The Serpent King Affection - Bab 5 Dikelilingi Ular

Hei wanita, kau sudah membangunkan aku dari tidurku, kau juga sudah mengotori tubuhku dengar air mata dan ingusmu, pandangan mata ular itu mendingin.

Kalau aku tahu air mata dan ingusku akan membuatmu marah, aku pasti akan mencucinya sampai bersih......

Tapi walaupun aku benar-benar mau mencucinya, dia juga tak akan memberiku kesempatan, ular itu sudah membuka mulutnya lebar-lebar......

Ya Tuhan! Ular itu mau menelanku, kenapa masih melongo saja, cepat kabur, aku harus berusaha keras untuk lari daripada berdiam diri dan menunggu mati di sini.

Aku pun langsung membalikkan badanku dan mencoba untuk lari, namun tak disangka, pemandangan di depan mataku itu seketika membuatku diam tak berkutik.

Aku melihat bayangan pohon-pohon yang kecil dan besar, dan bayangan-bayangan itu dipenuhi dengan mata-mata kecil yang berkilauan.

Ternyata di sini bukan hanya ada seekor ular python raksasa saja! Hutan ini dipenuhi dengan ular-ular!

Karena terlalu kaget, aku pun membalikkan badanku kembali melihat ke arah python raksasa itu, lebih baik melihatinya daripada kumpulan ular-ular itu.

Lalu, aku pun terjatuh pingsan.

"Raja Ular, bagaimana Anda ingin membereskan wanita ini."

Kata seekor ular dengan nada penuh hormat.

Tiap ular pun tahu bahwa Raja Ular tak akan diam saja melihat wanita yang mengganggu tidurnya dengan tidak sopan ini

"Kalian mundur saja."

Kata ular python raksasa itu dengan dingin.

Para ular pun saling bertatapan mata, mereka sedikit bingung, biasanya masalah kecil seperti ini akan diberikan kepada para bawahannya, kenapa hari ini Raja Ular ingin membereskannya sendiri, mereka tak bisa membayangkan semenakutkan apa hukuman yang akan diberikan sang Raja.

"Baik, Raja Ular."

Kata ular-ular itu dengan hormat, mereka tetap bingung, tapi tidak ada seorang pun yang berani bertanya, mereka hanya diam saja dan mundur.

Setelah ular-ular itu pergi, ular python raksasa itu pun mendekat pada wanita itu, kepalanya yang besar menatap ke arah wajah manusia yang kecil itu.

Wajah wanita itu dipenuhi dengan debu, juga bekas air mata, tapi itu semua tetap tidak menutupi kecantikannya.

Ia bisa memakan wanita ini semudah membalikkan telapak tangan, tapi, tepat saat ia hendak memakannya, tiba-tiba seutas kelembutan menyelubungi hatinya, dia tidak tega, dan perasaan seperti ini belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Apa karena dia terlihat sangat kasihan?

Ular itu melihat sejenak ke arah sudut kegelapan dengan dingin, lalu menggendong manusia yang terbaring di atas tanah itu dan menghilang seketika.

Baru saja sang ular python pergi, segerombolan ular pun bermunculan dari sudut hutan.

Para ular-ular yang lebih kecil mengitari seekor ular kuning betina yang ukurannya sedikit lebih besar dari mereka, kelihatannya ular kuning itu bukan ular biasa,

"Kakak Mei, Kakak Hua, apa menurut kalian tadi Raja Ular melihat kita, pandangan matanya itu sungguh membuatku takut."

Kata seekor ular betina cantik sambil gemetaran, hanya dengan satu lirikan saja, sang Raja Ular pun bisa membuat mereka ketakutan.

"Raja Ular memang sudah tahu kita di sini, tapi semua itu tidak penting."

Kata ular kuning itu dengan dingin, matanya memandang ke arah tempat di mana sang Raja Ular menghilang.

"Apa maksud Kakak Mei?"

Beberapa ekor ular yang masih lugu dan kurang pintar itu saling bertanya-tanya, tidak ada yang tahu apa maksud perkataan ular kuning itu.

"Apa kalian tidak mengerti perkataan Kakak Mei? Wanita itu sudah mengganggu tidur Raja Ular, namun Raja Ular tidak memakannya, malah membawanya pergi, bukankah sangat aneh?"

Kata seekor ular putih yang dari tadi tidak berkata apa-apa.

Ular belang yang ada di samping pun menganggukkan kepala, dia juga berpikiran sama dengan apa yang dipikirkan si ular putih, namun si ular kuning tak berkata apa-apa, pandangan matanya sangat dingin.

"Apa mungkin Raja Ular sangat amat marah, sampai ia merasa ia tak akan membiarkan wanita itu mati begini saja?"

"Iya, iya, kalau tidak, Raja Ular tak mungkin membawanya pergi."

Kata ular-ular betina cantik itu, mereka semua tak ada yang bisa menebak mengapa Raja Ular berbuat seperti itu.

"Ular Putih, bagaimana menurutmu?"

Tanya si ular kuning pada Ular Putih dengan dingin, ia sama sekali tidak mendengarkan ocehan ular-ular betina yang lain, di antara ular-ular ini, selain dirinya, hanya ular kuning dan ular putih lah yang lebih pintar.

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu