The Serpent King Affection - Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
Tapi, ingin keluar dari jurang ini tidaklah semudah itu, aku sekarang telah terluka parah, jika ingin mengandalkan diri sendiri untuk keluar dari sini, merupakan suatu hal yang mustahil, kecuali, aku merupakan monster berkepala tiga berkaki enam, dan memiliki kemampuan terbang, baru bisa keluar dari sini.
Diriku yang tadinya penuh dengan tenaga, sekali lagi kalah terhadap kenyataan, hatiku penuh dengan kekecewaan dan rasa tak berdaya, apakah aku benar-benar akan mati terkurung di tengah jurang ini, tidak ada makanan, tidak ada rumah, dan mungkin saja bisa bertemu dengan hewan buas.
Aku duduk melamun di atas sebuah batu, diriku yang pada saat ini detik ini, sama sekali tidak memiliki jalan keluar.
Tepat pada saat ini, seekor burung besar turun dan berdiri di sampingku, dia menundukkan kepala, dengan paruh yang panjang menghisap air, dalam hatiku telah memberanikan diri untuk mengambil sebuah keputusan besar.
Aku menelan air ludahku, dengan perlahan mendekati burung besar yang sedang minum air itu, hatiku bagaikan gendang yang dipukul dengan cepat tanpa henti, tidak peduli lagi, paling tidak hanya akan mati sekali lagi.
Aku mengulurkan tangan, dengan kuat mencengkram sayap burung besar, lalu melompatkan diri kesana, pergerakan seperti ini bisa dibilang sangat peka, saat burung besar telah menyadari sesuatu, aku telah menunggangi atas punggungnya, sepasang tangan dengan erat memeluk leher burung besar yang panjang.
"Kuak"
Sebuah suara jeritan histeris memecah langit, burung besar terbang tinggi karena merasa sangat terkejut, bahkan sampai membuat burung besar lainnya terbang dengan kacau menghancurkan formasi yang ada sebelumnya.
Aku mengcengkram sang burung besar dengan erat dan tidak berani melepaskan pegangan, mataku melihat ke bawah sejenak, oh Tuhan, tinggi sekali, sungguh takut, bagaikan sedang naik pesawat, kepalaku serasa berputar, gejala takut akan ketinggian telah muncul.
Tidak ada cara lain, aku hanya bisa memejamkan mata, membiarkan burung besar membawaku terbang kemanapun, kalau burung besar bisa membawaku pergi meninggalkan jurang ini, aku akan memiliki harapan untuk hidup, dengan berpikir seperti ini, aku terus mencengkram bulu burung besar dan tak berani untuk melonggarkan genggaman.
Sebuah cahaya emas muncul tiba-tiba di samping jurang, berubah menjadi seorang pria yang begitu menawan, dia adalah Raja Ular, Austin Ye.
Dia yang sedang mencari keberadaan orang tercintanya yang terjatuh, terlihat sebuah mayat Ular Hitam di balik semak-semak, tapi malah tidak menemukan keberadaan Isabelle Yao, dan tidak mengetahui dia masih hidup atau telah mati, hal ini membuat Raja Ular sangatlah risau, makanya sebelum bisa menemukannya, dia tidak akan menyerah.
Ini adalah tekad yang kuat bagi orang tercintanya.
"Raja Ular."
Suaranya baru saja terdengar, Penjaga Andrew Bai membawa sejumlah pengawal datang ke samping jurang, Penjaga Andrew Bai dengan hormat berkata terhadap pria menawan.
"Hamba telah mencari keseluruh tempat di dunia ular, tapi tidak menemukan keberadaan Nona Isabelle, apakah mungkin Nona Isabelle telah pergi meninggalkan dunia ular, ataupun telah ditangkap oleh para wanita ular cantik."
Penjaga Andrew Bai mengatakan kecurigaan hatinya, dalam hatinya dia berpikir, kalau Nona Isabelle benar-benar jatuh di tangan para wanita ular cantik yang kejam itu, sama sekali tidak memiliki kemungkinan untuk tetap hidup, kalau tidak, berarti para wanita ular cantik sedang berbohong terhadap Raja Ular, dan Nona Isabelle telah keluar dari dunia ular, hanya ada dua kemungkinan ini.
Tepat pada saat ini, terdengar sebuah suara teriakan keras dari langit, terkandung rasa ketakutan dari dalam suara histeris itu.
Ketika semua orang mengangkat kepala, terlihat seekor burung dengan ukuran badan yang besar sedang ditunggangi oleh seorang wanita terbang di langit.
Kening pria menawan sedikit mengerut, bukankah wanita itu adalah seseorang yang selalu dirindukannya pagi dan malam, kenapa, kenapa dia bisa muncul di atas tubuh burung besar.
"Raja Ular, wanita yang berada di atas tubuh burung besar itu, dia adalah Nona Isabelle."
Penjaga Andrew Bai berkata dengan kaget, dia mengikuti perintah dari Raja Ular, untuk pergi mencari keberadaannya di setiap sudut dunia ular, tapi pada saat ini dia sedang berada di atas punggung seekor burung besar, ini, sungguh tidak masuk akal.
"Isabelle."
Dia tidak mampu berpikir panjang lagi, sang pria menggunakan tenaga yang sedang-sedang saja untuk terbang ke arah sang wanita.
"Suamiku."
Aku tidak berani percaya, aku bisa bertemu sekali lagi dengannya, pria yang begitu tampan itu, dia sedang terbang ke arah burung besar, rambut hitamnya berterbangan, bajunya berkibar-kibar, sebuah wajah yang menawan sempurna, pandangan mata yang sangat mendalam, diriku yang pada detik ini, sungguh sangat terpikat sepenuhnya oleh pria yang seperti ini, membuatku lupa bahwa aku masih berada di atas burung besar, berada di situasi yang sangat berbahaya.
"Ah!"
Aku secara tidak hati-hati telah melonggarkan pegangan, dan mulai tergelircir jatuh dari badan burung besar, hanya saja sedetik kemudian, langsung telah dipeluk oleh sebuah pelukan lebar yang begitu memikat.
"Isabelle, kamu tidak kenapa-napa bukan?"
Suara sang pria yang merdu menanyakan, dia sedang menatapku dengan penuh perasaan, awalnya mengira orang yang dicintainya telah tiada, tapi tidak disangka dia masih hidup, hal ini membuat suasana hatinya menjadi membaik.
"Aku, aku sangat pusing."
Akhirnya telah menemukan sandaran, setelah mengatakannya, aku telah jatuh pingsan di pelukannya.
"Isabelle."
Melihat seseorang yang berada di pelukan telah jatuh pingsan, dan tubuhnya penuh dengan luka, sedetik kemudian, langsung muncul di istana ular.
"Penjaga Andrew Bai, panggil Dokter Ular untuk datang kesini memeriksa keadaannya."
Suara seorang pria menawan yang datar berpesan kepadanya, sambil menggendong sang wanita kembali ke kamar.
"Raja Ular, Nona."
Ular Putih Kecil dengan panik mondar mandir di luar kamar menunggu kabar dari Nona, lalu melihat Raja Ular sedang menggendong Nona kembali, Ular Putih Kecil awalnya kaget, lalu mulai berubah menjadi penuh dengan kebahagiaan.
Terima kasih terhadap langit dan bumi, Nona telah kembali, Ular Putih Kecil menempelkan kedua telapak tangannya di depan dada berkata, suasana hatinya juga ikut bergembira.
Penjaga Andrew Bai membawakan Dokter Ular dan datang kemari, Ular Putih Kecil pun pergi mengikutinya.
"Penjaga Andrew Bai, ada apa dengan Nona, apakah telah terluka."
Setelah merasakan kesenangan, Ular Putih Kecil mulai merasa khawatir, walaupun merasa senang karena Raja Ular telah membawa pulang Nona, tapi dia lebih khawatir apakah kepergian Nona kali ini telah terluka atau tidak, ataupun telah mengalami hal lain.
"Hmm, Nona Isabelle mengunggangi punggung burung besar, tubuhnya juga memiliki banyak luka luar, Raja Ular telah menyuruh Dokter Ular untuk memeriksa."
Penjaga Andrew bai dengan nada bicara yang datar berkata terhadap Ular Putih Kecil, dia tahu Ular Putih Kecil beberapa hari ini sangat mengkhawatirkan keselamatan Nona Isabelle.
Di tengah perbincangan, beberapa orang itu telah tiba di dalam kamar, tidak lagi berbicara.
"Dokter Ular, cepat periksa keadaannya, apakah luka di tubuhnya serius?"
Raja Ular yang berada di samping ranjang berpesan kepada Dokter Ular.
Baik, Raja Ular, saya sekarang akan memeriksa keadaan luka Nona Isabelle."
Dokter Ular berkata dengan hormat, berjalan sampai ke samping ranjang, melihat sejenak luka di tubuh Nona Isabelle, tidak berani untuk lalai sedikitpun.
Penjaga Andrew Bai dan Ular Putih Kecil dengan sopan berdiri di samping, juga sangat khawatir dengan kondisi luka Nona Isabelle.
"Raja Ular tidak perlu begitu khawatir, luka di tubuh Nona tidaklah begitu parah, tidak akan membahayakan nyawa, Dokter Ular menuliskan resep obat untuk diminum Nona nantinya, dengan begitu, luka di tubuh Nona akan sembuh."
Dokter Ular mundur ke samping setelah selesai memeriksa, dan berkata dengan hormat.
"Bagus kalau dia tidak kenapa-napa, kalian keluarlah."
Ketika mengatahui dia tidak kenapa-napa, baru sang pria merasa tenang, matanya terus menatap tanpa berkedip sama sekali sang wanita yang sedang berbaring diranjang dengan penuh dengan luka di sekujur tubuh, penampilannya yang seperti ini, membuat sang pria sangat sedih.
"Saya Dokter Ular pamit keluar."
"Hamba pamit keluar."
"Susan pamit keluar."
Nona Isabelle tidak kenapa-napa, akhirnya semua orang bisa menghela nafas lega sekarang.
"Sungguh bagus, Nona telah kembali ke sisinya Raja Ular lagi,"
Setelah keluar dari kamar, Ular Putih Kecil berkata dengan bahagia, dia sudah menduga, Raja Ular bukanlah seseorang yang akan menyukai sesuatu yang baru dan melupakan yang lama, yang Raja Ular sukai hanya ada Nona seorang saja, hal ini sama sekali tidak berubah.
Novel Terkait
Pejuang Hati
Marry SuMeet By Chance
Lena TanPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Get Back To You
LexyBretta’s Diary
DanielleYour Ignorance
YayaCantik Terlihat Jelek
SherinPergilah Suamiku
DanisThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya