The Serpent King Affection - Bab 101 Monster Pemakan Manusia
" Suamiku, menurutmu apakah mosnter itu tidak akan datang lagi? "
Di kamar yang tidak besar, di kasur, aku berbaring di bahu si tampan yang sedang berpikir serius.
" Bisa jadi dia akan datang kembali, bisa juga tidak. "
Jawabnya dengan ramah, tangannya yang besar dan hangat mengelus kepalaku dengan lembut.
" Buruknya, ada banyak sekali kemungkinan, aku ingin tahu apakah monster itu akan kembali atau tidak. "
Aku bertanya dengan manja, menolehkan kepalaku sambil melihat wajahnya.
Di wajahnya terlihat sebuah senyuman yang memikat bagi wanita yang ada dipelukannya, dia masih tidak tahu bagaimana harus mengatasinya.
" Aku tebak, monster itu akan datang kembali malam ini. "
Kata si tampan sambil melihat keluar jendela. Diluar sangat gelap, bahkan satu bintang pun tak terlihat.
" Ada apa? "
Aku bertanya sambil penasaran, tidak ada habisnya.
" Malam ini tidak ada bulan, malam yang mendung yang suram seperti ini, para monster itu pasti akan memilih untuk beraksi melukai orang. "
Mendengarnya berkata seperti itu, tiba-tiba aku merasa takut, badanku gemetar, dan makin dekat dengannya.
" Jangan takut, ada aku. "
Dia memelukku, menjawabku dengan lembut.
" Isabelle hanya perlu tidur, mengumpulkan tenaga untuk perjalanan esok hari. Tentang monster itu, aku ingin menyerahkan saja kepada Ular Putih Kecil, tenang saja, tidurlah. "
" Baiklah. "
Nada bicaranya seolah seperti menenangkan anak kecil, membuat hatiku menjadi hangat. Tidak lama kemudian, semua menjadi hangat, aku tertidur didalam pelukannya.
" Monster memakan orang! Monster itu makan orang! "
Aku yang sedang terlelap, terbangun oleh suara teriakan orang. Aku meraba-raba sisi ranjang, kosong. Saat membuka mata, dia berdiri di pinggir jendela, entah sudah berapa lama Baginda Raja terbangun seperti itu, dia sedang menatap keluar.
" Suamiku, apakah monster itu muncul? "
Aku bangkit dari ranjang dan berjalan ke sisinya, menanyainya, pandangannya masih menatap keluar. Satu tangannya menyentuh bahuku, pandangannya yang memikat masih melhat keluar mengawasi keadaan.
Diluar gelap pekat, pandanganku menatap bayangan yang terlihat kabur tidak jelas. Bayangan tersebut seolah sedang menangkap bayangan putih. Bayangan itu sangat mirip dengan Penjaga Andrew Bai, tetapi sangat cepat, bayangan itu pun sangat cepat lalu menghilang.
" Isabelle, ikut aku. "
Katanya dengan suaranya yang merdu, ia membukakan pintu untukku. Baru melangkah beberapa langkah saja, bayangan puth tersebut datang ke sisiku, dia sedang mengejar bayangan hitam yang ada dibelakang Ular Putih Kecil.
Tapi saat ini, semua penduduk ketakutan akan monster yang hendak memakan mereka dan berteriak membangunkan semua orang. Para pemuda memegang tongkat sambil mengejar, lalu mereka berhenti disebelahku.
Lalu, terdengar suara tangis seorang wanita , dan kakek rumahnya kami tinggali datang bersama wanita tersebut.
" Suamiku dimakan monster, aku ingin mencari bantuan kepada yang bisa memusnahkan monster itu. "
Wanita itu menangis menjadi-jadi, lalu berlari menembus malam. Bisa terdengar dari tangisannya, dia sangat marah dan ketakutan.
" Anakku Nolan, dia juga diculik oleh monster. Bagaimana ini? Bagaimana?! "
Mendengar kata si kakek, ia mengangkat lengan bajunya dan menyeka air matanya, ia terlihat sangat ketakutan.
" Nyonya, jangan takut, kami mengerti anda pasti sangat ketakutan telah kehilangan suami anda, tapi jika anda mengejar sendiri meonster itu, hanya akan membuat anda terluka. Kakek, jangan takut, pasti ada cara untuk menyelamatkan Nolan. "
Melihat mereka berdua sangat sedih, hatiku menjadi sesak dan sedih. Juga masih ada banyak orang yang kehilangan sanak keluarganya, tapi kejadian ini telah terjadi. Tapi bertindak tanpa pertimbangan juga bukan tindakan yang tepat, atau harusnya menjadi tenang dahulu, barulah mencari cara untuk mengatasinya.
" Iya iya, benar kata gadis ini, bibi terlalu sedih, masih takut dengan keadaan sekitar, kami tidak tahu bagaimana seharusnya menghadapi monster ini. "
Kata salah satu tetua di desa ini.
" Ah, semua bukannya tidak tahu, beberapa hari lalu istri dan anakku dimakan oleh monster itu, seperti sekarang ini aku kesepian dirumah. Aku ingin ihat wujud dari monster itu, juga ingin roh keluargaku tenang di alam sana. "
Yang bicara tadi adalah salah satu penduduk yang masih muda, dari nada bicaranya, dia terdengar sangat sedih.
Selain mosnter pemakan manusia, hampir setiap penduduk di desa ini adalah korban. Aku turut bersedih atas yang menimpa mereka.
" Suamiku, kita selamatkan mereka. Monster yang memakan orang ini sangat menyebalkan, telah memangsa begitu banyak orang, bahkan menculik Nolan. "
Kataku dengan tergesa sambil menghampiri Raja Ular.
" Isabelle, jangan tergesa-gesa, semuanya jangan buru-buru. "
Katanya padaku dengan lembut, lalu ia menjawab juga para penduduk itu.
Selesai bicara, para penduduk saling memandang, tidak tahu siapa lelaki ini, wanita cantik yang disebelahnya, juga lelaki dan wanita yang ada disisi mereka. Mereka tampaknya bukanlah orang biasa, semuanya menjadi tidak bersuara.
" Putih, monster itu...? "
Tanyanya dengan datar.
" Iya baginda, monster itu sangat licik, aku tidak dapat menyusulnya. "
Penjaga Andrew Bai memberi hormat lalu menjawab, jika bukan karena mosnter itu licik dan susah ditangkap, maka akan sangat cepat untuk menangkapnya.
" Aku akan ikut menangkapnya! "
Suaranya datar, pandangannya memandang pada kegelapan malam dengan dingin.
" Baiklah. "
Ular Putih Kecil memberi hormat.
" Isabelle, kau tunggu aku disini sampai kembali, aku akan pergi menangkap monster itu, membawa kembali Nolan. "
Kata si Ular Tampan itu kepadaku, pandangannya seakan memanjakan aku. Saat itu, sorot matanya sangat lembut.
" Berhati-hatilah. ", kataku mengingatkan.
Ia tertawa kepadaku, setiap kali menerima perhatian dari yang disayang, hatinya pasti sangat senang.
" Susan, jaga dia baik-baik. "
Katanya memberi perintah.
" Baginda tenang saja, Susan akan menjaga nona dengan baik. "
Jawabnya sambil memberi hormat.
Selesai bicara, Raja Ular dan Penjaga Andrew Bai langsung tidak terlihat. Hanya tersisa para penduduk yang tidak percaya dengan apa yang dilihatnya larut malam begini. Ya ampun, yang sosoknya setampan ini, jangan-jangan mereka semua ini bukan manusia?
" Semuanya jangan khawatir, walaupun suamiku adalah Raja Ular, tapi dia tidak pernah melukai siapapun, dia hanya akan membalaskan perbuatan monster itu. "
Kataku kepada penduduk yang ada dibelakangku, meminta mereka untuk jangan takut.
Mereka semua mengangguk, sekarang mereka menantikan pertolongan dari Raja Ular itu.
Para penduduk mengambil kayu bakar, membuat api unggun di pekarangan kakek. Semua orang duduk mengelilingi api unggun, menunggu Raja Ular dan Penjaga Andrew Bai memusnahkan monster itu dan membawa Nolan kembali.
Ditambah lagi setelah Raja Ular dan Penjaga Andrew Bai menghilang mengikuti jejak bau yang ditinggalkan monster tersebut menuju gua di gunung. Gua tersebut berada di Hutan Tulang Putih, yang terbuat dari korban yang dimakan hingga hanya tersisa tulangnya saja. Ini hanya terlihat di malam hari, sangat menakutkan. Jika ada orang yang tidak sengaja masuk kesini, akan mengherankan jika ia tidak takut dibuatnya.
" Raja Ular, kelihatannya mosnter pemakan manusia itu sembunyi di gua ini. "
Kata Penjaga Andrew Bai yang berdiri dibelakang si tampan sambil memandangi tumpukan tulang putih.
Novel Terkait
Akibat Pernikahan Dini
CintiaStep by Step
LeksMy Lady Boss
GeorgeHanya Kamu Hidupku
RenataSomeday Unexpected Love
AlexanderSee You Next Time
Cherry BlossomThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya