.

Fetrin setelah mendengarkan apa yang aku katakan langsung tergerak hatinya, dia bisa merasakan penderitaanku, dia tidak bisa melupakan perkataan terakhir yang aku ucapan kepada Ferdy di dalam video, kekesalan semacam itu benar benar menyentuh lubuk hati Fetrin, dia tau jika dendam ini tida dibalaskan, maka aku akan memilih mati dibanding bertahan hidup dengan menyedihkan, dia tidak bisa menahan kebencian ini, dia sudah menahannya cukup lama, dan kali ini dia benar benar tidak perlu lagi untuk menahannya.

Dalam keheningan, tiba tiba terlihat amarah meledak ledak di kedua mata Fertin, dia mengeratkan giginya geram, dan kemudian berkata dengan sangat kekeh, “aku akan membantumu membalaskan dendam!”

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu