The Serpent King Affection - Bab 130 Tidak Bisa Kabur
“Kamu sudah cukup beruntung, jika jatuh ke tangan adik perempuanku, takutnya kamu tidak akan bisa berpenampilan seperti ini lagi. ”
Pria itu berkata, dengan sisi bibirnya yang menunjukkan senyuman yang menawan seperti sebelumnya.
“Aku tidak mengerti dengan maksud perkataamu. ”
Aku tidak tahu apa yang sedang dia bicarakan, dari kata-katanya, kira-kira terdengar bahwa dia masih memiliki seorang adik perempuan, dan adik perempuannya sangat kejam.
Memikirkan hal itu, aku melihat penampilannya dengan detail, dari penampilan luarnya, aku tiba-tiba teringat dengan seseorang.
“Kamu, apakah kamu adalah Monster Air?”
Dia mengulurkan jari dan menunjuknya, dan sebuah perasaan takut menyebar di dasar hatinya.
“Benar, yang kalian bunuh adalah abangku. ”
Pria itu berkata, dan melihatku dengan sepasang mata yang menggoda, aku tidak mengerti dengan maksudnya ini, tujuan dia menangkapku adalah karena balas dendam, tapi aku merasa dia tidak bermaksud untuk langsung membunuhku.
“Jangan khawatir, selama kamu menurut dengan perkataanku, aku tidak akan membunuhmu. ”
Pria itu berkata kepadaku, dan arti dari kata-katanya sulit dimengerti.
“Kamu, apa maksudmu?”
Pada saat ini, ada 2 Pembantu Wanita berjalan masuk.
“Raja, nyonya mencarimu. ”
Kedua Pembantu Wanita berkata dengan memberi hormat.
“Ada keperluan apa dia datang mencariku. ”
Mendengarkan kedua Pembantu Wanita berkata seperti itu, ekspresi wajah pria itu berubah, seolah-olah sudah tidak sabaran.
“Para Pembantu juga tidak tahu, nyonya yang meminta Pembantu mencari Raja untuk datang menghampirinya. ”
Kedua Pembantu wanita merasakan ketidaksenangan pria itu, lalu menjawab dengan hormat.
“Aku sudah tahu, kalian pergi saja terlebih dahulu. ”
“Baik. ”
Kedua wanita pergi dengan hormat.
“Kami tetap tinggal disini dengan baik, jangan berpikir untuk kabur, kamu tidak akan bisa kabur, mengerti tidak. ”
Pria itu lagi-lagi berkata seperti ini kepadaku, dan dia seolah-olah sedang mengingatkanku, bahwa pergi dari sini, aku akan mati.
Dia tidak berbicara, matanya mengikuti kepergiannya, dan pintu ruangan di tutup.
“Jangan biarkan dia kabur, jika dia memiliki permintaan apapun usahakan penuhi kebutuhannya. ”
Kemudian terdengar suara pria yang memerintah penjaga wanita di luar.
“Baik, Raja. ”
Pembantu wanita menjawab dengan hormat, kemudian suara kaki pria itu semakin menjauh.
Aku bangun dari ranjang, berjalan dengan kaki telanjang ke jendela, melalui tirai jendela yang tipis, aku melihat diluar dipenuhi oleh penjaga wanita, aku ingin mengambil kesempatan untuk kabur, tapi sama sekali tidak memiliki kemungkinan ini.
Aku harus bagaimana, aku berjalan mondar mandir didalam ruangan, dan melangkah naik turun, saat ini, aku sangat merindukan Raja Ular, tapi tidak tahu dimana dia berada, dan juga Susan dan Penjaga Andrew Bai, tidak tahu apakah mereka terluka atau tidak.
Pria itu meninggalkan ruangan dan datang ke ruangan lainnya, didalam ruangan itu bersih dan rapi, penuh dengan bunga dimana-mana.
Seluruh tubuh wanita mengenakan gaun berwarna merah muda dan sedeng duduk di kursi sambil meminum teh, dan di sisinya ada beberapa Pembantu wanita yang sedang melayani.
“Raja, kamu sudah datang. ”
Melihat pria berpakaian warna merah berjalan masuk, wanita yang berpakaian gaun berwarna merah muda itu berdiri dengan sangat cepat, dan menghampiri pria yang berpakaian warna merah.
“Ada keperluan apa kamu datang mencariku. ”
Pria itu tidak begitu mempedulikan wanita itu, dia datang dan duduk di kursi, lalu meminta pembantu untuk menuangkan air teh kepadanya dan dia mulai minum.
Wanita itu baru saja ingin bergegas menghampiri dan jatuh kedalam kehampaan, didalam hatinya tentu merasa tidak senang, tapi dia masih menunjukkan sebuah senyuman yang menawan, dan berjalan ke sisi pria itu lalu duduk.
“Raja, sudah berapa lama kamu tidak melihat istrimu, istrimu sangat merindukanmu. ”
Wanita itu menuangkan segelas teh kepada pria, dan berkata dengan lembut.
“Aku ini sedang tidak sibuk, biarkan pembantu wanita yang menemanimu. ”
Pria itu sambil berbicara sambil minum teh, bahkan dia tidak melihat wanita itu.
Ketika mata wanita itu berpaling, dan perkataan ini dia sudah tidak tahu berapa kali dia mendengarkannya, sebenarnya dia sangat sibuk, sibuk untuk bersekongkol dengan wanita lain.
“Karena hari ini Raja bisa meluangkan waktu untuk datang melihat istri, maka akan lebih baik untuk tetap tinggal lebih lama bersamanya. ”
Wanita itu berkata dengan nada yang lembut, tujuannya adalah ingin membiarkan suaminya menemani dirinya lebih lama, karena menurut dia, ini adalah hal yang paling berharga.
“Aku masih memiliki urusan yang harus dikerjakan, mana mungkin ada waktu menemanimu, mintalah para pembantu untuk menemanimu, jika tidak ada hal yang lainnya, maka aku akan pergi. ”
Pria itu berkata dengan sedikit tidak sabaran, dia adalah seorang pria yang berubah-ubah dalam percintaan, adalah seorang pria yang sangat tidak suka dengan wanita yang menjerat dirinya, seperti sekarang ini, istrinya ini selalu menjeratnya, dan membuat dia semakin tidak suka dengannya.
Ketika selesai berbicara, pria itu berdiri dan ingin pergi, didalam hatinya masih memikirkan seorang wanita lain, sekarang dia sangat tertarik dengan wanita itu, terhadap mantan kekasih di hadapannya, dia sedikitpun tidak tertarik.
“Raja, jangan pergi, istri ingin Raja menemani istri. ”
Wanita itu melihat dia yang ingin pergi, lalu dia memeluk pria itu dari belakang, dan tidak membiarkan dia pergi.
“Putri Duyung, kamu merepotkan, aku masih memiliki urusan, tidak ada waktu untuk menemanimu sepanjang hari. ”
Pria itu berkata dengan tidak senang, lalu menyingkirkan tangan Putri Duyung.
“Raja ini sibuk mencari wanita lain. ”
Putri Duyung yang mendapatkan penolakan, didalam hatinya tentu merasa tidak senang, lalu berkata.
“Apa yang kamu katakan. ”
Pria itu berkata dengan cukup marah, dan dia semakin lama semakin tidak suka dengan wanita ini, benar-benar tidak tahu pada saat itu aku jatuh cinta dengan sisi bagian mana dari dia, dan bisa menikahi wanita yang cerewet seperti ini sebagai istri.
“Jelas-jelas Raja sudah tidak menyukai istrinya, dan dia sudah menyukai wanita lain. ”
Putri Duyung berkata bahwa, hari ini dia harus membuat pernyataan yang jelas, dan dia juga tidak tahan lagi dengan perlakuan yang dingin ini, dia membuka tangan lalu menghitung dengan jari, pria itu sudah tidak datang melihatnya selama hampir satu bulan, dan sepanjang hari berada di luar untuk bergaul dengan wanita, juga tidak wanita yang tahan.
“Sudah cukup, Putri Duyung, aku mengatakan bahwa aku tidak memiliki istri maka aku todak memiliki istri, jika kamu tidak percaya, dan tidak ingin tinggal disini, kamu boleh pergi, dan aku tentu tidak akan meninggalkan apapun padamu. ”
Pria itu berkata dengan marah, dia sudah cukup kesal terhadap wanita ini.
“Raja ingin mengusir istri keluar agar bisa menikahi wanita lain, benarkan, dan hari ini istri akan menjelaskan, tidak peduli bagaimanapun, istri tidak akan pergi, istri akan selalu menjadi nyonya di istana ini, dan menjadi satu-satunya wanita di sisi Raja. ”
Dia ingin menjadi satu-satunya istrinya, dan berapa banyak wanita yang dekat dengannya, semuanya sudah mati di tangannya.
Pada dasarnya perasaan itu egois, ada orang yang menjadi jahat dikarenakan perasaan.
“Tidak beralasan. ”
Pria itu merasa tidak bisa berkomunikasi dengan Putri Duyung, lalu meninggalkannya, dan tidak ada orang yang bisa menghentikan karakter Monster Air yang bergaul dengan wanita dimana-mana.
Matanya melihat mengikuti kepergian pria itu, dan Putri Duyung merasa sangat marah.
“Dengar-dengar hari ini Raja sudah menangkap seorang wanita untuk kembali, kalian pergi lihatlah, apakah ini nyata. ”
Putri Duyung memerintah kedua pembantu wanita.
“Benar, nyonya. ”
Pembanti wanita berkata dengan hormat, lalu pergi, dan hanya tersisa Putri Duyung seorang diri yang duduk di samping meja didalam matanya terlintas sedikit rasa muram.
Disamping itu, aku sama sekali tidak memiliki cara untuk kabur dari ruangan, di bagian luar dipenuhi penjaga wanita, didalam ruangan bahkan tidak ada celah, jika ingin kabur, sama sekali jangan bermimpi.
Pintu ruangan terbuka, ada pembantu wanita yang masuk untuk mengantarkan makanan, mereka meletakkan makanan diatas meja, lalu dia ingin pergi.
“Kalian jangan pergi. ”
Aku berjalan ke hadapan kedua pembantu wanita, dan melihat penjaga wanita diluar, lalu berbisik dengan mereka:“Apakah kalian bisa melepaskanku. ”
Kedua pembantu wanita melihatku, kemudian saling bertatapan mata, dan tidak berbicara, lalu pergi, seperti dua boneka kayu yang sama sekali tidak mempedulikan aku.
Lagi-lagi pintu ditutup, aku menjadi sangat sedih, otaknya berpikir sampai hampir meledak juga tidak bisa terpikirkan cara untuk kabur dari sini, lagi pula, aku hanya seorang manusia biasa yang tidak memiliki kekuatan sihir, dan kabur sama sekali merupakan hal yang tidak mungkin.
Novel Terkait
Step by Step
LeksAir Mata Cinta
Bella CiaoMy Goddes
Riski saputroGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangPernikahan Kontrak
JennyWonderful Son-in-Law
EdrickLoving The Pain
AmardaThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya