The Serpent King Affection - Bab 9 Istana Megah

"Austin, di mana rumahmu?"

"Austin, melihat dandananmu, apa kau ini seorang artis yang datang ke sini untuk syuting?"

"Austin???"

Jangan-jangan dia benar-benar turun dari surga?

Sepanjang perjalanan, aku bersandar pada punggungnya, terus bertanya padanya seperti burung kecil yang tak berhenti berkicau, telinga kedua pria itu tak pernah tenang sedetikpun.

Austin tak seberapa suka bicara, ia hanya menjawab pertanyaanku dengan senyumannya saja, aku tak peduli, aku ingin menanyakan semuanya.

"Sudah sampai, di situ rumahku."

Begitu sampai di tempat yang paling indah, Austin pun menunjuk ke arah depan.

Aku melihat ke arah yang ditunjuk olehnya, sebuah istana yang besar dan megah berdiri di antara pepohonan yang hijau dan air-air sungai yang mengalir, kelihatannya seperti istana kerajaan, cantik sekali.

"Wah! Itu rumahmu!"

Seruku dengan penuh kekaguman, aku benar-benar terkejut melihat istana yang sangat mewah dan megah itu.

Di tempat ini tak ada mobil sama sekali, seperti di surga saja.

"Iya, itu rumahku."

Kata Austin lagi, ia menoleh sedikit dan melihat ke arah wajahku, ekspresiku terlihat sangat lucu baginya.

Kemudian, ia pun memberikan sebuah isyarat pada pria yang berjalan di belakang kami dengan matanya, pria itu pun langsung berjalan ke depan pintu istana, mengatakan sesuatu dengan orang-orang yang berbaris dengan rapi di depan pintu, lalu mereka pun mengangguk-anggukkan kepala, dan dua orang di antara mereka pun berjalan masuk ke dalam istana, yang lainnya berdiri dengan rapi di luar.

"Kugendong kau masuk ke rumah."

"Aku jalan sendiri saja."

Melihat orang yang sebanyak itu, aku merasa sedikit malu kalau digendong, aku ingin berjalan sendiri saja.

"Tidak usah, kugendong kau."

Tanpa mempedulikan keinginanku, Austin pun menggendongku berjalan sampai ke depan pintu, aku hanya bisa berdiam diri di belakang punggungnya dengan wajah yang sedikit memerah, ini pertama kalinya aku digendong pria dengan seperti ini, walaupun karena kakiknya terluka, aku tetap saja merasa malu.

"Paduka."

Orang-orang bawahannya itu pun membungkukkan badan dan memberi hormat padanya, seperti pengawal-pengawal yang bertemu dengan rajanya, tadi Penjaga Bai sudah memerintahkan mereka untuk tidak memanggilnya dengan Raja Ular langsung, ia takut wanita yang digendong Raja Ular itu terkejut, orang-orang itu pun mematuhi perintahnya.

Austin merubah ekspresi wajah lembutnya tadi, ia menganggukkan kepalanya pada bawahan-bawahannya itu dengan wajah yang dingin, aku pun digendong memasuki pintu istana yang besar, dan sampai ke halaman besar yang penuh dengan bunga dan rumput-rumputan.

"Orang-orang tadi itu siapamu?"

Aku tak bisa menahan rasa ingin tahuku.

"Bawahan."

Balas Austin ketus.

Di samping halaman itu, berdiri sebuah rumah yang sangat megah, banyak sekali pria dan wanita yang berlalu-lalang di sana, mereka semua sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, ada yang menggunting rumput, ada yang menyirami bunga, dan lain-lain.

"Paduka."

Melihat Raja Ular menggendong seorang wanita asing masuk ke dalam istana, orang-orang itu pun segera menurunkan semua tulisan dan gambar "ular" yang ada di sana, lalu membungkukkan badan dan memberinya hormat, tidak ada yang tahu mengapa Raja Ular bisa membawa seorang manusia perempuan datang ke dalam istana, tapi tak ada seorang pun yang berani bertanya, mereka hanya bisa melihat kalau Raja Ular sangat peduli pada wanita itu.

Aku heran, bisnis apa yang dilakukan keluarga Austin sampai mereka bisa sekaya ini, membangun istana semegah ini, lalu memiliki pelayan dan pembantu yang tak terhitung jumlahnya, benar-benar tidak bisa disebut dengan empat huruf K-A-Y-A saja, dia benar-benar tampak seperti pangeran di dalam negeri ini, menurutku sih.

"Hai semua, namaku Isabelle Yao."

Untuk menunjukkan kesopananku, aku pun menyapa mereka dari balik punggung Austin, namun orang-orang itu tetap saja berdiam diri seperti patung dan membungkuk di samping kami, tak ada yang mau berbicara denganku, membosankan sekali.

Setelah melewati halaman besar itu, kita memasuki halaman kecil, halaman besar itu mengelilingi halaman kecil, halaman kecil ini juga tersambung dengan halaman besar tadi, halaman per halaman, Austin membawaku ke sebuah kamar yang sangat amat mewah, orang yang dipanggul Penjaga Andrew Bai itu juga mengikuti kita di belakang, seperti bodyguard saja.

Novel Terkait

Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu