The Serpent King Affection - Bab 36 Bertemu Ular Putih
Aku berbicara sambil menegakkan diriku dari atas kasur, aku ingin menolong Ular Putih Kecil, aku hanya ingin menolongnya, yang lain aku tak peduli.
"Istirahat baik-baik, dua pembantu termasuk Ular Putih Kecil sudah kuserahkan pada Penjaga Bai, dia yang akan mengurusnya, kau tak perlu mengkhawatirkannya lagi."
Melihat diriku yang sangat panik dan ingin menolong Ular Putih Kecil, pria tampan itu pun menahan kedua pundakku, tak memperbolehkanku bergerak, ternyata benar, aku hanya berpikir ingin menolong Ular Putih Kecil, namun kepalaku tiba-tiba pusing saat aku bergerak, sama sekali tidak bertenaga, aku hanya panik saja, kalau dipikir baik-baik, aku sudah selamat, jadi seharusnya Ular Putih Kecil juga tidak apa-apa.
"Ternyata begitu, tadi aku yang terlalu panik, maaf ya."
Mendengar perkataan Austin, hatiku pun tenang, otakku juga mulai sadar, aku sudah menuduhnya yang tidak-tidak, aku hanya bisa menundukkan kepalaku dan meminta maaf.
"Kau hanya perlu istirahat baik-baik saja."
Katanya sambil memegangiku dan merebahkanku di ranjang lagi, ia sama sekali tidak menyalahkanku.
Wanita ini memiliki hati yang baik dan mulia, ia sangat takut wanita ini akan sering terluka.
"Lain kali jangan terlalu percaya pada perkataan orang lain, kalau kau begitu kau akan mudah terluka."
Katanya memperingatkanku, dia terlihat seperti anak ingusan, tapi perkataannya ini sama sekali tidak terdengar seperti perkataan yang dikatakan anak ingusan.
Aku mengangguk-anggukkan kepalaku, aku sedikit menyesal dari awal tidak mendengarkan ucapannya, dan hatiku terasa sedikit manis.
Setelah perasaanku mulai tenang, aku merasa mataku agak sedikit berat, aku baru saja bertemu dengan dewa kematian yang hampir mencabut nyawaku, dari perasaan yang sangat amat tegang, kini aku sudah tenang perlahan-lahan, rasanya agak sedikit lelah.
"Kalau lelah, tidur saja sebentar, aku akan menungguimu di sini, tak usah takut."
Katanya dengan sangat lembut seperti membujuk anak kecil yang akan tidur, seketika kehangatan pun merasuki hatiku, kenapa aku suka sekali mendengar perkataan yang diucapkan anak ingusan ini, aku pun menutup kedua mataku, dan tak lama kemudian aku tertidur.
Melihat sang wanita tertidur pulas, sang pria merasa sedikit bingung, ia tak tahu apa yang membuatnya begitu peduli pada wanita ini, pada waktu ia melihat wanita ini hampir mati tenggelam tadi, ia merasa sangat amat khawatir, ia tak pernah merasakan perasaan yang seperti ini pada seorang wanita, ini adalah pertama kalinya.
Tak tahu sudah tertidur berapa lama, aku pun terbangun, aku menguap, lalu meregangkan tubuku, wah enaknya, energiku kembali terisi penuh.
Bulu mata yang panjang mulai bergerak, sepasang mata yang besar mulai terbuka, lalu menatap sesosok wajah yang sangat sempurna.
"Kau sudah bangun, bagaimana tidurmu."
Tanya pria itu dengan suara indahnya, ia sama sekali tidak terlihat sedingin dulu, wajahnya sungguh cerah dan ceria.
Aku menganggukkan kepala, tidurku nyenyak sekali, apa dia terus berada di sampingku? Apa tadi aku meneteskan air liurku saat aku tertidur, pikirku sedikit malu.
"Ganti bajumu, aku akan membawamu ke dalam istana."
Katanya sambil tersenyum, perkataannya itu memotong semua pikiranku, aku juga tidak bertanya kenapa aku harus ke istana, tiba-tiba beberapa pembantu cantik pun masuk ke kamarku dan membantuku berganti baju dan berdandan.
Setelah semua selesai, dia membawaku pergi ke sebuah istana lain yang sangat megah.
Baru saja aku masuk ke dalam istana, aku pun melihat Ular Putih Kecil, Penjaga Bai juga ada di sana.
"Ular Putih Kecil, apa kau tidak apa-apa, apa dua pembantu itu melukaimu?"
Melihat Ular Putih Kecil masih hidup, aku pun segera menggenggam tangannya dan bertanya padanya dengan tidak sabar, aku memandangi sekujur tubuhnnya, wajahnya terlihat sedikit pucat, sepertinya ia terluka, aku sungguh sangat khawatir.
Ular Putih Kecil terkejut, ia tak mengira ada seseorang yang begitu peduli padanya, matanya mulai berkaca-kaca, ia sudah menjadi siluman ular selama beratus-ratus tahun, tak ada yang pernah sepeduli ini padanya.
"Kau kenapa Ular Putih Kecil, apa ada yang sakit, cepat katakan padaku, aku akan menyuruhnya menyembuhkanmu."
Kataku sambil menunjuk pria tampan di belakangku, melihat Ular Putih Kecil yang mau menangis, aku sungguh bingung.
Melihat pria yang kutunjuk itu adalah Raja Ular, Ular Putih Kecil pun segera mengusap air matanya dan berlutut di bawah, dengan suaranya yang lemah dan gemetaran, ia berkata, "Ular Putih Kecil menghadap Paduka Raja Ular."
Novel Terkait
Pejuang Hati
Marry SuIstri ke-7
Sweety GirlLelaki Greget
Rudy GoldLoving Handsome
Glen ValoraMy Enchanting Guy
Bryan WuMeet By Chance
Lena TanCinta Yang Berpaling
NajokurataThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya