The Serpent King Affection - Bab 158 Mencari Bayi Ular

Ketujuh bayi yang belum lama lahir itu, kemudian tertidur pulas, di mulut mereka masih terdapat sisa susu, mulut mereka terlihat seperti sedang menyusu, seolah mereka sedang memimpikannya.

“Ayah, ibu.”

Bayi tersebut berbicara dalam tidur, mereka merindukan ayah dan ibu mereka.

“Tidurlah dengan tenang, paman akan membantu kalian mencarikan ayah dan ibu kalian.”

Pria Cantik Berbaju Putih tersebut menepuk pundak salah seorang bayi dengan lembut, paras mereka sangat lucu dan menggemaskan.

Dia menyadari, mereka bukanlah bayi biasa, ayah dan ibu mereka, pastilah juga bukan orang sembarangan, yang membuat pria itu tidak mengerti adalah, mengapa anak-anak ini sendirian berada diluar? Apa yang sesungguhnya telah terjadi?

Ketika aku terbangun dari pingsan, aku merasakan tubuh ini telah kehilangan semua tenaganya.

“Karen Qing, Karen Qing.”

Aku memanggil dengan suara lirih, setelah melahirkan, aku merasa sangat lelah dan lemah

Karen Qing yang pingsan akibat dipukul samar-samar mendengar sesuatu, dia pun terbangun dari pingsan.

“Kakak.”

Karen Qing mengatakan, dia tiba-tiba merasakan rasa sakit muncul di kepalanya.

“Kakak tidak apa-apa?”

Karen Qing mengusap bagian kepalanya yang sakit, dia merasa sudah lebih baik, dia memapahku sambil bertanya.

“Aku baik-baik saja, bagaimana dengan bayinya?”

Aku bertanya pada Karen Qing, aku sangat ingin melihat, bagaimana paras bayiku.

“Aku akan pergi melihat.”

Mendengarku bertanya, Karen Qing pun mencari bayiku, saat itu dia baru sadar, bayi yang dilahirkan kakak sudah menghilang.

“Kakak, bayi……bayi……”

Karen Qing berbicara dengan gagap, dia tidak menyangka, bayi yang dilahirkan kakak bagaimana bisa hilang?

“Ada apa Karen Qing, ada apa dengan bayiku?”

Melihat wajah Karen Qing yang sepertinya tidak beres, aku panik dan bertanya, aku menggunakan seluruh tenagaku untuk bangkit, aku melihat dibawah kakiku, selain sisa darah dari proses melahirkan, aku tidak menemukan bayiku.

“Dimana bayiku?”

Aku melihat sekeliling mencari bayiku, tidak mungkin, aku jelas-jelas merasakan bayiku sudah lahir, meskipun aku belum sempat melihat rupanya, tapi bagaimana mungkin bayiku bisa hilang.

“Kakak, bayinya sudah hilang.”

Karen Qing menjawab, dia sudah ketakutan sampai menangis, dia jelas-jelas melihat kakaknya sudah melahirkan, bagaimana mungkin bayinya hilang, dia sedih sekali, dia menyalahkan dirinya, karena tidak sanggup menjaga bayi tersebut.

“Mengapa bisa seperti ini, Karen Qing, apa kamu melihat bayiku, bagaimana bayiku bisa hilang.”

Tidak bisa menemukan bayiku, membuat hatiku sangat sedih, dan menderita, bagaimana bisa bayiku menghilang, bagaimana mungkin.

Tidak peduli dengan kondisi badan yang lemah sehabis persalinan, aku mencari bayiku kemana-mana, kemudian aku keluar dari turun dari atas batu berjerami tersebut.

“Kakak, kakak jangan banyak bergerak, kakak……”

Karen Qing melihat aku yang khawatir, hatinya sangat sedih, memelukku dan menangis.

“Aku sudah kehilangan suamiku, aku tidak bisa kehilangan bayiku, tidak boleh, dimana bayiku, mereka baru lahir, bagaimana bisa hilang begitu saja.”

Aku tidak peduli dengan sekujur tubuh yang kotor, aku menangis sedih, kehilangan barang paling berharga, aku tidak tahu untuk apalagi aku hidup.

“Kakak, kakak masih ada aku, aku tidak akan meninggalkanmu, tidak akan.”

Karen Qing mengatakannya sambil menangis, dia sangat menyayangi kakak, kakak sangat baik, tapi mengapa dia harus mengalami cobaan seberat ini.

“Karen Qing, ketika bayiku lahir, apa kamu melihat paras mereka?”

Setelah menangis karena sedih, aku tidak percaya bayiku menghilang tanpa alasan, akupun bertanya pada Karen Qing.

Mendengar pertanyaanku, dia menghapus air matanya, mengingat kembali apa yang terjadi pada saat itu.

“Waktu itu kakak luar biasa kesakitan, kemudian sebuah cahaya merah masuk ke perut kakak, aku melihat kakak melahirkan sebuah telur yang begitu indah, tapi kemudian, aku merasakan rasa sakit pada bagian kepala, seperti ada seseorang yang memukulku dari belakang, aku pun kehilangan kesadaran, setelah bangun bayi pun menghilang.”

Mengatakannya, sesuatu yang penting terbesit pada Karen Qing, “Kakak, mungkinkah ada orang yang menyerangku dan membawa kabur telur bayi? Kalau tidak bagaimana mungkin bisa menghilang begitu saja.”

Suara Karen Qing terdengar gemetar karena tangisan tadi.

“Kalau begitu, siapa yang mungkin mencuri bayiku, sepertinya aku tidak menyinggung siapapun, mengapa dia mencuri bayiku?”

Aku berkata, mendengar penjelasan dari Karen Qing, setelah aku kehilangan kesadaran, ada yang memukul Karen Qing hingga pingsan, kemudian membawa kabur bayiku, aku tidak bisa menebak, siapakah orang itu, disaat ini, aku hanya memikirkan bayiku, hatiku sangat khawatir, orang yang membawa kabur bayiku, mungkin saja orang jahat.

“Kakak jangan khawatir, bayi kakak memiliki peruntungan yang bagus, pasti baik-baik saja, kakak istirahatlah sejanak, aku akan menemani kakak mencari bayi kakak.”

Karen Qin mengatakan hal itu padaku.

“Karen Qing, aku tidak bisa beristirahat, kamu papah aku, kita pergi mencari bayiku, aku sangat mengkhawatirkan bayiku.”

Sambil mengatakannya, air mataku tidak henti-hentinya mengalir, saat ini aku sangat merindukan suamiku dan bayiku.

“Tapi, kakak masih lemah.”

Karen Qing membalas dengan khawatir, dia mengkhawatirkanku.

“Aku tidak apa-apa, kamu tidak perlu khawatir, kita pergi mencari bayiku.”

Karen Qing akhirnya menyerah, dan memapahku, berjalan keluar dari mulut gua.

Baru saja keluar dari mulut gua, warna langit pun berubah drastis, langit yang tdinya begitu cerah berubah mendung, suara petir memekakkan telinga,tidak lama kemudian, turun hujan deras dari langit.

“Kakak, pelankan langkahmu.”

Aku dipapah Karen Qing berjalan dibawah hujan, sekujur tubuhku basah oleh hujan.

“Ya, Karen Qing, kamu masih sanggupkan?”

Aku bertanya pada Karen Qing, sampai hari ini banyak hal telah terjadi, aku terpisah dari suamiku, hanya Karen Qing yang masih setia menemaniku, ketulusannya, tidak bisa dilukiskan dengan perkataan.

“Aku baik-baik saja, kakak tidak perlu khawatir, badan kakak masih sangat lemah, dan sekarang malah kehujanan, aku takut kakak tidak akan sanggup bertahan.”

Karen Qing menjawab dengan khawatir.

“Aku tidak apa-apa, aku hanya ingin dengan segera menemukan bayiku, maaf masih merepotkanmu.”

Aku menjawab, aku sangat berhutang budi pada Karen Qing.

“Aku bahagia, kakak tidak berkeberatan ditemani olehku, tidak peduli bagaimanapun, aku akan terus berada di samping kakak.”

“Baiklah, terima kasih.”

Aku menangis dan memeluk Karen Qing, tidak tahu apakah ini tangisan karena kehilangan suami dan anakku atau karena ketulusannya.

“Kakak, pelan-pelan dan berhati hatilah, jangan terlalu khawatir, kita pasti akan menemukan bayi kakak.”

Karen Qing memapahku, kita meneruskan mencari bayiku, kita berjalan sambil berbicara.

“Ya.”

Aku menganggukkan kepala, jalan pegunungan memang sulit ditempuh, aku terpeleset, kemudian jatuh ke lembah.

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu