The Serpent King Affection - Bab 147 Tidak Meninggal.
"Cepat panggil dokter ular."
Raja Ular Austin Ye bergegas berbicara kepada Karen Qing, pada saat ini dia sangat khawatir, benar-benar tidak akan bisa menerima jika terjadi sesuatu pada wanitanya.
Melihat Raja Ular mengendong kakak yang tak sadarkan diri di samping kolam, Karen Qing ketakutan, ia tercengang di tempatnya, di dalam hatinya, ia merasa sangat sedih.
Terus hingga Raja Ular menyuruhnya memanggil doker, Karen Qing baru meresponinya.
"Baik Raja Ular."
Karen Qing menjawab dengan hormat, sambil menangis sambil berlari untuk mencari dokter ular.
Detik berikutnya setelah Raja Ular Austin Ye memeluk Isabelle Yao keluar dari dasar air, Yoyo juga muncul.
"Kakak Austin Ye, saat kakak ipar sedang menikmati bunga teratai tidak sengaja tersandung dan masuk dalam air..."
Yoyo berkata sambil berpura-pura sedih.
"Kenapa kamu tidak menjaganya."
Berteriak padanya dengan nada yang terdengar dingin, setelah mengatakan itu, Raja Ular Austin Ye sambil menggendong Isabelle Yao meninggalkan kolam kembali ke istana.
Dan Yoyo, dia tertegun di tempatnya berdiri, apakah dia salah dengar? Ini adalah pertama kalinya Raja Ular Austin Ye meneriakinya, dan karena wanita itu, hatinya sangat sedih, dia sangat sedih, apakah dia tidak lebih penting dari wanita itu, dia sama sekali tidak menyesal menyingkirkan wanita itu, dia pantas mati, karena dia, kakak Austin Ye memperlakukannya seperti ini.
Walaupun dia sudah mati, Yoyo masih tetap sangat membencinya.
Istana Raja Ular
"Lapor Raja Ular, nona dia, dia ..."
Dokter ular baru saja memeriksanya, nona sudah berhenti bernapas, tidak pernah terpikirkan oleh Dokter ular, pagi ini mereka merupakan ibu dan anak yang masih sangat sehat, dan sekarang dia sudah tidak bernafas.
"Raja tidak mengijinkan dia mati, tidak peduli dengan cara apapun, ibu dan anakku harus diselamatkan."
Mendengar konfirmasi dari dokter ular bahwa dia sudah mati, Raja Ular Austin Ye meraung dan cengkeraman di kerah baju dokter ular, mengejutkan semua orang sehingga mereka semua segera berlutut, dokter ular terkejut hingga seluruh badannya berkeringat.
Dokter ular dapat memahami rasa sakit hati Raja Ular yang kehilangan orang tercintanya, meskipun ia adalah seorang dokter ular, tapi masih banyak hal yang ia tidak dapat lakukan, seperti menghidupkan orang yang telah mati.
"Mohon Raja Ular tabah, nona, nona dia sudah pergi."
Dokter ular itu juga berlutut di tanah dan berkata dengan gemetar, air matanya yang jernih mengalir dari mata buram itu, sebagai dokter ular tua, dia juga sedih dengan kematian nona.
Terutama Karen Qing, ketika dia mendengar berita dari dokter ular, dia sudah menangis, dia tidak bisa menerimanya, kakak yang memperlakukannya seperti adik sendiri, termasuk bayi yang belum lahir yang berada di dalam perut kakaknya itu, sudah tidak ada, sudah pergi.
Tentu saja, orang yang paling sedih adalah Raja Ular Austin Ye, ketika menghadap orang yang paling dicintai meninggal, hatinya sangat sakit, dia bahkan tidak dapat menopang tubuhnya sendiri, ia mengunakan satu tangannya memegang pinggiran tempat tidur untuk menopang tubuhnya, semua penjaga dan pelayan khawatir kepada Raja Ular, ingin menghampirinya dan membantunya.
"Semuanya pergi."
Dia berkata, menatap sedih pada orang yang tidak bergerak lagi di atas tempat tidur, pada saat ini, dia ingin dengan tenang menikmati waktu bersama wanitanya.
Para penjaga dan pelayan saling memandang, tidak berani mengganggu Raja Ular, pada akhirnya mereka semua pergi.
"Raja Ular harus menjaga diri, dokter ular pamit."
Dokter ular berkata dengan hormat, membawa Karen Qing yang masih menangis dan melihat ke arah ranjang itu.
Setelah semua orang pergi, yang tersisa hanya Raja Ular Austin Ye dan orang yang telah meninggal di tempat tidur itu.
Pria tampan itu berjalan ke pinggir tempat tidur dengan kesedihan di wajahnya, dia menarik wanita di tempat tidur, memeluknya didadanya dengan erat.
"Isabelle Yao, Raja sangat mencintaimu, bagaimana Raja bisa membiarkanmu dan bayi kita pergi begitu saja, kita satu keluarga, bukankah kita akan bersama-sama?"
Tidak mudah untuk bisa mengandung seorang anak, berpisah dan bersatu lagi, mengalami begitu banyak hal bersama, saling mencintai dengan begitu dalam, mengapa sekarang dia malah pergi.
Setelah mengatakan kata-kata sedih, air mata mengalir kebawah.
Pria tampan yang begitu kuat, demi wanita yang di cintainya, tidak dapat menahan air matanya untuk tidak jatuh.
Ketika semua orang sedih karena kematian Selir Ular, hanya satu orang yang diam-diam bahagia, dan orang itu adalah Yoyo.
Saat ini dia berdiri di jendela, melihat pemandangan di dalam, semua ini, adalah perbuatannya, menyingkirkan wanita itu, tentu saja dia senang, tetapi, ketika dia melihat Raja Ular Austin Ye demi wanita itu begitu tidak rela berpisah dengannya, hatinya masih merasa sangat iri.
Hanya saja, dia terlalu awal merasa bahagia, dia berpikir bahwa setelah dia menyingkirkan wanita itu dia bisa berada di samping Raja Ular, tapi semua tidak seperti yang dia inginkan, membuat dia tidak dapat berpikir keadaan bisa berbalik, tidak hanya dia, hal ini juga membuat orang tidak berpikir akan terjadi seperti ini.
"Isabelle Yao, kamu tunggu Raja, tidak peduli dengan cara apa pun, Raja akan menyelamatkan kalian berdua."
Pria tampan tu berkata dengan sedih, dagunya yang tajam terletak di dahi wanita itu, seluruh gambar itu, menunjukkan kesedihannya.
Sudah 2 kali dia merasakan rasa sakit karena berpisah dengannya, pertama kali saat Bunda Mo memberikannya racun, dia mengunakan pil keabadian untuk menyelamatkannya, kedua kali, tidak peduli dengan cara apapun ia harus menyelamatkannya.
Di lain sisi aku, setelah bayi dan sinar keemasan itu menghilang, aku seperti dalam keadaan tidak tidur, aku tidak mati, aku masih hidup, aku masih bisa mendengar Raja Ular berbicara kepadaku, aku ingin menjawab bahwa aku tidak mati, tapi aku tidak bisa mengatakannya.
Mendengar Raja Ular berkata bahwa dia akan menemukan cara untuk menyelamatkanku, aku gelisah, saat itu aku menghela nafas, dan menarik tangannya.
Aku tiba-tiba kembali hidup, yang paling terkejut adalah suamiku, dia membalikkan punggungnya, menatap aku dengan ekspresi tidak percaya.
"Isabelle Yao, kamu ..."
Suamiku berkata sambil terkejut, wajah tampan menunjukkan ekspresi tidak percaya, dia memelukku di dadanya.
"Isabelle Yao, apa yang terjadi?"
Detik berikutnya ia terkejut, kemudian di ganti dengan kegembiraan, tidak peduli apa alasannya, asalkan dia hidup kembali, itu adalah hal yang paling baik.
"Suamiku, aku tidak tahu, aku hanya merasa aku seperti sedang tidur, dan kemudian aku terbangun."
Aku berkata kepada suamiku, saya juga sangat bingung dengan apa yang sedang terjadi. Aku jelas-jelas terjatuh ke dalam air, bagaimana mungkin itu tidak terjadi apa-apa, apakah saat aku mendengar suara bayi berbicara itu ilusi?
"Aku mendengar bayi kita berbicara kepadaku."
Aku menyentuh perutku dengan satu tangan, tiba-tiba berpikir apakah bayi di perutnya baik baik saja.
Orang dewasa baik-baik saja, maka anaknya, tentu saja suaminya sangat peduli, kemudian memanggil dokter ular datang untuk memeriksaku.
"Kakak austin Ye."
Tepat pada saat ini, Yoyo mendorong membuka pintu dan hendak masuk, dan melihat Raja Ular Austin Ye memeluk wanita yang hidup kembali itu, tentu saja dia terkejut, mengira dia telah salah melihat, dia menggosok-gosok matanya dengan teliti melihatnya kembali, memang benar, wanita itu secara ajaib hidup kembali, dia awalnya berpikir untuk memanfaatkan kesempatan ini, untuk pergi menghibur Raja Ular Austin Ye dan mengambil hatinya, tapi sekarang, semuanya hancur.
Ini, bagaimana mungkin, Yoyo mengambil beberapa langkah mundur ke belakang, merasa bahwa dia telah terkena luka parah.
"Kakak, kakak ipar, kamu baik-baik saja?"
Yoyo masih bertanya dengan ragu, tangannya sudah membentuk kepalan karena rasa marahnya kepada wanita yang dia celakai ini tetapi tetap tidak mati.
Dia bahkan tidak bisa mengerti wanita yang jelas-jelas sudah tenggelam ke dalam air hingga meninggal ini, tapi dia sekarang terlihat baik-baik saja.
Novel Terkait
I'm Rich Man
HartantoThe Revival of the King
ShintaBehind The Lie
Fiona LeePernikahan Kontrak
JennyMr. Ceo's Woman
Rebecca WangPenyucian Pernikahan
Glen ValoraMy Charming Lady Boss
AndikaThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya