The Serpent King Affection - Bab 59 Meninggalkan Istana Ular

Hal ini memang baik, tapi lagipula dia adalah seekor ular, manusia dan ular menjalani jalan yang berbeda.

"Andrew, kamu rasa raja ular itu orang seperti apa?"

Aku menanyakan lagi pertanyaan ini kepala penjaga Andrew Bai, dia datang untuk mengantarkan beberapa baju kemari untukku, katanya merupakan dijahit khusus untukku.

"Raja ular sangat baik kok, terutama terhadap nona Isabelle, saya tidak pernah melihat raja ular bersikap sebaik ini terhadap siapapun."

Sejujurnya, setelah mengikuti raja ular ribuan tahun, dia benar-benar tidak pernah menyaksikan raja ular bisa bersikap sebaik ini terhadap wanita manapun, tidak peduli apakah seorang dewi yang berkualitas tinggi, ataupun wanita yang sangat memikat, raja ular tidak pernah melihat mereka dengan serius, semua ini telah disaksikan oleh penjaga Andrew Bai, nona Isabelle yang dia layani sekarang, merupakan seseorang yang sangat beruntung.

Susan mengatakan dia sangat baik, penjaga Andrew Bai juga mengatakan dia sangat baik, kalau begitu, dia memang sangat baik, tapi dia tidak bersikap begitu baik terhadap orang lain, dan hanya bersikap baik terhadapku.

Sebenarnya, tidak peduli bagaimana pendapat orang lain terhadapnya, keputusan tetap harus melihat bagaimana pemikiranku, aku sangat jelas akan hal ini, sejujurnya, setelah melalui beberapa hari ini bersamanya, aku juga merasa dia bersikap lumayan baik denganku, walaupun dia adalah seekor ular, tapi dia tidak hanya tidak melukaiku, melainkan menjagaku dengan begitu penuh perhatian, selama beberapa hari ini di dalam istana ular, aku melewati hari dengan penuh warna, sangat bahagia, dan sudah mulai keluar dari berbagai kepiluan masa lalu, aku menginginkan kehidupan seperti ini, kehidupan yang baru seperti ini.

Setelah memikirkan sepanjang hari, akhirnya aku telah mengambil keputusan.

Yang dia katakan memang benar, ada beberapa orang, yang tidak pantas untuk di ingat kembali, jadi kenapa aku tidak memberikan sebuah kesempatan kepada orang yang bersikap baik terhadapku, juga memberikan sebuah kesempatan untuk diriku sendiri.

Aku sedang menunggu saat dimana dia telah selesai mengurus masalah dan datang mencariku, hanya saja ketika dia belum datang, ada orang yang datang untuk membawaku pergi ke tempat lain.

Sama dengan biasanya, aku dan Susan minum teh di halaman, sambil berbincang, hari-hari kulalui tanpa rasa bosan, penjaga Andrew Bai terkadang akan datang, misalkan datang untuk mengantarkan baju untukku, menyampaikan pesan untukku tentang nanti malam akan menjemputku pergi makan bersama dengan raja ular dan lain-lain, kali ini, dia baru saja pergi setelah mengantarkan baju untukku, dan menyuruh Susan untuk menjagaku dengan baik.

Minum sambil berbincang, datang seseorang yang tua berambut putih membawakan dua orang bibi masuk ke halaman, lalu, berjalan menuju dimana aku dan ular putih berada.

"Nona."

Susan duluan berdiri, dia tidak tahu siapa yang datang, apa yang harus dilakukan, tentu saja melakukan persiapan untuk melindungi nona.

Aku meletakkan cangkir teh, memalingkan pandangan, melihat seorang kasim membawakan dua bibi datang dan berhenti di hadapanku.

Kasim ini pernah kutemui, dia adalah seorang kasim yang terus berada disisi bunda Mo pada hari pemilihan permaisuri waktu itu, kalau begitu, seharusnya memiliki kedudukan yang tinggi.

"Apakah nona adalah wanita yang dipilih oleh raja ular hari itu."

Kasim berambut putih mengatakan, kedua matanya pergi mengamati diriku yang berada di hadapannya, terasa aura dingin yang aneh, membuat orang merasa tidak nyaman.

Aku tidak menjawabnya, sama sekali tidak tahu apa tujuannya datang kemari.

"Bunda Mo menyuruh saya untuk membawa nona pergi ke paviliun Malige, nona silahkan."

Kedua bibi telah memberikan jalan, sang kasim menunjukkan isyarat tangan mempersilahkan, tapi pergerakannya ini sama sekali tidak sesuai dengan ekspresi yang dipancarkan matanya.

"Bunda Mo, Paviliun Malige."

Aku sama sekali tidak mengerti degnan situasi ini, aku tidaklah akrab dengan orang yang dipanggil bunda Mo itu, aku merenungkan dengan keras untuk apa dia menyuruhku pergi, dan tidak berniat untuk berjalan sama sekali.

"Nona tidak perlu berpikir terlalu banyak, bunda Mo hanya ada suatu hal yang ingin dibicarakan dengan nona, bunda Mo akan menyampaikan pesan pada raja ular nantinya, nona, silahkan."

Kasim sepertinya telah menyadari apa yang kupikirkan, makanya berkata seperti ini, aura dingin semakin pekat.

Aura seperti ini, tetap harus pergi mau tidak mau.

"Baiklah, aku akan pergi bersamamu."

Walaupun tidak begitu bersedia mengikutinya, tapi tidak mudah untuk menolak permintaan dari kasim, makanya pergi mengikutinya.

"Orang lain tidak perlu pergi lagi."

Ular putih awalnya berniat mengikuti nona, supaya ada orang yang menjaganya, tapi siapa sangka telah dihalang oleh kasim.

"Susan, aku akan segera kembali."

Aku berkata terhadap Susan, sama sekali tidak menyadari bahwa kepergian kali ini sangat berbahaya.

"Nona."

Melihat nona telah di bawa pergi oleh kasim dan para bibi, ular putih mulai merasa sedikit khawatir, dia berjalan mondar-mandir di halaman seorang diri sejenak, tetap merasak khawatir dengan nona, dan memutuskan untuk pergi mencari penjaga Andrew Bai.

Aku mengikuti kasim berambut putih juga dua orang bibi sampai ke paviliun Malige yang mewah, mutiara berseri menyinari daerah di sekitar, sangat terang bagaikan hari yang terang.

"Bunda Mo, orangnya telah kubawakan kesini."

Di bagian tertinggi di paviliun, duduk seorang wanita yang elegan.

Setelah mengatakannya, kasim dan dua orang bibi dengan hormat mundur ke pinggir.

"Angkatlah wajahmu."

Sang wanita dengan perlahan mengatakan, tapi mengandung aura dingin yang menusuk, membuat orang tidak berani untuk membantah.

Aku mengangkat kepalaku, dan bertatapan dengan dua pasang mata yang dingin bagaikan es, dengan hanya memandang seperti ini saja, seakan-akan sampai ingin membunuh seseorang, membuatku merasakan ketakutan.

"Siapa namamu."

Wanita dengan ekspresi merendahkan memandang sosok manusia itu, menanyakan dengan nada suara yang dingin.

"Aku bernama Isabelle Yao."

Aku menjawab dengan penuh kehati-hatian, merasakan suatu desakan yang tidak pernah kutemui.

"Besar sekali nyalimu, kamu bahkan berani membunuh wanita ular cantik yang kupelihara."

Nada bicara sang wanita menjadi semakin dingin.

Ternyata wanita ular cantik itu, dipelihara oleh bunda Mo, pantas saja pandangan matanya saat melihatku begitu menyeramkan.

"Aku tidak sengaja membunuh wanita ular cantik itu, semua karena"

"Karena kamu ingin mendapatkan kasih sayang dari raja ular, makanya kamu pergi membunuh wanita ular cantik, benar bukan."

Aku tidak menyangka bunda Mo akan memutar balikkan fakta seperti ini.

"Bukan, benar-benar bukan seperti itu."

Aku ingin menjelaskan, tapi penjelasan seperti ini akan sia-sia saja.

Bagaimana kejadiannya sebenarnya, tentu saja telah dilihat dengan jelas oleh bunda Mo dari cermin iblis, tapi dia sangat membenci wanita bangsa manusia ini, inilah tujuannya mencari sang wanita hari ini.

Wanita seperti apa yang disukai oleh Austin Ye, dia tidak akan tidak setuju, kecuali terhadap bangsa manusia, dia tidak akan mengizinkannya.

Tidak peduli apakah sang pria sedang ingin melakukan perlawanan dengan dirinya ataupun benar-benar menyukai wanita bangsa manusia ini, dia tidak akan pernah menyetujuinya.

"Tentang masalah ini, aku bisa saja tidak memperhitungkannya, tapi aku memiliki sebuah persyaratan."

Setiap perkataan wanita itu bagaikan tusukan pisau, wajah yang elegan mengandung aura dingin, memancarkan kharisma yang membuat orang lain merasa takut, aku hanya ingin segera mengakiri percakapan dengannya, dan langsung pergi dari sini.

"Apa itu?"

Aku menanyakan dengan suara yang lembut, sebuah suara yang keras dan lembut membuat sebuah perbandingan yang begitu berbeda.

"Kamu sebagai seorang bangsa manusia tidaklah cocok untuk menetap di istana ular, aku akan menyuruh orang untuk membawamu pulang ke dunia manusia."

Saat nada yang dingin mengatakan, membuat orang lain tidak bisa menolaknya.

Aku tidak menyangka persyaratan dari bunda Mo adalah ini, awalnya, meninggalkan istana ular adalah suatu hal yang sangat kuharapkan, tapi sekarang, aku bahkan mulai merasa sedikit tidak rela.

"Kenapa, tidak bersedia?"

Melihat diriku merasa sedikit ragu, sang wanita berkata dengan nada dingin.

"Bukan, aku hanya."

"Aku akan mengabarkan ke pihak raja ular nantinya, kamu tidak perlu pergi berpamitan dengannya secara langsung."

Kalimat yang belum selesai kuucapkan, telah dipotong olehnya.

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu