The Serpent King Affection - Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
Kabar tentang diriku yang telah mengandung seketika telah tersebar luas, tidak ada satupun bawahan di istana ular yang tidak merasa senang, ada yang mempersiapkan makanan dan minuman yang bernutisi untuk nona, juga ramuan penguat kandungan dan lain-lain, semua orang menjadi penuh dengan kesibukan yang membahagiakan.
Sedangkan diriku yang diberi kasih sayang yang besar, lebih mendapat perhatian penuh setelah mulai mengandung, pria rupawan tidak hanya memerintahkan Ular Putih Kecil dan Penjaga Andrew Bai untuk terus menjagaku di setiap detik, bahkan dirinya pun hampir menemaniku setiap saat di setiap hari.
Baru meminum sebuah makanan yang bernutrisi, lalu meminum ramuan penguat kandungan, kalau harus memakan sesuatu lagi, perutku serasa akan segera meledak.
"Boleh tidak aku tidak meminumnya lagi, ramuan penguat kandungan ini sungguh sangat aneh."
Aku mengelus-elus perut sambil berkata terhadap pria yang berada di sampingku, di dalam mulutku masih tersisa berbagai aroma obat, aku merasa tidak perlu meminum begitu banyak obat, aku tidak suka, dalam hati berpikir, sang bayi pun tidak akan suka.
"Patuhlah, bagaimana kalau aku menemanimu minum."
Aku tidak sangka demi membuatku meminum obat penguat kandungan, Austin Ye akan mengatakan perkataan seperti ini.
"Haha."
Aku tertawa sambil menutup mulut, merasa sangat lucu akan perkataan pria di sampingku tadi, aku meminum obat demi menguatkan kandungan, tapi untuk apa dia meminum obat, lagipula yang mengangdung bukanlah dia, apakah dirinya yang seorang pria bisa hamil, aku sungguh berharap pekerjaan mengandung, melahirkan dan menyusui, semua bisa dilemparkan kepada sang pria untuk dilakukan.
"Aku serius, asalkan Isabelle dengan patuh meminum ramuan penguat kandungan secara teratur setiap hari, aku akan bersedia untuk menemani Isabella untuk meminumnya bersama."
Melihat ekspresiku yang penuh ketidakpercayaan, sang pria menawan mengatakannya dengan sangat serius, mengambil mangkuk yang masih menyisakan sedikit obat dan hendak diminum untuk memperlihatkannya padaku.
"Sudahlah sudah, aku akan minum, ok."
Aku menghentikan mangkuk yang hampir tiba di samping bibirnya, dia telah mengatakan akan menemaniku meminum obat, kalau aku tetap tidak minum, akulah yang akan bersalah, aku juga tidak boleh begitu keras kepala dan sampai membiarkannya benar-benar menemaniku minum, aneh jika tidak akan membuat orang tertawa sampai sakit perut jika mendengar hal ini.
Selanjutnya, aku tetap meminum semangkuk demi semangkuk obat itu setiap hari, aku sama sekali tidak menyadari bahwa keguguran sebelumnya telah menyebabkan luka yang besar bagiku, walaupun telah sembuh, tapi ada beberapa luka tidak akan bisa berubah.
Meskipun setiap hari telah meminum ramuan penguat kandungan, tapi tetap sangat sulit untuk bisa melindungi anak.
"Raja ular sungguh bersikap sangat baik terhadap nona."
Di pagi hari, baru selesai meminum obat bernutrisi juga ramuan penguat kandungan, aku menyuruh Ular Putih Kecil dan Penjaga Andrew Bai untuk menemaniku jalan-jalan di halaman, sinar matahari pagi telah memenuhi seluruh halaman, hangat, dan penuh dengan aroma bunga.
Aku melewati hari seperti ini tanpa menemui badai dan ombak, sangat tenang, hanya saja, ketenangan yang kusukai ini, telah dihancurkan dengan sangat cepat.
Semakin berjalan dan berjalan, aku menghentikan langkah kaki, tiba-tiba merasa perutku sedikit sakit, dan semakin lama semakin parah, sebenarnya, sejak keguguranku yang sebelumnya, aku menyadari terkadang perutku terasa sakit, awalnya aku tidak menghiraukannya tapi sampai saat ini, rasa sakit seperti ini membuatku tidak bisa menganggapnya remeh lagi, dan aku juga telah memiliki sebuah firasat yang tidak baik.
"Nona, kamu kenapa?"
"Ada apa dengan nona Isabelle?"
Melihat aku telah menggentikan langkah kaki, dengan wajah yang berekspresi kesakitan, Ular Putih Kecil dan Penjaga Andrew Bai menanyakannya, semua sangat mengkhawatirkanku.
"Aku, perutku sangat sakit."
Aku mengatakan dengan kening yang berkerut, dan sudah berjongkok sambil memegang peutku, Ular Putih Kecil dan Penjaga Andrew Bai panik dan pergi membahuku.
"Nona kenapa bisa tiba-tiba sakit perut?"
Ular Putih Kecil melihatku sedang merasa sangat kesakitan, dengan panik berkata, tadi nona masih baik-baik saja, tiba-tiba mengatakan perutnya sakit, hal ini membuatnya sangat risau.
"Susan, kamu bantu nona Isabelle untuk kembali ke kamar, aku pergi mencari Raja Ular."
Penjaga Andrew Bai mengatakan dengan kepanikan, sangat mengkhawatirkan keadaan nona Isabelle saat ini.
Ular Putih Kecil menganggukkan kepala, hanya bisa seperti ini, dia membantuku kembali ke kamar, sambil menjagaku sambil menunggu kedatangan Raja Ular, dan keringat dingin telah memenuhi seluruh kening dari awal.
Dan aku, tiba-tiba sangat sakit perut, kesakitan yang sangat luar biasa, membuatku sampai meringis kesakitan sambil berguling-guling di ranjang, selanjutnya, aku merasa aliran sebuah carian yang panas keluar dari dalam tubuh, seakan-akan ada sesuatu yang sangat berharga sedang pergi dari dalam tubuhku.
"Isabelle, ada apa Isabelle."
Sangat cepat, Raja Ular yang mendapar kabar dan telah berada disampingku, dia menangkap tanganku, melihat diriku yang merasa kesakitan, mata sang pria menawan memancarkan kasih sayang.
"Cepat panggil dokter kerajaan."
Sang pria dengan panik berteriak terhadap bawahan, tidak sanggup melihat orang yang dicintainya mengalami kesakitan.
Tiba-tiba ada kejadian seperti ini, membuat para bawahan menjadi tak karuan karena kepanikan, mereka semua paling takut terhadap kemarahan dari Raja Ular.
Dengan cepat telah membawakan dokter, ketika sang dokter mendengar kabarnya dan memanggilnya untuk kesana, dia sudah menduganya, anak di dalam perutnya nona Isabelle, tetap tidak bisa dipertahankan.
"Sua... suamiku, apakah anak kita...... telah tiada......."
Aku menanyakan dengan penuh kepiluan, saat cairan tubuh yang panas telah keluar dari tubuh, aku telah mengetahuinya, anakku bersama Austin Ye, telah tiada.
"Isabelle."
Sang pria dengan ekspresi yang penuh belas kasih menatapku, dia tidak menjawab pertanyaanku, hanya mengelus wajahku, menemaniku di samping, di pedalaman matanya terpancar rasa kasih sayang juga kesedihan.
Dia dari awal telah menyadari keanehan dari tubuh sang gadis saat memaksanya untuk mengeluarkan mutiara ular Penjaga Andrew Bai itu, saat mendengar dia telah hamil waktu itu, dia sudah menduga akan ada kejadian seperti ini, tapi tidak peduli bagaimana pun, dia tidak ingin mengatakan kenyataan dan membuatnya sedih, tapi sekarang, kejadian yang tidak diharapkan tetap terjadi, dia hanya bisa menemaninya dengan lapang dada seperti ini, menemaninya untuk melewati kesedihan ini bersama.
"Suamiku, selamatkanlah anak kita, aku tidak ingin kehilangan anak kita."
Aku menangis dan air mata telah memenuhi wajahku, apakah seumur hidupku ini tidak akan mampu untuk memiliki anak, kenapa, kenapa membiarkanku mendapatkannya, lalu membuatku kehilangan.
Kepiluan hati karena kehilangan anak seperti ini, aku telah merasakannya sebelumnya, hatiku serasa tercabik-cabik.
"Isabelle, dengarkan perkataanku, rawatlah tubuhmu dengan baik dulu, kita pasti akan memiliki anak."
Dia menggenggam bahuku dan menenangkanku, perkataan yang mendalam mengandung rasa kasihan, hal ini membuat dokter kerajaan, Penjaga Andrew Bai dan Ular Putih Kecil merasa sangat terharu sampai mengalirkan air mata, masih ada apa lagi yang lebih berharga dibandingkan dengan kedua orang saling bersandar menghadapi kesulitan dan tidak pernah berpisah.
"Aku minta maaf, aku minta maaf, aku tidak bisa menjaga anakku dengan baik......"
Hati sungguh sakit, sungguh sakit, aku tidak sangguh untuk menahannya lagi, menyerbu ke pelukannya pria menawan dan mulai menangis keras.
"Jangan terlalu bersedih, aku akan selalu menemanimu, tidak peduli kejadian apapun yang terjadi, aku akan menemani Isabella untuk menanggungnya bersama, dan menghadapinya bersama.
Perkataan yang menenangkan, pelukan yang lebar dan nyaman, ditambah dengan seseorang yang menangis tidak karuan.
"Apa, manusia itu telah keguguran, dan tidak akan bisa hamil lagi."
Saat Bunda Mo mendengar berita yang dibawakan oleh pembantu ini, dia memukul meja dengan keras, wajah yang elegan menjadi sangat murung, dia sudah menduga dari awal, tidak akan ada hal baik yang akan terjadi setelah Austin Ye menikahi manusia itu, ternyata benar, hal ini telah membuktikannya.
"Mohon maaf atas perkataanku yang terus terang, kalau bangsa manusia itu tidak bisa hamil, mengapa Bunda Mo tidak mengambil kesempatan ini untuk menyuruh Raja Ular meminang permaisuri lain lagi, masih bagus jika dia mampu melahirkan keturunan untuk Raja Ular, ini tidak akan terkesan Bunda Mo sedang memaksa Raja Ular."
Kasim yang berdiri di samping berkata dengan sopan, perkataan itu dikatakan dengan penuh hati-hati.
Setelah mendengar perkataan sang kasim tua, Bunda Mo menganggukkan kepala: "Perkataan kasim memang masuk akal, wanita itu tidak memiliki kemampuan untuk melahirkan seorang anak, dia masih memiliki hak apa untuk tetap memonopoli Austin, aku sangat mengerti dengan watak dari Austin, dia tidak akan melepaskan wanita itu dengan mudah, tapi aku akan memikirkan cara untuk membuat wanita itu pergi meninggalkan Austin."
Novel Terkait
Gue Jadi Kaya
Faya SaitamaLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniLoving The Pain
AmardaMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeMarriage Journey
Hyon SongThick Wallet
TessaThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya