The Serpent King Affection - Bab 76 Telah Hamil
Beberapa hari ini setelah acara pernikahan, sebagian besar waktu dari Austin Ye digunakan untuk menemaniku, terkadang akan pergi ke istana untuk mengatasi masalah, lagipula ada beberapa masalah yang tidak bisa diputuskan langsung oleh Penjaga Andrew Bai, dan memerlukan kehadiran Raja Ular untuk menanganinya sendiri.
Seperti tadi saat menerima laporan dari Penjaga Andrew Bai, dunia siluman mengutus orang untuk meminta bantuan, prajurit dari dunia lain menyerang mereka, dan meminta bantuan dari Raja Ular, awalnya Austin Ye tidak akan mengurus masalah kecil seperti ini, hanya saja pil ajaib yang diberikan oleh raja siluman telah menyelamatkan nyawaku, makanya dia mengutus seseorang untuk pergi ke dunia ular meminta pertolongan.
Siapa yang bilang bahwa Raja Ular itu berdarah dingin, hanya saja dirinya yang begitu kuat ini tidak begitu bersedia berhubungan dengan makhluk dunia lain, kali ini membantu dunia siluman, bisa dibilang telah membalas budi dari raja siluman, dan tidak akan saling berhutang budi lagi.
Setelah selesai makan, beberapa pelayan membereskan peralatan makan, Ular Putih Kecil menetap di sampingku.
"Apakah nona belakangan ini tidak berselera makan, Susan melihat porsi makan nona beberapa hari ini begitu sedikit, nona ingin makan apa, Susan akan pergi membuatnya untuk nona."
Ular putih berkata padaku sambil melihat para pembantu membawa pergi berbagai piring yang sayurnya tidak disentuh sama sekali, dia mengetahui porsi makanku yang biasanya, harus makan sangat banyak sangat banyak, tidak hanya Ular Putih Kecil yang berkata seperti itu, bahkan diriku sendiri pun tidak tahu ada apa denganku belakangan ini, sering memilih-milih makanan, hanya ingin mmemakan makanan yang rasanya asam, manis ataupun rasa yang lebih pekat.
"Susan, aku ingin memakan jeruk."
Setelah makan, aku dengan santai berkata sambil bersandar ke kursi, merasa sedikit malas, tidak sepeti biasanya yang begitu bersemangat.
"Susan sekarang akan pergi membawa beberapa jeruk yang segar untuk nona, apakah nona telah jatuh sakit, kelihatannya begitu tidak bersemangat, bagaimana kalau Susan memanggil dokter kerajaan tua kemari untuk memeriksa nona."
Susan melihat penampilanku yang begitu letih, menjadi merasa sedikit khawatir, sebelah tangannya dengan ringan menyentuh keningku, melihat apakah aku ada demam atau tidak.
Suhu badan nona tidak tinggi, tidaklah demam.
"Tidak apa, jangan merepotkan dokter kerajaan yang telah tua, aku akan segera membaik setelah memakan beberapa jeruk."
Aku merasa kondisiku yang seperti ini berhubungan dengan hal itu yang sering kulakukan, err, dengan kata lain, staminaku tidak mencukupi, seberapa banyak aku melakukannya selama pagi dan malam di beberapa hari ini sudah tak terhitung, hal seperti ini bagaimana mungkin menyuruh dokter kerajaan untuk memeriksa, memalukan.
Tapi sebenarnya, semakin sering dilakukan maka semangat seseorang akan semakin bertambah, stamina dan tenaganya akan stabil, tidak akan menyebabkan stamina seseorang tidak cukup.
"Baiklah, Susan akan segera membawa jeruk."
Setelah Ular Putih Kecil mengatakannya, langsung pergi mengambilkan jeruk untukku, pembantu lainnya juga membawa pergi peralatan makan, di dalam istana hanya tersisa diriku seorang saja.
Aku mulai merasa, sedikit mual, lalu merasa sungguh ingin muntah......
Ketika Ular Putih Kecil telah kembali dengan membawakan beberapa buah jeruk, dan melihat keadaan nona yang seperti ini, dimana nona sedang muntah di luar istana.
Ini sedikit gawat, Ular Putih Kecil dengan panik meletakkan piring, berlari menuju sisi nona.
"Nona, ada apa denganmu nona, kenapa sampai muntah, apakah ada bagian yang tidak nyaman."
Tepat ketika Ular Putih Kecil sedang dengan panik berjalan ke sampingku menanyakan keadaanku, pembantu lainnya telah kembali setelah selesai membereskan peralatan makan, melihat aku sedang muntah, mereka sudah merasa ketakutan.
Raja Ular sudah pernah memerintahkan, harus melayani nona dengan baik, sekarang nona entah kenapa telah muntah, semua pembantu sangat merasa khawatir.
"Cepat pergi mencari Raja Ular, juga sekalian carikan dokter kerajaan."
Di tengah kepanikan, Ular Putih Kecil sambil menepuk punggungku dengan ringan disisiku, sambil memerintahkan beberapa pembantu.
"Baik, kak Susan, aku akan segera pergi mencari Raja Ular juga dokter kerajaan untuk segera kemari."
"Nona, bagaimana keadaanmu sekarang nona, kenapa bisa tiba-tiba muntah."
Melihat seluruh isi perutku telah kumuntahkan keluar, telah membuat Ular Putih Kecil merasa sangat khawatir, sang gadis sangat panik sampai hampir menangis.
Pembantu baru saja pergi sejenak, langsung ada sebuah kekuatan yang besar yang datang ke sampingku, memeluk bahuku, dan menggantikan posisi Ular Putih Kecil.
"Ada apa dengan Isabelle."
Sebuah suara seorang pria yang merdu menanyakan, wajahnya yang tampan terlihat sedikit gelisah, dia mendengar pembantu mengatakan diriku tiba-tiba muntah, langsung bergegas datang.
"Jangan khawatir, aku, aku tidak......"
Aku dengan sekuat tenaga ingin mengatakan aku tidak kenapa-napa, ingin membuat Austin Ye juga Ular Putih Kecil tidak perlu merasa khawatir, hanya saja sebelum kalimat ini selesai diucapkan, lagi-lagi sebuah cairah telah dimuntahkan.
Aku merasa, ada kemungkinan akan muntah sampai mati, hatiku juga mulai merasa sebuah firasat, tapi aku masih belum berani untuk merasa yakin.
"Susan, sudah pergi memanggil dokter kerajaan tidak."
Raja Ular mengatakan dengan nada dingin, bahkan sudah muntah sampai seperti ini, bagaimana mungkin tidak kenapa-napa, dia sudah hampir mati karena begitu khawatir.
"Pembantu telah pergi untuk memanggil dokter kerajaan, Susan akan pergi melihat juga."
Dengan adanya Raja Ular yang menjaga di sisi nona, Susan langsung pergi keluar dari halaman mencari dokter kerajaan untuk segera datang, kebetulan bertabrakan dengan seseorang.
"Penjaga, Penjaga Andrew Bai."
Ular putih mengangkat kepalanya, melihat orang itu adalah Penjaga Andrew Bai, tadi telah mendengar perkataan pembantu bahwa tubuh nona Isabelle sedang sakit, maka dia mengukuti Raja Ular untuk datang kemari, hanya saja Raja Ular lebih cepat darinya.
"Bagaimana keadaan nona Isabelle sekarang, apakah begitu parah."
Penjaga Andrew Bai menanyakan.
"Tidak tahu bagaimana keadaan nona, muntah dengan begitu parah, dokter kerajaan belum datang juga, sungguh membuat orang merasa sangat panik."
Berkata seperti itu dengan Penjaga Andrew Bai, dia mengangkat pandangan, melihat dokter kerajaan telah datang bersama dengan seorang pembantu.
"Dokter, cepat, nona telah merasa sangat tidak nyaman."
Ular putih langsung berjalan mendekat dan mengatakan, seketika menarik dokter kerajaan dan bergegas pergi ke istana.
Penjaga Andrew Bai juga pembantu itu pun mengikutinya dengan panik.
Di ranjang yang lebar, diriku yang telah muntah berbaring di ranjang dengan lemah, Austin Ye duduk di samping ranjang, menggenggam sebelah tanganku dan menatapku terus tanpa mengedipkan mata, dokter memeriksa urat nadiku dengan dibatasi sehelai tirai, Ular Putih Kecil, Penjaga Andrew Bai juga pembantu lainnya berdiri di samping dengan sopan, terus mengamati ekspresi dari dokter kerajaan.
"Raja Ular, nona Isabelle telah mengandung."
Dokter kerajaan tua mengatakan, tapi terlihat jelas ekspresi di wajahnya telihat murung.
Mendengar kabar ini, yang paling bahagia adalah Ular Putih Kecil, ini artinya, nona telah mengandung bayi, tapi sebelum dia sempat merasa gembira, langsung terlihat wajah Raja Ular juga dokter kerasaan yang murung, bagaimana mungkin ini adalah kebahagian karena nona telah mengandung, Ular Putih Kecil hanya bisa berdiri di tempat melihat nona yang berada di ranjang, tidak mengerti akan situasi.
"Aku, telah mengandung?"
Aku mengelus-elus perutku, berkata dengan ekspresi yang sulit untuk percaya, sama sekali tidak menyadari ekspresi dari suamiku sang Raja Ular juga dokter kerajaan.
"Benar, Isabelle telah mengandung bayi milikku."
Pria rupawan pergi menggenggam tanganku yang satu lagi, suaranya sangat lembut dan penuh kasih sayang, tapi pancaran ekspresi dari matanya itu jelas-jelas menunjukkan ekspresi sedih yang sulit untuk disadari.
Semua ini, selain dokter kerajaan yang mengetahui permasalahan dengan jelas, yang mampu menyadarinya hanya ada Penjaga Andrew Bai seorang saja.
Dia merenungkan sejenak, nona Isabelle telah mengandung merupakan kabar yang sangat menggembirakan, tapi mengapa mata Raja Ular, malah penuh dengan rasa sedih.
Diriku yang tidak mengetahui apapun sama sekali, setelah mendengar perkataan dokter dan Austin Ye, hanya merasa kaget juga perasaan bahagia yang sulit untuk dijelaskan.
Kepiluan pengalaman kehilangan anak yang baru kualami masih terbayangkan, sekarang, aku telah hamil kembali, dalam rasa bahagia, secara bersamaan juga mengandung kesedihan kehilangan seorang anak.
"Selamat terhadap Raja Ular juga nona, saya akan membuatkan ramuan penguat kandungan untuk nona."
Dokter kerajaan dengan sopan mengatakan, tidak peduli bagaimana pun, dia harus berusaha sekuat tenaga, ini adalah tanggung jawab dirinya sebagai dokter kerajaan.
Novel Terkait
Pergilah Suamiku
DanisCintaku Pada Presdir
NingsiMy Secret Love
Fang FangMy Goddes
Riski saputroCantik Terlihat Jelek
SherinDoctor Stranger
Kevin WongAnak Sultan Super
Tristan XuCinta Tak Biasa
SusantiThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya