The Serpent King Affection - Bab 103 Minum Racun Kalajengking
Setelah meninggalkan desa, kami sampai di sebuah padang rumput, pepohonan sangat sedikit disini, sepanjang mata memandang warna hijau terbentang, sangat menyegarkan mata.
Sebuah mata air yang menyegarkan ada diantara rerumputan, airnya jernih hingga kita bisa lihat sampai ke dasarnya, nampaknya sangat bersih.
" Nona,haus tidak? Susan ambilkan air. "
Susan berjalan melompat kecil menuju pinggir sumber air, sambil jongkok ia mengambil air dan berkata kepadaku.
" Ini, minumlah. "
Aku berkata kepada Susan, air yang jernih ini, membuat orang yang melihatnya jadi ingin meminumnya.
" Baik nona, Susan ambilkan air. "
Susan memetik beberapa daun untuk mengambilkan air untukku.
" Nona, ini untukmu. "
Susan memakai daun memberikan air kepadaku.
" Terima kasih. "
Aku minum air itu.
Karena Susan mendengar aku berkata air ini sangat menyejukkan, dia juga mengambil air untuk dirinya sendiri.
" Iya benar, air ini manis dan menyegarkan. "
Susan meminumnya, Baginda Raja yang ada disebelahku, pandangan matanya yang meluluhkan hati memandang tempat yang jauh, tidak tahu apa yang dipkirkannya.
" Suamiku, sedang memikirkan apa. "
" Aku sedang memikirkan Isabelle. "
Dengan lembut dia menyentuh kepalaku, tersenyum dengan tulusnya.
" Ayo kita cepat pergi. "
Aku berdiri disamping sungai, menarik tangan si tampan dan mulai berjalan.
Hanya saja, saat berjalan makin lama, aku merasa tidak enak badan. Rasa ini datang dan tersebar dari perut, aku merasa perutku sedikit sakit. Jika hanya salah makan saja, aku juga tidak begitu peduli, tapi setelah dipikrkan, aku tidak salah makan apapaun. Sepanjang perjalanan, aku memakan makanan yang mudah. Hidangan yang mewah sedikit hanya aku makan saat ada di desa saat penduduk desa berterima kasih kepada Baginda raja, yang lainnyam hanya buah dan kue tipis juga minum air. Setelah dipikir-pikir, aku tidak salah makan apapun, tapi kenapa perutku bisa sakit begini.
" Isabelle, kau kenapa, bagian mana yang sakit, wajahmu pucat begini? "
Baginda Raja suamiku bisa melihatku tidak baik-baik saja, lalu berhenti berjalan sambil menanyaiku dengan hati-hati.
" Nona, kau kenapa? "
Ular Putih Kecil menanyaiku dengan perhatian.
" Perutku sakit. "
Jawabku, aku merasa sakit di perutku makin kuat, seakan ada yang sedang menggigit perutku, karena sakit, dahiku mengeluarkan keringat.
" Isabelle. "
Baginda Raja memapahku, membawaku duduk di padang rumput.
Ular Putih Kecil dan Andrew Bai juga ikut, melihatku begitu kesakitan, mereka sangat mengkhawatirkan aku.
" Kekuatanku tidak bisa membantu memeriksamu. "
Jawab Baginda Raja, sambil duduk disebelahku. Mata yang indah itu menutup, kedua tangannya menjadi satu dan mengeluarkan sinar yang kuat. Kedua tangannya mendorong penggungku, dahi sedikit berkerut, dia merasakan apa yang membuatku sakit perut.
Kekuatannya masuk ke dalam tubuh, seketika aku merasa perutku telah membaik, seakan tidak ada rasa sakit. Ia mengontrol rasa sakit yang ada ditubuhku, yang membuat perutku seakan digigit.
" Nona, perut Susan juga sakit. "
Tiba-tiba Ular Putih Kecil juga berbaring ditanah sambil kesakitan, wajahnya pucat pasi menahan sakit.
" Susan. "
Aku berdiri lalu memapah Ular Putih Kecil untuk duduk. Jika perutku sakit karena salah makan, kenapa Susan juga ikut sakit perut, dibandingkan aku, dia makan lebih sedikit, aku menjadi makin curiga,
" Suamiku, aku dan Susan kenapa? "
Aku terus curiga, apakah aku mengidap penyakit menular, hingga Ular pUtih Kecil juga ikut sakit perut, selain itu aku tidak terpikirkan apapun.
Baiklah, aku akui aku memang berpikir terlalu mudah, semua yang dapat kupikirkan hanyalah hal yang mudah.
" Di badan kalian ada racun ular. "
Jawab Baginda Raja, ia memakai kekuatannya untuk mengendalikan racun kalajengking yang ada didalam tubuhnya, dengan cepat Ular Putih Kecil berangsur-angsur membaik, sama denganku.
" Apa? Racun kalajengking? Di perut? "
Aku berteriak tidak percaya, ini, bagaimana bisa? Tidak, yang benar bagaimana seharusnya, bagaimana bisa hal yang menakutkan seperti racun kalajengking bisa ada didalam perut kami, lalu, bagaimana bisa ada di perut Ular Putih Kecil juga?
Aku tidak ingin racun kalajengking ini menggigit perutku lagi, aku ingin racun ini keluar, tapi bagaimana pun juga tidak bisa memuntahkannya.
" Isabelle, jangan panik, aku tidak akan membuatmu dalan masalah. "
Si tampan memeluk sambil menenangkan aku, dia tahu, aku sudah sangat dibuat ketakutan oleh kata-katanya.
" Bagaimana bisa, kenapa bisa, aku dan Susan mendapat racun kalajengking? "
Aku bertanya mendesak, rasanya makin menakutkan.
Si Ular Putih Kecil juga memucat, pasti karena dikageti oleh kata-kata Raja Ular.
" Jangan jangan karena air yang kita minum tadi, nona Isabelle dan Susan tadi minum di sumber air, makanya tiba-tiba sakit perut. "
Jawab Andrew menyelidik.
" Ayo kembali, maka kita akan tahu. "
Baginda Raja menggendongku sambil berjaan menuju sumber air, Susan mengikuti dari belakang.
" Susan, aku gendong saja ya. "
" Tidak perlu, Penjaga Andrew Bai, Raja Ular telah mengendalikan racunnya dengan kekuatannya, Susan juga telah membaik. "
Susan bicara dengan wajahnya memrerah, cepat-cepta menyusul Raja Ular dan nona, hatinya berdebar makin kencang.
Sekembalinya mereka ke pinggir mata air, Penjaga Andrew Bai mengangkat air tersebut, dia menyadari ada sesuatu yang berkilau didalam air tersebut. Ada sedikit racun kalajengking didalamnya, jika tidak melihatnya dengan seksama, akan sangat sulit meihatnya, seperti tadi, nona Isabelle dan Susan yang meminumnya tidak memperhatikannya.
" Raja Ular, air ini ada racun kalajengking. "
Penjaga Andrew Bai menunjuk ke air, pandangannya tertuju kepada kalajengking yang ada di air.
Melihat itu, Susan langsung bersujud.
" Semua itu karena Susan ceroboh, hukum saya, Yang Mulia Raja Ular. "
Susan menyerahkan dirinya sendiri, tidak berani mendongak melihat Raja Ular.
" Susan, bagaimana bisa semua ini salahmu, air ini beracun, aku juga tidak melihatnya kan. "
Aku melepaskan pelukan Raja Ular dan membantu Susan berdiri. Ia begitu takut, hendak menangis.
" Suamiku, jangan salahkan Susan, ini bukan salahnya.
Kataku memohon kepada Baginda.
" Aku tidak menghukunya. "
Jawabnya sambil melihatku, kata-katanya sangat lembut.
" Dengarkan, Susan, baik-baik saja. "
Aku menepuk-nepuk tangannya sambil menghibur, barulah Susan mengangkat kepalanya dan melihatku.
Nona sangat baik.
" Harus mencari cara agar kalian bebas dari racun, kekuatanku hanya bisa mengontrol efeknya. "
Si tampan tampak ragu-ragu, dia merasa aneh, kenapa air ini bisa ada racun kalajengkingnya, apakah ini perbuatan orang lain?
Novel Terkait
My Lady Boss
GeorgePria Misteriusku
LylyMenunggumu Kembali
NovanMy Charming Wife
Diana AndrikaJalan Kembali Hidupku
Devan HardiBretta’s Diary
DanielleSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaHanya Kamu Hidupku
RenataThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya