The Serpent King Affection - Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik

“Masih ingin apa. Orang bahkan sudah mau mati kelaparan.”

Kataku dengan bibir cemberut. Melakukan sesuatu itu juga perlu tenaga, ya. Aku juga berpikir untuk melakukan sesuatu itu. Tapi, aku tidak ada tenaga lagi.

“Iya, iya, iya. Isabelle Yao-ku sudah lapar. Aku akan menyuruh Susan mengantarkan makanan.”

Berpikir bahwa orang disampingnya baru saja hidup kembali, semalaman masih menerima penyiksaannya. Lagipula dia adalah manusia, tidak bisa menerima semua penyiksaan ini. Membuatnya sakit hati.

“Sini, aku bantu Isabelle Yao kenakan baju.”

Berapa banyak pria yang hanya bisa melepaskan pakaian, berapa banyak pria yang sudah melepaskan masih bisa membantumu mengenakannya, dan pria seperti ini cukup untuk membuktikan dia benar-benar mencintaimu.

Mengangkat mata indah melihat pria tampan, dia sedang mengambil baju untuk dikenakan padaku. Wajahnya penuh dengan perasaan.

Memegang wajah kecil, tiba-tiba dia menciumku. Gerakannya memakaikan baju terhenti. Kebahagiaan datang terlalu cepat, membuatnya tidak tahu harus bagaimana.

“Isabelle Yao, aku……”

Saat dia tidak bisa mengatakannya, wajah tampan itu memerah. Tidak, tidak salah lihat, memang memerah. Ternyata Raja Ular yang tampan juga ada waktu dimana dia bisa malu. Selain aku, sepertinya tidak ada orang yang pernah melihat ekspresinya yang seperti ini.

Seperti seorang anak laki-laki dengan wajah malu. Perasaan seperti ini membuat hati wanitaku tersentuh. Semuanya hanya bisa dideskripsikan dengan kata suamiku terlalu menarik.

“Haha.”

Aku menutup mulut, tidak bisa menahan tawa. Aku suka dia yang seperti ini, ingin melihatnya lagi.

Sebuah jari yang lentik menyentuh hidungku. Terlihat jelas masih terjatuh dalam ciuman itu.

Selesai mengenakan baju, dan mandi bersama. Setelahnya, pria tampan itu menggendongku untuk duduk di meja sebelah.

“Susan.”

Katanya dengan suara yang datar melalui jendela yang diukir. Tentu saja dia sudah tahu sejak awal kalau Ular Putih Kecil sudah menunggu di depan.

“Iya, Raja Ular.”

Ular Putih Kecil yang ragu sejak tadi, membawa beberapa makanan enak di luar pintu. Mendengar panggilan dari Raja Ular, dengan cepat dia mendorong pitnu kamar dan berjalan masuk. Dia takut Nona lapar, dan juga takut mengganggu istirahat Raja Ular dan Nona. Dia sedang ragu ingin membanguni Raja Ular dan Nona atau tidak.

“Raja Ular, Nona, Susan mengantarkan makanan datang.”

Untung saja makanan yang diantarkan belum dingin, hangatnya pas, pas untuk dimakan.

“Terima kasih, Susan.”

Sejak awal Susan sudah terbiasa dengan kehangatan Nona. Sediktipun tidak menganggap dia sebagai bawahan. Ular Putih Kecil sangat suka pada Nona.

“Nona tidak perlu berterima kasih. Sudah seharusnya Susan melakukannya. Makanan ini adalah makanan yang biasanya disukai oleh Raja Ular dan Nona.”

Kata Susan. Dia meletakkan sepiring makanan yang wangi di meja. Pelayan dengan mulut manis dan tangan yang cekatan, pintar dan ramah. Perempuan ini benar-benar disukai orang-orang.

Setelah meletakkan makanan, Susan mengundurkan diri. Dia tahu saat makan, Raja Ular tidak suka diganggu orang lain. Sebagai bawahan, dia mengerti dengan sendirinya aturan tersebut.

“Sini, Isabelle Yao, makanlah sayur yang banyak.”

Kata pria tampan. Dia megambilkan makanan ke mangkok milikku, sangat perhatian. Penampilan luar Raja Ular yang dingin dan tidak berperasaan, tapi di rumah sangat perhatian pada istri. Kalau disebar keluar, sepertinya tidak akan ada orang yang percaya.

“Kamu juga makan.”

Aku juga mengambilkannya sayur ke mangkuknya. Dulu selalu aku yang mengambilkan sayur untuk Jason Li. Sekarang sudah berbeda, ada seorang pria yang menyayangiku. Aku tidak perlu melakukan apa pun. Ini perbedaannya.

Aku ingin seperti dulu, tidak peduli dengan pencitraan. Memasukkan makanan ke dalam mulut dengan banyak. Yang penting makan demi kenyang.

Pria tampan yang di depanku berbeda layaknya langit dan bumi denganku. Orang lain tidak sepertiku makan dengan cepat, tapi dia makan dengan santai. Pergerakannya pada setiap satu sendok nasi dan sayur sangat elegan. Melihatnya saja sudah bisa tahu dia seorang pria tampan yang berkedudukan.

Memangnya kenapa terlahir sebagai orang yang berkedudukan? Masih saja termakan habis oleh orang sepertiku yang kasar. Sambil makan sambil melirik pria tampan, hatiku juga puas. Ini adalah sebuah pernikahan yang manis.

Ini adalah kehidupan yang aku impikan. Tentu, kehidupan seperti ini hanya bisa diberikan oleh orang yang mencintaiku.

Mengalami perpisahan oleh kematian membuat kami semakin suka satu sama lain, saling mencintai. Kami sangat romantis, tapi paviliun Malige tidak seperti itu.

“Apa? Makhluk manusia itu tidak mati!”

Mendengar informasi dari laporan pelayan wanita, Bunda Mo memukul meja. Ekspresinya dengan alami sangat tidak enak. Jelas sekali dia sendiri yang menaruh racun ke dalam anggur itu, kenapa dia bisa tidak mati.

“Sangat yakin benar. Pembantu yang mendengarnya dari seorang pelayan wanita. Nona Isabelle Yao itu mati dan kembali, hidup kembali.”

Merasakan amarah Bunda Mo, pembantu itu takut gemetaran, bahkan suaranya gemetaran. Tapi masih melaporkan keadaan tersebut kepada Bunda Mo. Selesai berkata dia menundukkan kepala, tidak berani menatap Bunda Mo.

Masih tidak terpikirkan, seorang makhluk manusia bisa terselamatkan. Iblis tidak bisa memakannya, anggur beracun tidak bisa mematiaknnya, apa makhluk manusia ini sengaja melawannya? Semakin dipikirkan, Bunda Mo semakin marah.

Dan ada lagi yang membuat Bunda Mo penasaran, manusia itu tidak mati, Austin Ye juga seharusnya datang menagih penebusan dosa kepadanya, karena manusia itu pasti memberitahunya bahwa dia yang memberikan racun. Tapi tidak dengan kali ini, tidak ada pergerakan apa pun. Ini bukan tindakan yang dilakukan anaknya.

“Kamu pergi dulu, lanjutkan pencarian informasi. Segera laporkan kepadaku informasi apa pun itu.”

Perintah Bunda Mo. Tampaknya, ingin mematikan manusia itu sepertinya tidak mudah.

Pelayan wanita mengundurkan diri. Wanita itu memikirkan banyak cara dalam sewaktu.

Apa jangan-jangan manusia itu menipu Austin Ye? Wanita itu menutup mata indanya pelan. Sakit hatinya seperti sebuah jarum yang tertusuk di hatinya. Ayah dan anak sama saja, perkataan ini memang benar adanya. Ini mungkin kesamaan mereka sebagai ayah dan anak, dan hal yang paling membuatnya marah. Jadi, dia harus menentang mereka untuk bersama. Tidak peduli demi Dunia Ular ataupun demi dirinya sendiri.

“Bunda Mo, marah besar berdampak pada kesehatan. Jangan sampai merusak kesehatan.”

Kasim Ular yang berada di sisinya memberikan segelas teh panas.

Tentu saja bukan hanya Bunda Mo yang tidak senang dengan keberadaan Isabelle Yao. Jangan lupa, masih ada Ular Kuning, Ular Belang, dan Ular Putih di dan ular cantik lainnya yang dibelakang istana juga tidak tahan lagi.

Kakak Mei, aku melihat dengan mata kepala sendiri Raja Ular membawa manusia itu untuk melakukan pengembalian ke dalam tubuh. Raja Ular sangat baik terhadapnya, bahkan aku tidak bisa melihatnya. Sekarang, dengar-dengar manusia dan Raja Ular sudah menikah. Apa kita masih ingin menunggu?”

Di belakang istana, sekelompok wanita cantik duduk bersama mengelilingi sebuah meja. Di atas meja ada teh dengan aroma yang menenangkan.

Yang berbicara adalah Ular Belang. Sejak dia pergi ke Mertua Ular untuk melakukan transformasi tubuh, dia melihat Raja Ular dan manusia perempuan itu menempel bagaikan lem. Hatinya sangat tenang, ingin menghancurkan manusia itu, menggantikannya di sisi Raja Ular.

Lagi pula, yang tidak tahan lagi bukan hanya Ular Belang, wanita ular cantik lainnya juga tidak tahan lagi. Awalnya berharap ada sedikit harapan dalam pemilihan selir. Sekarang harapan terakhir itu musnah. Sudah saatnya mereka seharusnya melakukan sesuatu.

Novel Terkait

Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu