The Serpent King Affection - Bab 72 Mati Dalam Mimpi
Alis pria itu berkerut semakin tegang. Di dalam hatinya ada kemarahan. Sebenarnya siapa yang masuk ke kamar tidurnya dan memberi racun secara diam-diam, dan juga tidak meninggalkan jejak sedikitpun. Dan lagi, wanita yang di pelukannya, bahkan dia tidak sadar bahawa dia sudah diracuni. Kalau tidak, pasti bisa mengeluarkan suara, sehingga para penjaga dan pelayan wanita tidak mungkin tidak merasa ada sesuatu yang terjadi.
Di dalam istana ular, orang yang mempunyai kekuatan, takutnya hanyalah seorang saja, dia menebak-nebak sendiri dalam hati.
“Penjaga Andrew Bai. Masalah ini aku serahkan padamu. Batasmu hari ini untuk menemukan pembunuhnya. Kalau tidak, kamu mengerti akibatnya.”
Kata pria itu degan dingin, dengan kewibawaan seorang raja. Perkataan Raja Ular seperti sebuah gunung yang berat, menekannya membuat dia tidak bisa bernafas.
Dia bisa merasakan seberapa besar amarah Raja Ular.
“Baik, Raja Ular. Bawahan bisa menjalankan perintah dengan baik untuk mencari pembunuh.”
Kata Penjaga Andrew Bai dengan hormat. Karena waktu yang sangat mendesak, untuk membicarakannya, dia mengajak pelayan wanita untuk mengundurkan diri pergi memeriksa si pemberi racun.
Hanya ada satu orang yang terkejut termenung di kamar tidur dan itu adalah Ular Putih. Bagaimanapun dia tidak bisa menerima Nona sudah tidak ada lagi. Dia sangat sedih, dengan melihat Nonanya yang berada di pelukan Raja Ular dengan berkedip-kedip. Air matanya sejak tadi sudah mengalir.
“Susan, panggil Dokter Ular kemari.”
Mendengar suara yang dingin, Ular Putih Kecil baru sadar dan menghapus air matanya.
“Raja Ular, Susan pergi memanggil Dokter Ular sekarang.”
“Isabelle Yao, tidak peduli bagaimanapun, aku akan menolongmu.”
Memeluk wanita yang sudah tidak bernyawa, hatinya tidak pernah sesakit ini. Dia memeluknya erat, memberikannya kehangatan, tidak ingin badannya semakin lama semakin dingin.
Cara satu-satunya sekarang ini adalah mencari orang yang memberi racun, mendapatkan penawar racun, lalu ditambah kekuatannya sendiri untuk menolongnya. Ini adalah satu-satunya harapan.
Lagipula, setelah Penjaga Andrew Bai pamit mengundurkan diri dari kamar tidur Raja Ular, dia mengutus orang untuk mencari orang yang mencurigai ke seluruh tempat. Dia sendiri juga melakukan investigasi. Kalau investigasi ini tidak ada hasil, dia tahu bagaimana kehidupannya setelah ini.
Hanya saja, pembunuh ini tidak meninggalkan jejak. Ini membuat Penjaga Andrew Bai sakit kepala, tidak tahu harus bagaimana bertindak.
Dan di saat seperti ini, seorang pelayan wanita lewat dari depannya.
“Berdiri.”
Katanya dengan suara yang datar. Pelayan wanita itu menghentikan langkahnya.
“Halo, Penjaga Andrew Bai.”
Kata pelayan wanita dengan hormat. Tangannya membawa sekeranjang bunga, berdiri di depan Penjaga Andrew Bai.
“Kamu ini mau ke mana?”
Tanya Penjaga Andrew Bai kepada pelayan wanita dengan suara yang berat dan cuek. Ini membuat pelayan wanita panik.
“Pembantu, pembantu ke kebun bunga ini untuk memetik bunga.”
Nyali pelayan wanita kecil. Di panggil oleh Penjaga Andrew Bai saja dia benar-benar terkejut.
Penjaga Andrew Bai memanggilnya karena dia adalah pelayan wanita yang melayani di sisi Bunda Mo di paviliun Malige. Mendengar pelayan wanita mengatakan ke mari untuk memetik bunga, dia sudah menebak kalau yang memberi racun adalah Bunda Mo.
“En. Pergilah.”
Bunda Mo menyuruhnya untuk pergi mendengar-dengar informasi, melihat apa makhluk manusia itu sudah mati meminum anggur beracun. Dia baru saja pergi ke sana, tapi sudah ditahan oleh Penjaga Andrew Bai. Pelayan wanita yang merasa bersalah dengan alami merasa takut. Untung saja Penjaga Andrew Bai tidak menanyakan apapun. Pelayan wanita itu pun pergi dengan cepat.
Penjaga Andrew Bai menghela nafas dengan perlahan. Penjaga Andrew Bai juga tidak mengerti apa yang tidak puas bagi keluarga ini . Tidak peduli bagaimanapun, dia hanya akan berdiri di sisi Raja Ular.
Setelah mendengar laporan Penjaga Andrew Bai, pria itu mengerutkan alisnya lebih kencang. Sejak awal dia sudah mencurigai Bunda Mo. Yang bisa membuat hal seperti ini dan membuatnya tidak bisa mendeteksinya di istana ular ini, hanya ada Bunda Mo seorang. Hanya saja, dia masih tidak berani percaya pada Ibu Ratu sendiri telah melakukan hal kejam dengan memberikan racun untuk menyebabkan kematian pada wanita yang dia cintai. Kali ini, dia tidak akan memaafkannya.
Lagi dan lagi, yang lalu biarlah berlalu. Kesabarannya sudah sampai batas. Kalau dia mengangap dirinya sebagai anaknya, kenapa bisa melakukan hal seperti ini membuatnya sakit kehilangan cintanya. Karena dia tidak peduli pada perasannya, juga tidak bisa menyalahkannya untuk tidak mengenalnya.
“Raja Ular, yang diderita Nona adalah racun untuk mati dalam mimpi. Racun ini tidak ada warna dan bau. Korban racun ini adalah kantuk, tapi saat tertidur, kematian adalah hal yang pasti.”
Kata Dokter Ular dengan hormat. Melihat Nona sudah meninggal, Dokter Ular merasa sedih. Bahkan sebagai Dokter Ular, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa.
“Apa tidak ada obat penawar? Aku perintahkanmu, tidak peduli bagaimanapun, temukan untuk menolongnya. Kalau tidak aku menginginkan nyawamu.”
Kata pria itu dengan dingin. Wajahnya menggelap. Siapapun yang melihatnya bisa terkejut sampai gemetaran. Dokter Ular terkejut sampai kedua kakinya gemetar lemas.
“Raja Ular jangan marah. Kematian dalam mimpi tidak ada…… Tidak ada obat penawar. Kecuali……”
Kata Dokter Ular dengan gemetar ketakutan, sangat takut pada Raja Ular. Sebagai Dokter Ular ribuan tahun, ini pertama kalinya dia melihat Raja Ular seperti ini.
“Katakan.”
Katanya dengan amarah, yang lagi-lagi mengejutkan Dokter Ular.
“Kecuali, ada sebutir obat abadi, bisa menolong nyawa Nona. Obat abadi bisa menawar ratusan racun dan juga ada khasiat untuk menghidupkan kembali orang mati. Tapi, obat abadi hanya ada dua butir. Satu butir ada pada leluhur orang Dunia Abadi, dan satunya lagi dengar-dengar dicuri oleh iblis jahat rendahan. Keberadaannya tidak diketahui……”
Obat abadi. Mata yang dalam milik pria tersebut memancarkan sinar. Kalau dia tidak salah ingat, sepertinya ada iblis yang entah dari mana memberikannya sebutir obat abadi, tapi juga tidak tahu asli atau palsu.
“Penjaga Andrew Bai, bawa kotaknya kemari.”
Kata pria tersebut dengan dingin. Tatapannya jatuh ke salah satu kotak hadiah pernikahan yang disusun di meja.
Penjaga Andrew Bai dengan cepat membawa kotak hadiah kepada Raja Ular. Tidak tahu mengapa Raja Ular menginginkan kotak hadiah tersebut.
Hanya saja saat Raja Ulat membuka kotak hadiah tersebut, seluruh orang yang berada di sana terkejut. Di dalam kotak bukan ada hal lain, tapi memang ada obat abadi yang dikatakan oelh Dokter Ular tersebut.
“Ini, ini adalah obat abadi yang asli. Nona bisa ditolong.”
Yang paling antusias, tidak lain adalah Dokter Ular. Sebagai Dokter Ular, dia tidak pernah melihat obat abadi. Sekarang bisa dikatakan menambah pengetahuannya, sudah melihat obat abadi.
Pria tersebut memasukkan obat abadi ke dalam mulut wanita, lalu melihatnya dalam diam, menunggu obat abadi itu menolongnya.
Ini harapan satu-satunya. Dia tidak ingin dikecewakan.
Tapi setelah beberapa saat, wanita dalam pelukannya masih sama saja, wajahnya masih biru pucat dan tidak ada kehidupan.
“Dokter Ular, bukankah kamu mengatakan obat abadi memiliki khasiat untuk menghidupkan orang mati. Tapi kenapa tidak ada perubahan apapun setelah dia makan obat abadi ini?”
Lagi-lagi berkata dengan suara amarah, mengagetkan semua orang sampai gemetaran.
“Ini…… Ini……”
Legendanya memang seperti itu, obat abadi mempunyai khasiat menghidupkan kembali orang mati. Tidak ada alasan untuk tidak bisa menghidupkan Nona. Dokter Ular sedari tadi sudah panik sampai keringat dingin. Dia tahu kalau Nona tidak bisa hidup kembali, dia juga tidak akan hidup tenang.
Di saat Dokter Ular menghapus keringat dinginnya, keajaiban terjadi. Melihat wajah wanita yang sebelumnya biru pucat, perlahan-lahan menjadi merah kembali. Jantung yang sebelumnya berhenti bergerak, sudah kembali bergerak lagi.
“Raja Ular, cepat kamu lihat, Nona sudah tertolong……”
Suara Dokter Ular terdengar sangat antusias. Dia tidak perlu khawatir lagi karena tidak bisa menolong Nona dan juga akan dibunuh oleh Raja Ular. Hatinya yang berat itu menjadi tenang.
Novel Terkait
Awesome Guy
RobinHidden Son-in-Law
Andy LeeCinta Dan Rahasia
JesslynLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyMenaklukkan Suami CEO
Red MapleMr Huo’s Sweetpie
EllyaCinta Yang Berpaling
NajokurataCEO Daddy
TantoThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya