The Serpent King Affection - Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
“Akan tetapi, tampaknya kondisi Nona sangat buruk, Susan saat ini juga ingin pergi mencari Raja Ular.”
Setelah Ular Putih Kecil selesai berkata, dia bergegas menuju kamar buku.
Di kamar buku sana, ketika pria cantik itu bangun, dia melihat bahwa beberapa wanita ular cantik yang tertidur di bawah kasurnya berpakaian dengan tidak lengkap, dan hati pria itu menjadi terkejut.
Dia kembali memikirkan kejadian kemarian, tetapi dia cuma mengingat setelah bertengkar dengan orang yang dicintainya, dia meninggalkan kamarnya dan menyuruh Penjaga Andrew untuk menemani dirinya minum arak, setalah mabuk Penjaga Andrew mengantarnya ke kamar buku, lalu kemudian.....
Dia hanya mengingat, orang yang menemaninya kemarin malam jelas-jelas adalah Isabelle, mengapa sewaktu ia bangun, di sekelilingnya terdapat wanita ular cantik yang mengenakan pakaian tidak utuh, Dia berusaha keras untuk mengingat kejadian tadi malam, akan tetapi, akan tetapi Raja Ular kita yang begitu percaya diri, mempesona dan memukauitu, ternyata telah lupa ingatan setelah mabuk, dia sama sekali tidak mengingat apa yang telah dia lakukan setelah mabuk, apakah dia telah salah menganggap sekelompok wanita cantik ini adalah Isabelle, ini juga adalah satu-satunya masalah yang membuat dia pusing.
Arak itu adalah sesuatu yang dapat mencelakai seseorang.
Dan di saat ini, para wanita cantik itu terbangun.
“Raja Ular.”
Orang yang pertama kali membuka matanya adalah Kakak Mei, Kakak Mei melihat raut wajah Raja Ular yang sangat gelap, bagaikan sedang memikirkan sesuatu, ekspresi dia ketika dia bersikap sangat serius dan badmood, masih tetap saja sangat mempesona, Kakak Mei sangat berharap agar bisa melihat pria tampan mendampinginya setiap hari.
Tidak hanya kakak Mei, ada juga Ular Belang, Ular Putih, Ular Hitam dan berbagai ular cantik lainnya juga terbangun pada saat ini, bagi mereka rupa Raja Ular yang sekarang sangatlah memukai , ini adalah pertama kalinya bagi mereka untuk melihat rupa Raja Ular ketika bangun, dan para ular cantik itu merasa sangat senang.
“Raja, tadi malam.....”
Terdengar suara datar dari pria, dia tidak dapat memastikan, apakah kemarin setelah mabuk dia menganggap mereka sebagai orang lain, jadi, di dalam perkataanya terdengar sangat ragu.
Beberapa wanita cantik saling bertatapan mata, Sangat bagus, setelah Raja Ular mabuk kemarin malam dia lupa apa yang telah dia lakukan, dan saat ini bukankah ini sangat luar biasa......
Kakak Mei memberikan tatapan kepada temannya,yang berarti, semua wanita itu telah mengerti.
“Aiya Raja Ular, apakah Anda telah melupakan apa yang telah Anda lakukan kepada kita kemarin malam, Raja Ular Anda masih berkata, bahwa Anda sangat menyukai kita.”
Kakak Mei yang duluan mencoba memeluk Raja Ular, akan tetapi malah dijauhi oleh Raja Ular sehingga Kakak Mei hanya duduk sendiri, beberapa Wanita Ular setelah melihat kejadian ini mereka tahu bahwa Raja Ular tidak menyukai mereka, dan merasa bahwa ini terlihat sangat menyedihkan, walaupun tidak diucapkan, akan tetapi mereka di dalam hati merasa sangat senang karena Kakak Mei jatuh ke pelukan kosong, yang namanya wanita itu siapa yang tidak memiliki rasa cemburu, siapa yang tidak menginginkan jika dirinya hanya milik Raja Ular seorang saja.
“Betul betul, Raja Ular berkata seperti itu.”
Mereka sedang menertawakan Kakak Mei di dalam hati mereka, Ular Belang juga mencoba untuk berkata, asalkan Raja Ular percaya apa yang telah dia lakukan kemarin malam terhadap mereka, maka itu ada kemungkin kecil bagi mereka untuk mendekati Raja Ular, siapa yang tidak ingin mendekati Raja Ular, mereka sangat berharap.
“Sudahlah, jangan katakan lagi, kalian segera pergilah.”
Pria itu berkata dengan datar, jika bukan karena dia telah mabuk, bagaimana mungkin dia bisa mendekati para wanita ini, bahkan jika sekarang untuk melijat mereka sekilas saja sudah membuat Raja Ular merasa benci terhadap mereka.
Tentunya, dia hanya telah lupa saja, kemarin ketika dia minum arak, dia juga begitu membenci mereka dan tidak membiarkan mereka untuk mendekatinya.
“Raja Ular.....”
Mereka yang awalnya masih berharap agar bisa bersama dengan Raja Ular, saat ini juga merasakan bahwa Raja Ular sangat membenci mereka, beberapa wanita ular cantik setelah mengenakan pakaian mereka, mereka dengan tidak rela segera meninggalakan tempat ini, tetapi di dalam hati mereka masih terdapat ketidak relaan yang mendalam.
“Raja Ular, kita akan menunggu Raja di belakang istana untuk melayani Anda.”
Kata Ular Belang dengan lembut, akan tetapi Raja Ular tidak menanggapinya.
Setelah wanita cantik itu pergi, pria cantik itu segera mengelus dahinya, dan kemudian segera meninju kasurnya.
“Sialan, Raja ternyata telah hilang ingatan.”
Ular Putih Kecil telah sampai di depan pintu kamar buku, dan kebetulan berpapasan dengan beberapa ular cantik yang keluar dari kamar buku.
“Bukankah ini para pelayan yang bekerja di samping Permaisuri Raja Ular?”
Kakak Mei melihat Ular Putih Kecil dengan kebencian, dari atas ke bawah, dan dia juga telah melayani majikan yang merupakan seorang manusia, jika dilihat dapat dikatakan bahwa ular ini sangat tidak berkompeten.
“Iya, dapat dikatakan jika Raja Ular hanya tergila-gila pada wanita itu sesaat saja, jika tidak mengapa kemarin malam Dia bisa menyuruh kita untuk kemari, dan lagian posisi Permaisuri Raja Ular ini, sampai saat ini masih belum dapat ditentukan, apakah yang aku katakan betul tidak teman-teman.”
Di saat ini juga Ular Putih berbicara, dan juga menghinanya dan memberikan tatapan hinaan kepada Ular Putih Kecil.
“Ular Putih Kecil, pulanglah dan beritahu kepada majikanmu, jika Raja Ular sudah membencinya, dan biarkanlah majikanmu untuk melupakan Raja Ular.”
Kata beberapa wanita cantik itu, yang membuat Ular Putih Kecil yang mendengarkannya tidak tahu harus berkata apa.
“Kalian ini, apa yang kalian bicarakan, Susan tidak mengerti, mengapa Raja Ular tidak menyukai Nona kita.”
Kata Ular Putih Kecil yang berpikiran naif, dia tidak percaya jika Raja Ular itu akan menyukai hal yang baru dan membenci hal yang lama, dan tidak menyukai Nona.
“Kamu ini benar-benar bodoh, sangatlah tidak berkompeten, Huh.”
Setelah wanita itu selesai mengucapkan perkataan memaki, mereka segera membalikkan badan mereka lalu pergi dan membiarkan Ular Putih Kecil yang kebingungan berdiri di tempat.
Ini, ini tidak mungkin, Raja Ular hanya menyukai Nona seorang, bagaiman bisa dia tiba-tiba berpindah perasaan kepada para wanita cantik ini, saat ini pikiran Ular Putih Kecil sangat kacau, dan perasaanya juga menjadi kacau, setelah beberapa saat dia baru tersadar kembali, tujuan kedatangnnya kemari, benar benar benar, dia kemari untuk mencari Raja Ular dan menyuruhnya kembali untuk melihat Nona. Dia kembali menyampingkan semua perasaan kacaunya, Ular Putih Kecil berjalan masuk ke dalam kamar buku, dan dia melihat Raja Ular dengan raut muka yang dingin sedang duduk di depan meja dan melihat buku, dan ada seorang pelayan yang sedang mengantarkannya secangkir teh hangat.
“Raja Ular.”
Ular Putih Kecil berkata dengan suara ketakukan, dia dari awalnya memang takut kepada Raja Ular, dan suaranya sangat kecil.
“Susan, apakah ada masalah?”
Pria itu tetap melihat bukunya tanpa mengangkat kepalanya, dan suaranya tentu saja sangat datar dan dingin yang membuat Ular Putih Kecil dapat merasakan kegigilan di dalam tubuhnya.
“Nona tampaknya terlihat kurang baik.”
Ular Putih Kecil berkata dengan sopan, dan suaranya terdengar gemetar.
“Apa yang terjadi padanya?”
Setelah mendengar kabar tentangnya, dia dengan segera meletakkan buku di tangannya dan bertanya dengan cemas.
“Susan juga tidak tahu, akan tetapi tampaknya kondisi Nona terlihat tidak begitu baik.”
Ular Putih Kecil segera menjawab dengan sopan, setelah dia selesai berkata, Raja Ular sudah daritadi meninggalkan kamar buku dan kembali ke kamarnya.
“Isabelle.”
Sepasang tangan besar memegang bahuku, di dalam suaranya terdengar rasa perhatiannya.
Isabelle mengangkat kepalnya dan melihat ternyata benar itu adalah suaminya, Raja Ular, di dalam sepasang matanya yang hitam itu terdapat rasa kekhawatiran dan di tubuhnya masih saja tercium bau arak yang samar-samar.
Aku tahu bahwa akulah yang telah membuatnya menderita, saat ini juga, aku sangat ingin lari ke dalam pelukannya dan membiarkan dia untuk memelukku, dan tidak akan melepaskannya, akan tetapi, aku tidak bisa, cintaku terhadapnya, hanya dapat kusembunyikan di dalam hatiku, aku tidak ingin Dunia Ular menjadi runtuh karena aku.
Jika dibandingkan, lebih kehilangan cintanya dan dapat menyelamatkan Dunia Ular, tidak peduli jika dia membenciku, dan tidak peduli jika aku merasa sangat sakit.
“Isabelle, apa yang terjadi padamu, mengapa kamu tiba-tiba berubah, apakah Raja telah berbuat salah kepadmu, katakanlah, Raja akan mencoba untuk berubah, janglah kita ribut lagi, kamu yang seperti ini membuat Raja sangat sedih.”
Perkataan sedih pria cantik ini membuat hatiku hancur, dan membuatku tidak berani untuk bertatapan mata dengannnya, aku takut aku tidak bisa menahan diri, dan aku tidak bisa menahan diri untuk memberitahunya bahwa aku sangat mencintai dia.
Akan tetapi setelah aku memikirkan aku tidak bisa melahirkan anak untuknya dan tidak bisa menyelamatkan Dunia Ular, dan perkataan ini tersumbat di dalam kerongkonganku.
Novel Terkait
Thick Wallet
TessaMy Cute Wife
DessyCantik Terlihat Jelek
SherinHarmless Lie
BaigeMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya