The Serpent King Affection - Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
"Terima kasih nona Isabelle Yao."
Penjaga Andrew Bai berterima kasih sambil memberi hormat.
"Hal kecil, tidak perlu berterima kasih."
Aku terlalu dini untuk percaya diri, lelaki itu tentu tidaklah mudah untuk dibohongi.
Aku dan Penjaga Andrew Bai memasuki istana seperti biasa, dengan wajah yang tenang, seperti tidak pernah terjadi sesuatu.
Di istana yang mewah dan luas, diatas meja penuh dengan makanan, pria cantik itu telah duduk di depan meja, menungguku makan.
"Raja ular, Penjaga Andrew Bai sudah membawa nona Isabelle Yao kemari.”
Nona Isabelle Yao memberi hormat kepada Raja Ular.
“Mengapa hari ini pulang malam, Penjaga Andrew Bai, apa ada masalah?"
Pria cantik itu bertanya dengan dingin, wajah acuh tak acuh, menatap Penjaga Andrew Bai.
"Menjawab pertanyaan Raja Ular, malam ini, malam ini..."
Aku segera mendekati Penjaga Andrew Bai, dengan lembut menarik pakaiannya, mendengar dia berbicara dengan gugup, tahu bahwa dia tidak bisa berbohong. Aku memberi tahunya agar tenang, cukup memberikan alasan.
"Ehm? Apa yang terjadi malam ini? Katakan?"
Pria cantik itu bertanya denga acuh, mengambil segelas anggur dari meja dan meminumnya dengan anggun. Dia ingin mendengar kebohongan apa yang akan dikatakan oleh kedua orang ini.
"Oh, malam ini aku berbicara dengan beberapa pelayan dan meminta penjaga Andrew Bai menungguku."
Aku berkata dengan canggung, aku pikir cukup mudah memberinya alasan, tidak menyangka akan begitu sulit, sepertinya orang-orang mempunyai kemampuan untuk membaca pikiran.
"Apa benar? Penjaga Andrew Bai?"
Austin Ye meletakkan gelasnya dan menatap penjaga Andrew Bai.
Penjaga Andrew Bai berkeringat dengan gelisah, dia bisa melakukan banyak hal, tapi sangat sulit baginya untuk berbohong.
“Iya begini.”
Melihat penjaga Andrew Bai tidak berbicara, aku membantunya menjawab.
“Ehm?”
Pria cantik melihat pengawal Andrew Bai menundukan kepala, tidak berani menjawab, menatap balik kepadaku, rasanya sedikit dingin.
“Ehm ehm.”
Aku mengangguk kepala, penjaga Andrew Bai mengerti dan segera mengangguk kepala.
Pria cantik mencibir, apa mungkin dia percaya?
Untunglah dia baik-baik saja, atau dia tidak akan melepaskan penjaga Andrew Bai.
“Makanlah.”
Untungnya dia tidak bertanya lagi, aku dan penjaga Andrew Bai menghela nafas lega, berbohong untuk kebaikan.
“Baiklah, mari makan.”
Perasaaan tegang sudah terlepas, begitu banyak makanan di atas meja makan, membuatku lapar.
“Penjaga Andrew Bai mari duduk makan bersama.”
Aku duduk di sebelah Austin Ye, meminta penjaga Andrew Bai makan bersama.
"Nona Isabelle Yao, penjaga Andrew Bai pamitan dahulu, masih ada tugas yang diberikan oleh Raja Ular yang belum diselesaikan.
Penjaga Andrew Bai memberi hormat, bersyukur raja Ular tidak mempertanyakan tanggung jawabnya, lebih baik dia melakukan pekerjaan di dunia Ular dengan baik.’
Penjaga Andrew Bai pergi, hanya ada aku dan Austin Ye makan bersama.
Aku mengambil mangkuk kecil, sedikir sayur dan daging, lalu mulai makan, saat megangkat kepala aku melihat pria cantik sedang memandangiku, sepertinya tidak ingin makan.
“Mengapa melihatku? Apa kamu tidak lapar?”
Aku bertanya, tidak peduli bagaimana dia melihatku, aku memasukkan sepotong daging kemulutku.
"Apa yang kamu bicarakan dengan pelayan malam ini?"
Dia tiba-tiba bertanya, tatapan mata yang dalam seperti melihat segala sesuatu.
"Itu," aku meletakkan mangkuk, bukankah sudah selesai, mengapa bertanya lagi, apa tidak mempercayai kata-kata yang baru saja aku katakan, “ Masalah wanita, kalian para pria tidak akan mengerti."
Aku menjawabnya dan melanjutkan makan.
"Lalu kenapa dengan lehermu?”
Dia bertanya lagi, dengan wajah tanpa emosi.
"Ini," aku meletakkan mangkuk, apakah ada luka di leherku? Aku tidak bisa melihatnya, aku tidak mungkin memberi tahunya.
“Ehm?”
Dia berkata dengan datar, mengangkat gelas anggur dan minum sedikit demi sedikit.
Novel Terkait
Don't say goodbye
Dessy PutriPredestined
CarlyAwesome Husband
EdisonYour Ignorance
YayaMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniBack To You
CC LennyThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya