The Serpent King Affection - Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
OMG! Kenapa disini bisa ada ular sebesar ini, ukuran tubuhnya lebih besar juga panjang dibandingkan dengan wanita ular cantik itu, Isabelle hanya menatap kepala ular yang tinggi seperti itu saja, warna merah di mata semakin lama semakin kuat.
Benar, memang aroma ini, aroma ini adalah aroma yang dimiliki khusus oleh Raja UIar, walaupun tidak tahu mengapa aroma Raja UIar bisa begitu lemah, tapi ini tetap membuat ular kuning loreng merasa sangat bersemangat.
"Mo... mohon maaf, aku telah datang ke tempat yang salah."
Aku dengan susah payah menelan air ludah sambil mengatakan, dengan rasa takut yang luar biasa memandang ular besar yang berjarak kurang dari satu meter dariku, mengangkat kaki yang berat hendak kabur dari tempat berbahaya ini.
Di bawah pengaruh obat perangsang, membuat ular kuning loreng kehilangan kemampuan untuk membedakan, cahaya merah yang dipancarkan oleh tubuh juga matanya berangsung menjadi semakin kuat, aku ingin kabur pun sudah tidak mampu, lalu telah diserbu dan ditekan oleh tubuh ular yang besar.
Gawat, gawat, aku berpikir seperti ini, aku sudah ketakutan sampai sekujur tubuhku mengeluarkan keringat dingin, tubuhku telah dililit dengan erat oleh ular besar, dan ada kemungkinan sedetik kemudian aku akan ditelah olehnya.
Tapi aku tak menyangka, ular yang menekanku di bawah tubuhnya sama sekali tidak memakanku, dia hanya tiada hentinya mendesis dan mencium wajahku, bahkan ular besar itu sedang memejamkan matanya, penuh dengan ekspresi yang menikmati.
Oh Tuhan! Apa yang dilakukannya, menyentuh badan dari ular, tubuhnya berbeda dari tubuh ular lainnya, sedangkan ular besar yang menindihku dibawa tubuhnya ini, suhu tubuhnya sangat panas membara.
Yang membuat suhu tubuh ular sangat panas, apakah......
Di tengah kepanikan, aku tetap tidak lupa untuk menebaknya, perkataan ular besar selanjutnya langsung telah memastikan tebakanku, hal ini membuatku merasa semakin takut.
"Raja UIar, aku ingin."
Keluar beberapa kata yang lembut dari mulut sang ular, suara itu sangat memikat hati, kalau aku adalah seorang pria, pasti akan terpikat dengan suara ini, tapi masalahnya, aku adalah seorang perempuan, yang bersikap manja denganku malah adalah seekor ular besar, berdasarkan suaranya, dia dan aku memiliki suatu persamaan, yaitu memiliki jenis kelamin yang sama.
Apakah masih ada hal lain yang bisa membuat orang merasa lebih menjijikkan?
"Kamu, kamu sepertinya telah salah orang......"
Aku mengatakan dengan ketakutan, sambil ingin mendorong ular besar, membuatnya jangan menjilat wajahku, dan bahkan meninggalkan air liur yang begitu banyak di wajahku yang harum, rasa sakit mulai menjalar dari bekas lukaku, sepertinya cairan ludah dari ular mengandung racun, aku tidak akan bisa menerimanya kalau dia sampai menghancurkan seluruh wajahku.
Melihat mata dari ular besar terpejam rapat, dan tidak berniat untuk melepaskanku sedikitpun, bahkan tubuh ular semakin lama semakin melilit dengan erat, ada suatu bagian telah mengalirkan cairan yang panas, membuat bajuku menjadi basah.
Sialan, yang benar saja, ular betina ini bahkan sedang merangsangku, oh langit dan bumi, diriku yang sebagai seorang wanita sama sekali tidak bisa membantunya.
"Raja UIar, aku ingin, aku menginginkannya......"
Ular besar tetap memejamkan mata sambil menjilat wajahku dengan penuh kenikmatan, seluruh wajahku seketika telah dijilat sampai oleh ular betina ini, sepertinya sudah tidak perlu mencuci wajah beberapa hari ini.
"Aku, aku bukanlah Raja UIarmu, kamu cepat lepaskan aku."
Aku dengan sekuat tenaga mendorong kepala ular dan memalingkan kepalaku agar tidak dijilatnya, dalam hati aku telah berteriak keras 'apakah ada orang disekitar, cepat tolong aku', aku hampir di perkosa oleh seekor ular betina, hal ini membuat hatiku yang polos seketika menjadi serasa diremas.
Ular besar malah tidak mendengarkan perkataanku, dia dengan erat melilit di tubuhku, dan telah menangkap wajahku yang menghindar, melanjutkan ciuman lagi dan lagi, dia seakan-akan telah mabuk berat, sama sekali tidak menghiraukan perkataan dari "Raja UIar" yang berada di bawah tubuh.
Lagipula, pergerakan ular besar semakin lama semakin berlebihan, dia mulai menggunakan mulut ular menggigit bajuku dan dengan sekuat tenaga merobek bajuku.
Terdengar suara "Srek" sejenak, baju mewah yang menawan itu telah dirobek sangat besar.
"Hei, apa yang kamu lakukan.
Aku dengan sekuat tenaga menarik baju yang telah dirobeknya, tidak peduli sekuat apa aku melawan, tetap tidak bisa keluar dari tubuh ular.
Sedangkan nafsu dari ular besar telah semakin membara, semakin besar perlawanan dari orang di bawah, dia akan merasa semakin bergairah, bagian ekor dari ular telah basah kuyup dari awal, lalu, ekor ular dengan perlahan memisahkan kakiku......
Kejadian sudah mencapai tahap seperti ini, aku tidak lagi bisa menahannya, lagipula aku tidak bisa terima diriku melakukan hal itu bersama dengan seekor ular betina, dalam kepanikan, aku telah mengingat akan pisau pemotong buah dari kamar yang kusembunyikan di lenganku, hanya ada cara ini saja, aku mengambil pisau dan menghempaskannya ke arah tubuh ular dengan kuat.
Setelah tertusuk olehku seperti ini, terlihat sang ular besar dengan cepat membukakan matanya, matanya memancarkan cahaya merah, aku dengan rasa ketakutan yang luar biasa melihat ular besar, terkejut sampai nafas pun tidak berani kulepaskan dengan kuat, tangan yang memegang pisau juga gemetaran dengan hebat, dalam hati berpikir, kali ini benar-benar akan mampus, ular besar pasti telah marah besar karena tusukanku, dan mungkin saja akan menelanku hidup-hidup, tapi, hal yang membuatku tidak menyangka telah terjadi selanjutnya.
"Hmm...... sungguh nyaman......"
Tidak kuduga ular besar tidak hanya tidak marah, bahkan mengatakannya dengan penuh kenikmatan, tubuh ular menjadi semakin panas, setelah meminum obat perangsang yang kuat, selain membuat nafsunya sangat kuat, dia tidak akan merasakan rasa sakit apapun, tusukan pertama telah jatuh, ular besar malah merasa sangat menggairahkan, dan menjadi lebih gila untuk bisa mendapatkan pelampiasan.
Tak berdaya, kalau aku tidak membunuhnya, aku akan menjadi alat pelampiasan baginya, aku menutup mata, menggertakkan gigi, aku menguatkan tekad, menggenggam gagang pisau yang berada di tangan dengan erat, dan dengan kuat menusuk tubuh ular, satu tusuk, tiga tusuk, dua puluh tusuk......
Aku bersumpah, ini adalah pertama kalinya aku membunuh makhluk hidup, aku yang dulu bahkan merasa takut ketika melihat orang lain membunuh seekor ayam, tidak sangka hari ini malah membunuh seekor ular besar dengan tangan sendiri, hal ini membutuhkan sebuah keberanian yang besar.
Tepuk tangan, dimana suara tepuk tangannya?
Setusuk demi setusuk, cariran darah terpancur memenuhi wajahku, sudah tidak tahu seberapa banyak tusukannya, aku baru menghentikannya ketika bagian tubuh yang melilitku mulai melonggar dan ular besar juga mulai tidak bergerak, sekarang baru berani membukakan mata, melihat pandangan di hadapanku penuh dengan darah merah, aku yang ketakutan dengan luar biasa, sudah kehilangan indra perasa, dengan tubuh yang terasa kebas melihat ular besar yang hampir mati terbaring di tanah.
Dia mengedipkan sejenak mata ular yang merah, dengan suara yang lembut mengatakan: "Raja UIar...... aku...... aku menginginkannya......"
Akhirnya, ular besar telah memejamkan matanya, dia tidak akan mampu untuk menginginkannya lagi lain kali.
Aku minta maaf, kalau ada kehidupan mendatang, mari kita menjadi sepasang kekasih.
Aku dengan tenaga yang telah terkuras habis berbaring di samping tubuh ular besar, bisa dibilang sedang telah memberikan sebuah penjelasan terhadap ular yang mati, juga menenangkan diri sendiri.
Mulutnya terasa asin, seperti darah, aku menelan air ludah, tak sengaja sekalian menelannya sekaligus.
Seluruh taman, penuh dengan aroma darah yang pekat, terdapat seorang manusia yang masih hidup, dengan seekor ular yang telah mati, keduanya terbaring di tengah-tengah semak bunga dalam taman, sang pria menyerbu ke taman, yang terlihat ada pemandangan seperti ini.
Keningnya berkerut, sedikit terkejut.
"Raja UIar."
Setedik setelah sang pria telah muncul, seorang pria berbaju putih juga ikut muncul di taman.
Panjaga Andrew Bai telah mencari ke seluruh daerah istana ular sekian lama baru bisa menemukan wanita ular cantik ini, dia sendiri tidak menyangka Raja UIar akan bergegas datang dengan sendirinya, dan lebih tidak menyangka, wanita ular cantik telah mati tanpa memerlukan dirinya sama sekali.
"Nona, nona Isabelle!"
Penjaga Andrew Bai telah dengan jelas melihat bahwa orang yang penuh dengan lumuran darah adalah nona Isabelle, seketika merasa sangat tercengang, dia tidak tahu bagaimana caranya nona Isabelle bisa datang ke taman sendirian, dan bahkan membunuh ular besar dengan tangannya sendiri, ini sungguh tidak masuk akal.
Sang wanita melihat kedatangan kedua pria, dia mulai bangun dari tanah, dengan tubuh yang sempoyongan berjalan ke arah para pria, pisau pemotong buah masih tergenggam di tangan.
"Raja UIar, aku ingin, aku menginginkannya."
Mengatakan sambil menunjuk ke arah mayat ular, dan tidak lupa untuk melototkan mata memandang salah satu pria diantaranya, lalu langsung tumbang ke tanah setelah mengatakannya , sang pria telah menangkapnya dalam pelukan dengan tepat waktu.
Novel Terkait
Don't say goodbye
Dessy PutriThe Great Guy
Vivi HuangJalan Kembali Hidupku
Devan HardiUnplanned Marriage
MargeryThis Isn't Love
YuyuThe Gravity between Us
Vella PinkyLoving Handsome
Glen ValoraAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya