The Serpent King Affection - Bab 149 Menempel Padanya.
"semua orang bisa berubah, bukan? Lagi pula Yoyo adalah adikmu, meskipun dia bukan adik kandungmu, tapi selama bertahun-tahun bersama, tidak peduli bagaimana dia berubah, dia tetap adikmu, pergilah temui dia."
Aku berkata kepada Raja Ular.
"Bodoh, apakah kamu tahu betapa khawatirnya Raja kepada kalian berdua saat kejadian terakhir itu?"
Matanya yang seperti burung phoenix bertemu dengan mataku, aku tahu, bahwa dia sangat peduli padaku dan khawatir padaku, tetapi dia juga tidak bisa menyalahkannya Yoyo seperti ini.
"Aku tahu bahwa suamiku peduli padaku, tetapi tidakkah kamu lihat bahwa aku baik-baik saja, dan lagi bayi kita juga baik, bukan? Jangan marah pada Yoyo, ini semua bukan salahnya, semua salahku karena tidak hati-hati sehingga jatuh kedalam air, kamu pergilah temui dia, dan suruh dia lebih sering kesini menemaniku.”
Aku membujuk suamiku, jika dia dan Yoyo sebagai kakak beradik bertengkar, aku juga tidak akan senang.
"Raja hanya merasa, masalah hari itu ada hubungannya dengan dia."
Suamiku menatapku dan berkata dengan serius, dia memberitahuku pemikiran di dalam hatinya.
Pemikirannya membuatku sangat terkejut, aku tahu bahwa suamiku peduli padaku, tapi, kurasa dia berpikir terlalu banyak, Yoyo yang begitu baik padaku, bagaimana dia bisa menyakitiku, sama sekali tidak masuk akal.
"Suamiku, kamu terlalu banyak berpikir, bagaimana mungkin, bagaimana bisa Yoyo menyakitiku, bagaimana pun juga dia adalah adikmu, aku adalah kakak iparnya, bagaimana bisa dia menyakiti kakak iparnya."
"Hati orang siapa yang tahu, jangan terlalu mudah percaya kepada orang tahu tidak, meskipun orang itu adalah adikku, kamu tetap harus waspada, kamu mengerti tidak, Raja benar-benar khawatir, jika suatu saat Raja harus pergi meninggalkanmu, kamu akan terluka."
Suamiku berkata sambil menyentuh wajahku dengan satu tangannya.
"Suamiku, bagaimana kamu bisa meninggalkanku, aku tidak mau."
Aku meraih tangannya dan berkata, tidak ingin dia meninggalkanku.
"Raja tidak akan meninggalkan Isabelle Yao, oke."
Dia juga berkata sambil memegang tanganku, tidak ingin aku terlalu khawatir.
“Kalau begitu cepat temui Yoyo."
Aku mulai mendesaknya lagi.
"Baiklah, baiklah, Raja pergi temui Yoyo."
Mungkin karena aku memaksanya, suamiku berkata dengan tidak berdaya, aku tahu dia tidak bisa melawanku.
Melihat ekspresinya yang tak berdaya, aku sedikit tersenyum padanya, wajahnya yang tampan itu juga menunjukkan senyum menawannya.
"Kalau begitu Raja pergilah, aku menunggu raja kembali."
Setelah desakan aku yang berulang kali, suamiku berkata kepadaku, kata-katanya sangat lembut.
"Baiklah."
Aku mengangguk, sangat patuh.
"Karen Qing, jaga dia baik-baik."
Raja Ular memerintah Karen Qing.
"Baik, Raja Ular."
Setelah Karen Qing memotong buah ia dengan rajin membersihkan meja, kursi, bangku, dll, ketika mendengar perintah Raja Ular, Karen Qing dengan cepat menjawab dengan hormat.
Namun, tepat setelah dia selesai berbicara, Karen Qing merasakan sakit di kepalanya dalam beberapa saat, dan muncul gambaran aneh dengan cepat di benaknya.
"Aduh."
Melihat Karen Qing yang tiba-tiba kesakitan sambil memegang kepalanya, aku pikir dia tidak enak badan, sehingga perlahan-lahan berdiri dan berjalan kearahnya.
"Karen Qing, ada apa denganmu?"
Aku bertanya dengan khawatir, dan sakit kepala Karen Qing yang tiba-tiba itu Xiao Qing membuat Raja Ular menghentikan langkahnya, menoleh dan melihat aku, lalu melihat Karen Qing.
Karen Qing yang tadi merasakan sakit di kepalanya, tiba-tiba tidak merasakan sakit di kepalanya lagi, dia merasa sangat aneh.
"Aku baru saja merasakan sakit kepala, sekarang tidak sakit lagi, kakak tidak perlu khawatir."
Kata Karen Qing.
Suamiku mendengar sambil menatapku dengan lembut, dan berjalan keluar.
"Karen Qing, lihat kamu begitu rajin, kamu sudah melakukan begitu banyak kerjaan, mungkin terlalu lelah, cepat duduk dan beristirahatlah."
Aku meraih tangan Karen Qing, menyuruhnya duduk dan beristirahat.
"Kakak, Karen Qing baik-baik saja, tadi tidak tahu kenapa, tapi sekarang sudah baik-baik saja."
Karen Qing duduk dan berkata.
"Apakah benar baik-baik saja? Sebaiknya aku menyuruh dokter ular untuk memeriksamu."
Aku bertanya dengan khawatir, Karen Qing sudah seperti adik perempuanku sendiri, aku tidak ingin dia memiliki masalah.
"Tidak perlu kakak, Karen Qing baik-baik saja."
Kata Karen Qing, dia sekarang benar-benar tidak apa-apa, tidak ingin membuat kakak khawatir.
"Dengarkan kakakmu ini, jika tidak enak badan tidak boleh diabaikan."
"Pelayan."
Aku memanggil sambil menghadap keluar pintu.
Dua pelayan wanita yang cantik masuk kedalam.
"Panggilkan dokter ular kemari."
Aku berkata kepada dua pelayan itu.
"Baik."
Pelayan berkata dengan hormat, dan bergegas untuk mencari dokter ular.
Karen Qing tidak bisa melawanku, dia hanya bisa menurutiku dan membiarkan dokter ular memeriksanya.
"Nona, tubuh Karen Qing tidak memiliki penyakit, dokter ular pasti tidak akan bisa menemukan penyakit di tubuhnya."
Setelah memeriksanya, dokter ular berkata dengan hormat.
"Kakak lihatlah, bukankah sudah Karen Qing katakan Karen Qing baik-baik saja."
Karen Qing berkata padaku sambil tersenyum.
"Baguslah jika tidak apa-apa."
Setelah dokter ular pamit, hanya tersisa aku dan Karen Qing di kamar Raja.
"Karen Qing, menurutmu Yoyo orang yang seperti apa?"
Dengan santai, aku dan Karen Qing mengobrol.
"Maksud kakak itu nona Yoyo, Karen Qing rasa nona Yoyo sangat cantik, dan orangnya juga cukup baik, Karen Qing tidak begitu mengenal nona Yoyo, Karen Qing rasa orang yang paling baik adalah kakak.
Kata Karen Qing, dia menatapku sambil tertawa.
“Mulut Karen Qing sungguh manis.”
Aku juga berkata sambil tersenyum, sebenarnya, aku merasa bahwa Yoyo orang yang cukup baik.
Selain itu di sisi Raja Ular Austin Ye, setelah ia meninggalkan kamar raja dan datang ke taman, Yoyo sedang duduk di taman menunggunya sambil meminum teh.
Melihat wajah yang rupawan itu muncul, Yoyo segera bangkit dari bangku batunya dan berjalan menuju pemilik wajah rupawan itu.
Sepasang matanya yang indah, semua menunjukkan rasa senangnya karena melihat pria tampan ini.
"Kakak Austin Ye."
Yoyo berteriak pada pria tampan itu, berjalan ke sisi Austin Ye, dan menggandeng lengan Raja Ular Austin Ye.
"Yoyo, apakah ada masalah, sehingga membuat Raja datang ke sini."
Raja Ular Austin Ye berkata dengan datar, dia hanya ingin mendengar Yoyo sampai selesai berbicara, dan kemudian pergi, karena hatinya sedang memikirkan seseorang.
"Kakak Austin Ye, Yoyo hanya ingin berduaan berbicara dengan kakak Austin Ye."
Yoyo berkata dengan manja, menyandarkan kepalanya di bahu Raja Ular Austin Ye.
"Raja masih memiliki urusan lain."
Yoyo yang seperti ini menempel pada orang, membuat Raja Ular Austin Ye tidak senang, dia berjalan beberapa langkah, menjaga jarak dengan Yoyo.
"Apakah Kakak Austin Ye marah pada Yoyo karena kakak ipar jatuh ke dalam air? kamu hanya mengkhawatirkan kakak ipar saja, sedikit pun tidak peduli padaku.”
Yoyo berkata dengan keras kepala, dia hanya ingin Raja Ular Austin Ye lebih hangat padanya, siapa yang tahu bahwa Raja Ular Austin Ye begitu dingin padanya, dia sangat sedih.
"Sudah berapa umurmu, kamu masih keras kepala, sedikitpun tidak mengerti segala hal."
Yoyo seperti anak kecil yang tidak dewasa, keras kepala, tidak mengerti segala hal, sebenarnya setiap kali berhubungan dengan Yoyo, Raja Ular Austin Ye pasti akan di buat pusing olehnya, ia sangat lengket kepada orang.
"Aku memang tidak mengerti segala hal, aku juga keras kepala, memangnya kenapa."
Yoyo berkata dengan terus terang, sekali lagi menggandeng lengan Raja Ular Austin Ye.
Novel Terkait
Gue Jadi Kaya
Faya SaitamaVillain's Giving Up
Axe AshciellyYour Ignorance
YayaPernikahan Tak Sempurna
Azalea_My Tough Bodyguard
Crystal SongMenantu Hebat
Alwi GoCinta Yang Dalam
Kim YongyiThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya