The Serpent King Affection - Bab 48 Merobek Kulit Wajah
Raja UIar memeluk sang wanita, dalam waktu yang cukup lama tidak bersuara.
Hal ini membuat suasana sangatlah hening, sampai membuat Ular Putih Kecil yang berlutut di bawah mampu mendengar detakan jantungnya sendiri.
"Ular Putih Kecil, jagalah dia baik-baik."
Setelah waktu berlalu cukup lama, suara yang dingin akhirnya telah mematahkan suasana yang tadinya sangat sunyi senyap, dia meletakkan kembali orang yang berada dalam pelukan ke ranjang dengan perlahan, dan menyelimutinya dengan baik, walaupun wajahnya telah terluka, tapi untung saja tidak mengancam nyawa, ini adalah satu hal yang patut disyukuri.
"Baik, Raja UIar."
Akhirnya Ular Putih Kecil boleh berdiri dari lantai, sepasang kakinya terasa sangat kebas seakan-akan terasa bukan tumbuh di badannya, tapi semua ini tidak penting, setidaknya dirinya tidak dihukum mati karena tidak menjaga nona degnan baik, Ular Putih Kecil sangat berterima kasih terhadap kemurahhatian Raja UIar, dirinya pasti akan menjaga nona dengan sangat baik.
"Penjaga Andrew Bai, ikut bersamaku."
Pria tampan mengucapkan perkataan dengan nada perintah yang dingin ketika berjalan sampai disamping pria berbaju putih.
"Baik."
Penjaga Andrew Bai mengatakan dengan penuh hormat, dan bergegas berjalan mengikuti Raja UIar.
Setelah kedua pria telah pergi, maka hanya tersisa dua wanita di dalam kamar, satunya sedang pingsan di ranjang, yang satunya lagi sedang menjaganya dengan penuh perhatian.
"Nona jangan takut, Susan berada di sisi nona, nona harus segera bangun, Raja UIar sangat mengkhawatirkan nona, Susan juga sangat mengkhawatirkan nona."
Ular Putih Kecil berkata terhadap orang yang masih pingsan, kata demi kata dikatakan, sampai air matanya kembali mengalir, setelah nona mengalami kecelakaan, dia tiada hentinya menangis, dia takut terjadi sesuatu terhadap nona, juga sangat merasa bersalah karena tidak mampu menjaga nona dengan baik.
Tapi siapa yang bisa mengetahui, bahwa dia sudah berusaha sebisa mungkin.
Di dalam penjara ular, penjagaannya sangat ketat.
Dua ekor wanita ular cantik telah dikurung di dalam, mereka terus memukul pintu penjara tanpa henti, tidak bisa menerima dirinya berada di dalam penjara, lagipula mereka adalah wanita ular cantik yang memiliki latar belakang bagus, dan memiliki hak untuk mengikuti pemilihan permaisuri Raja UIar, dengan kata lain, juga berkemungkinan menjadi pemilik wanita dunia ular masa depan, bagaimana mungkin bisa menerima perlakuan seperti ini.
"Dasar kalian para bawahan yang lebih rendah daripada babi dan anjing, cepat lepaskan aku keluar, kalian tidak takut aku akan mengadu pada Raja UIar, lihat saja nanti, sangat aneh jika Raja UIar tidak merobek kulit kalian!"
Ular tosca memukul jeruji besi sambil marah-marah, sangat ingin membunuh mereka yang memasukkan mereka ke penjara satu per satu.
Sedangkan wanita berbaju putih malah tidak bersuara sama sekali, mencari sebuah tempat yang bersih untuk duduk, walaupun tidak berbicara, tapi dari sepasang mata yang memikat itu, terlihat jelas bahwa dia sama dengan ular tosca, merasa sangat tidak senang.
"Mohon kedua dara jangan marah, kami hanya sekedar menuruti perintah dari Raja UIar."
Sikap dari wanita ular muda yang seperti ini sangat membuat penjaga merasa serba salah, mereka sebagai bawahan hanya sekedar mendengar perintah dari Raja UIar, dan bukanlah ingin mencari masalah dengan mereka, dan mereka tidak berani tidak menuruti perintah dari Raja UIar.
"Apa? Bagaimana mungkin?"
Wajah dari ular tosca setelah mendengar perkataan dari pengawal berubah dari merah menjadi putih pucat, Raja UIar, bagaimana mungkin Raja UIar memperlakukan mereka seperti ini demi seorang bangsa manusia, ular tosca seketika merasa cemburu juga ketakutan.
Cemburu karena Raja UIar memasukkan mereka ke dalam penjara hanya karena seorang bangsa manusia, ini membuktikan bahwa Raja UIar benar-benar sangat mempedulikannya, mereka takut Raja UIar akan merasa marah dan menghukum mereka.
Lalu melihat ular hitam yang duduk di tempat yang bersih, ekspresi wajahnya tidak berbeda dengan ular tosca, juga tidak merasa begitu senang.
"Kak Hei, kamu rasa kita harus bagaimana sekarang, kalau memang benar seperti yang dikatakan pengawal, Raja UIar tidak akan membiarkan kita begitu saja."
Qing menanyakan ular hitam yang berada di sudut, walaupun mulutnya tidak mengatakan, tapi dia sudah mulai menyesal akan keputusannya untuk mengambil inisiatif pergi mencari Raja UIar.
Di dalam penjara dengan penjagaan yang ketat, mereka tidak akan bisa keluar walaupun berkepala tiga berkaki enam, sama sekali tidak mungkin untuk kabur.
"Kamu katakanlah sesuatu, apa maksud sikapmu yang tidak mengatakan satu katapun ini?"
Melihat ular hitam tidak menjawab, ular tosca telah marah.
"Apa gunanya kamu begitu panik seperti ini, aku rasa Raja UIar nanti akan datang menemui kita, kita mohonlah pada dia."
Ular hitam mengatakan, pandangan mata yang dingin terpancar dari wajah ular tosca, mulutnya berkata seperti ini, tapi sebenarnya dalam hati sedang memikirkan rencana lain.
"Benar, benar, dengan kualitas kecantikanku yang seperti ini, lebih cantik ratusan bahkan ribuan kali dari manusia itu, Raja UIar pasti akan melepaskan kita."
Mendengar perkataan ular hitam yang masuk akal, mata ular tosca mulai memancarkan sekilas cahaya, wajah yang pucat seketika telah penuh warna.
Hanya saja, dia merasa senang terlalu awal.
"Raja UIar."
"Raja UIar."
Pengawal di luar melihat Raja UIar membawa serta penjaga Andrew Bai, semuanya dengan sopan memberikan hormat, aura yang pekat dari tubuh sang pria, memancarkan hawa dingin yang membuat orang merasa kedinginan.
Selembar wajah yang dingin tidak terdapat ekspresi apapun, sang pria tidak berkata apapun, dengan langkah besar berjalan sampai di luar pintu sel penjara yang mengurung kedua wanita ular itu.
Kedua wanita melihat yang datang adalah Raja UIar, sepasang mata mereka langsung memancarkan beribu rasa kelembutan, wajah penuh dengan ekspresi memuja sang pria.
Kedua wanita telah berdiri secara bersamaan tanpa berjanjian, menggerakkan pinggul mereka dan berjalan beberapa langkah, sangat memancarkan aura seorang wanita yang memikat, dan mereka hanya berada di tempat yang berjarak setengah meter dari sang pria.
Terlihat sang pria mengulurkan tangan ke arah belakang, sebuah kursi langsung dengan otomatis bergerak dan berhenti di belakangnya, lalu duduk, dingin bagaikan gunung es.
Hawa yang dingin bagaikan es itu, tidak semua orang bisa menanggungnya.
Saat kedua wanita telah merasakan hawa seperti ini, hati mereka merasa semakin panik.
"Raja UIar."
Suaranya sangat lembut, membuat banyak pria menjadi terpana, sambil merasakan ketakutan menghadapi Raja UIar yang berada di hadapan mata, dia tetap menunjukkan ekspresi yang memikat.
Hanya dia seorang, yang tidak terpengaruh akan wanita di depan mata, pandangan mata yang tajam bagaikan panah itu jelas-jelas mengandung rasa jijik terhadap kedua wanita ular, yang paling dia benci adalah jenis wanita yang licik sejenis ini.
"Kalian bahkan berani melukainya, aku akan mewakilinya membalas ratusan bahkan ribuan kali lipat!"
Satu kalimat dari dia, membuat ekspresi di wajah kedua wanita itu berubah drastis, satu kalimat ini dengan tanpa segan telah menghentikan ribuan perkataan permohonan ampun mereka yang belum sempat diutarakan.
Raja UIar, mohon ampun, ini semua adalah ide dari ular tosca, aku sama sekali tidak terlibat, mohon Raja UIar memaafkan Hei untuk kali ini."
Dia tadi tidak berbicara, terus berpikir harus bagaimana jika Raja UIar tidak bersedia melepaskan mereka, dia harus bagaimana melemparkan tanggung jawab.
"Kamu.... kamu pemfitnah......"
Perkataan ular hitam, membuat wajah ular tosca yang cantik seketika telah memucat, dia tidak menyangka, bahwa ular hitam akan melemparkan tanggung jawab di waktu yang kritis seperti ini.
"Kalian semua harus mati!"
tidak peduli sebanyak apa perkataan yang dipersiapkan oleh mereka berdua, semuanya tidak berguna, karena dia akan membunuh mereka dengan tangannya sendiri.
Setelah melukai wanitanya, memang pantas menghadapi kematian.
Mohon ampun Raja UIar......"
Kedua wanita menjadi putus asa setelah mendengarnya, dan segera berlutut di tanah, Raja UIar ingin membunuh mereka demi wanita itu, mereka telah sadar apapun yang mereka katakan tidak akan berguna lagi, cara satu-satunya adalah berusaha sebisa mungkin, untuk kabur.
Kedua makhluk berubah menjadi bentuk ular hendak kabur, hanya saja sudah terlalu terlambat, dua leher yang putih bersih telah dicekik oleh sepasang tangan yang lebar dengan sangat kuat, kedua kepala mereka memiliki kemungkinan untuk patah kapanpun saja.
"Raja...... mohon ampun...... lain kali aku tidak akan berani lagi......"
Kedua wanita meminta ampun dengan susah payah, satu-satunya harapan adalah semoga Raja UIar bisa melepaskan mereka untuk kali ini.
"Kalian telah merusak wajahnya, aku hari ini akan merobek wajah kalian."
Suara yang dingin mengatakan, pandangan matanya sama dengan suaranya yang dingin menusuk hati.
Setelah mendengarnya, kedua wanita telah merasa sangat ketakutan sampai mata pun melotot besar, harapan mereka satu-satunya sudah musnah sepenuhnya seketika.
Mereka lebih bersedia mati secara langsung, daripada merasakan penyiksaan perobekan kulit wajah yang menyakitkan, bagi seorang wanita, wajah adalah suatu yang sangat penting.
"Jangan...... jangan...... ah......"
Tangan sang pria yang awalnya terletak di leher ular hitam, dengan tidak ragu berpindah ke wajahnya, dan mencengkram kulit wajahnya yang mulus berkilau, terdengar ular hitam mengeluarkan teriakan histeris, sebuah wajah yang cantik seketika menjadi tidak karuan, tidak lama kemudian, ular hitam telah tumbang dan mati mengenaskan.
Ular tosca dengan kepala mata sendiri melihat wajah ular hitam dicabik-cabik dan mati mengerikan, dia sudah merasa takut sampai ingin mati, karena cara mati dengan tingkat mengerikan seperti ini, lebih menyakitkan daripada mati ditusuk sebuah pisau.
Novel Terkait
Unperfect Wedding
Agnes YuNikah Tanpa Cinta
Laura WangAfter Met You
AmardaMeet By Chance
Lena TanLove and Trouble
Mimi XuDemanding Husband
MarshallThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya