The Serpent King Affection - Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi

Menyesal sekarang apa gunanya, lebih baik aku di hutan dan terus berjalan.

Daun berwarna kuning keemasan gugur ke pundakku, sehelai.. dua helai.. tiga empat helai...

Selain suara langkah kakiku sendiri dan suara daun berguguran, aku mendengar suara lain yang membuatku tidak aman, menakutkan.

" Siapa? "

Statis di hutan ini makin lama makin besar, jantungku dibuat bedegup makin kencang, seolah-olah aku merasa ada yang sedang mengepungku dari semua arah.

Aku menyapu pandangan ke semua sudut, selain pohon yang tebal, tidak ada lagi yang terlihat.

Aku menepuk-nepuk dada, menghela nafas dan melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba, muncul kepala ular dari antara dedaunan, mengagetkanku hingga aku tidak berani melanjutkan langkah. Jantungku seolah hendak melompat keluar dari mulutku.

Macam-macam ular muncul menengadahkan kepalanya, dari mulutnya memuntahkan surat. Mereka mengerjapkan mata sambil memandangku, pandangan yang dingin itu menusuk ke hatiku. Memang hewan berdarah dingin, membuat siapapun yang melihatnya menjadi berdebar tidak karuan.

Baru saja keluar dari istana ular, tiba-tiba sudah dikepung oleh banyak ular. Jika tahu sedari awal, aku tidak akan meninggalkan istana. Disana masih ada pria yang menemani, bagaimana pun juga tidak akan menghadapi ular sebanyak ini, aku sangat menyesal hingga rasanya ingin mati saja.

Melihat ular sebanyak ini merayap kearahku, sekarang yang bisa aku lakukan hanyalah memanjat pohon hingga keatasnya. Aku yang bodoh ini sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, aku tidak inagt kalau ular pun bisa memanjat pohon.

Pohon ini tidak susah dipanjat, sekilas aku bisa memanjat sangat tinggi. Beberapa ular ikut mengejar merayap naik, jika tidak ingin digigit oleh mereka, hanya bisa melebarkan sayap dan terbang jauh.

Tapi ini hanyalah sebuah mimpi belaka sebelum mati.

" Austin Ye, cepat datang selamatkan aku. "

Ditengah kepanikan, aku berteriak keras, tapi tidka disangka yang terpikirkan bukanlah orang lain, melainkan Austin Ye si Rupawan.

Aku tidak ingin mati digigit ular beracun, hanya ketakutan hingga hidung dan mataku berair. Ular-ular tadi merayap hingga ke kakiku yang bertumpu pada ranting. Aku saat ini hanya gemetar. Aku hampir hanya bisa melihat ular-ular merayap menutupi tubuhku.

Di saat ini, ada pertolongan datang. Dari jauh terlihat si Rupawan yang mengenakan pakaian kerajaan yang mewah, lalu, sosok yang rupawan berpakaian putih muncul dari belakangnya.

Si Rupawan memanjat pohon menyelamatkan gadis yang dikepung di atas pohon. Di bibirnya muncul sebuah senyum, di saat ini, yang dipikirkannya hanyalh si Rupawan ini. Hati Si Rupawan seolah membaik dengan cepat.

" Austin Ye, selamatkan aku. "

Dengan wajah memelas aku mengulurkan tangan memohon bantuannya. Aku sadar kok kalau aku salah! Aku tidak seharusnya kabur! Aku menangis, tanpa berpura-pura pun sudah patut dikasihani.

" Apa kau masih mau meninggalkanku? "

Suara si Rupawan menanyaiku, mengetahui dia bisa kabur, dia pasti sangat marah. Banyak wanita memohon untuk bisa ada di sisinya, tapi hanya dia, yang menolak dan ingin kabur saja.

Aku menggeleng kepala, tidak bisa tidak bisa, sementara ini tidak bisa.

" Sementara ini tidak bisa ya? Bukan selamanya? Berani bersumpah? "

Ha? Dia bisa membaca pikiran? Aku tidak menyangka ternyata dia bisa tahu isi hatiku? Ah apalah ini, jelas-jelas dia hanya memanfaatkan orang kecil.

" Lalu memangnya kenapa? "

Astaga! Bisa tidak sih kalau tidak ketahuan? Sekarang aku butuh bantuannya!

Dalam hati ini hanya terpikirkan bagaimana bisa membuatnya percaya, yang lain tidka penting, hanya memohon dan meminta banatuannya.

" Aku tidak akan meninggalkanmu lagi! Aku janji tidak akan kabur! Tolong selamatkan aku! "

Aku berjanji sambil memohon, benar-benar tidak ada pilihan lain, siapa lagi yang tidak ingin membiarkanku mati?

Ini baru betul, menurut, dia baru bisa suka. Diam-diam dia puas dalam hati.

Sekarang aku saat aku menunggu Austin Ye menolongku, tiba-tiba aku merasa kakiku licin, badanku kehilangan keseimbangan dan berteriak "Aaah! ", lalu jatuh dari pohon.

Untunglah, kakiku tersangkut sesuatu, membantuku terangkat keatas.

Dia adalah seekor ular putih, melihat ada seeorang manusia wanita, dia penarasan, makanya dia membawa banyak ular untuk melihat dari dekat. Tidak disangka ternyata manusia setakut ini dengan ular, sampai-sampai memanjat pohon. Si Ular Putih juga ikut memanjat. Dia ingin memberitahunya untuk tidak usah takut, tapi ternyata dia memanjat makin tinggi. Tidak bisa, makin licin, Si Ular Putih menangkapnya dengan ekornya. Jika dia jatuh, dia tidak menjamin bahwa ular lain tidak akan terluka.

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu