The Serpent King Affection - Bab 136 Hamil Lagi
"Karen Qing, terima kasih."
Aku tulus beterima kasih kepadanya, ia membuatku merasa bahwa ia terlihat sedikit seperti Susan, ia dan Susan tulus dan baik, aku tidak mengetahui keberadaan Susan dan Penjaga Andrew Bai, apakah mereka baik-baik saja, aku kemudian teringat akan suamiku, Raja Ular, hatiku selalu saja merasa bersedih ketika teringat akan dirinya.
"Kakak, apa yang sedang kamu pikirkan?"
Karen Qing berhasil membaca isi hatiku dan bertanya kepadaku.
"Aku sedang memikirkan suamiku, keluargaku."
Aku berkata kepada Karen Qing bahwa aku benar-benar sangat merindukan mereka, terutama suamiku, Raja Ular, aku benar-benar sangat-amat merindukannya, aku terus memikirkannya sepanjang saat.
"Aku sedang memikirkan suamiku, juga keluargaku."
Aku berkata, kemudian mengangkat kepalaku dan mendapati bahwa aku tidak dapat melihat apapun di depanku.
"Suami? Keluarga?"
Karen Qing terus mempertanyakannya, ia sedang berpikir, kakak ini adalah seorang manusia biasa, mengapa ia memiliki wibawa ular di sisinya, terlebih lagi, wibawa tersebut membuatnya merasa sangat takut, apakah ia adalah bagian dari keluarga dunia ular?
"Maafkan Karen Qing yang terlalu banyak bertanya, mengapa kakak bisa di luar sini, terlebih lagi, mata kakak kini juga terluka."
Karen Qing bertanya dengan penuh rasa khawatir, penampilan wanita tersebut yang seperti ini memang terlihat sungguh menyedihkan.
"Kami bertemu dengan monster air di tengah perjalanan kami, mereka kemudian menangkapku, keluarga kami kemudian pun terpisah."
Aku berkata sambil terbayang akan pemandangan dimana aku terpisah dari suamiku.
"Aku mengerti."
Karen Qing menganggukkan kepalanya, pantas saja banyak sekali monster air yang terus mencarinya, ternyata kakak ditangkap pergi.
"Karen Qing, apakah kamu tinggal di desa kecil? Bagaimana kamu bisa menyelamatkanku?"
Aku teringat akan hal ini dan mempertanyakannya, hatiku terus berpikir, Karen Qing adalah seorang anak perempuan, bagaimana ia bisa meneylamatkanku, terlebih lagi, aku juga tahu bahwa ia terus mengikutiku, sehingga ia akhirnya bisa menyelamatkaku.
"Ini......"
Karen Qing menggaruk kepalanya, ia takut bercerita bahwa ia adalah ular yang disentuh oleh nona tersebut, ia takut hal ini akan mengejutkan kakak, sehingga, ia mengubah cara penyampaiannya.
"Betul, Karen Qing tinggal di desa kecil."
Karena Qing tidak mahir dalam berbohong, aku bisa mendengar bahwa Karen Qing sedang berbohong, namun, aku tahu ia tidak mempunyai maksud jahat dalam berbohong, sehingga, aku tidak berusaha untuk menelusurinya.
Aku hanya tersenyum dan menganggukan kepalaku, ini mungkin saja merupakan senyumanku yang pertama kali dalam beberapa waktu belakangan ini, aku merasa bahwa aku belum tersenyum dalam jangka waktu yang sangat lama.
Karen Qing menyampaikan bahwa kami sedang berada di salah satu gunung yang cukup agung, kita sudah berada jauh dari perairan dan di tempat yang aman.
Karen Qing bahkan membantuku mencari sebuah goa dimana aku bisa menetap, anak perempuan ini menemaniku disaat aku sedang memerlukan seseorang untuk menjagaku dan berada di sisiku, hatiku merasa sangat tersentuh.
Terlebih lagi, Karen Qing adalah ular yang memiliki kekuatan gaib yang sangat rendah, ia hidup di tengah rerumputan selama lebih dari dua ratus tahun, kemudian bersusah-payah untuk menjadi manusia, hanya saja, Karen Qing tidak memiliki hati yang penuh dengan niat buruk seperti siluman yang lainnya, sebaliknya, Karen Qing adalah ular yang berbaik hati, ia memiliki sebuah perasaan bahwa ia seharusnya menjaga wanita yang sedang terluka ini dengan baik.
Karen Qing selalu membawakan sedikit makanan untukku setiap harinya, aku tidak perlu khawatir bahwa aku bisa saja meninggal karena kelaparan, atapun mati kedinginan, ia menjagaku dengan sepenuhnya, hal ini benar-benar membuatku merasa sangat tersentuh.
Hanya saja, nafsu makanku sedikit berbeda pada hari ini, Karen Qing baru saja memetik buah-buahan liar dari atas gunung untukku, namun, aku mulai muntah setelah memakan beberapa.
"Kakak, apa yang terjadi padamu?"
Karen Qing bertanya dengan penuh rasa khawatir, ia tidak tahu apa yang terjadi padaku.
"Aku......"
Aku belum sempat mengatakannya dan kembali muntah, aku sudah merasakan hal seperti ini sebelumnya.
Walaupun terasa sangat tidak enak, namun, aku tidak dapat menghindari perasaan tersentuhku, aku menebak, aku mungkin saja hamil lagi.
"Apakah kamu salah makan, apa yang harus kulakukan, apa yang harus kulakukan?"
Karen Qing terus bolak-balik, ia tidak tahu apa yang seharusnya ia perbuat.
"Karen Qing tidak perlu khawatir, aku mungkin sedang mengandung seorang bayi, jadi......"
Aku kembali muntah lagi ketika mengucapkannya.
"Apa? Hamil?"
Karen Qing membuka matanya dan merasa tidak percaya, ia kembali memfokuskan diri setelah beberapa saat, lalu membantuku menepuk punggungku.
"Kakak hamil, ada seorang bayi kecil di perut kakak."
Anak perempuan itu mengatakannya dengan senang, Karen Qing merasa bahwa ini ada hal yang sangat membahagiakan.
"Iya."
Setelah muntah beberapa kali, aku akhirnya merasa lebih nyama, salah satu tanganku mengelus perut kecilku, hatiku terus memikirkan bayi yang berada dalam perut kecilku, aku pasti hamil di belakang gunung, jika Raja Ular, Austin Ye, kini sedang berada di sisiku dan mengetahui bahwa aku sudah hamil, ia pasti akan merasa sangat senang.
Sambil berpikir, aku kembali merindukan suamiku, Raja Ular, aku tidak tahu dimana ia berada, apakah ia sedang sibuk mencariku, hatiku terasa sedikit sakit.
"Kakak, kamu tidak perlu khawatir, Karen Qing akan menemanimu mencari suamimu, kamu kini sedang mengandung bayi, kamu tidak boleh bersedih."
Karen Qing menyadari bahwa aku sedang merindukan suamiku, kemudian mengatakannya kepadaku.
Aku menganggukkan kepalaku dan merasa apa yang dikatakan oleh Karen Qing itu benar, aku yakin, aku pasti akan kembali bersama dengan suamiku suatu saat nanti.
"Kakak, apa yang ingin kamu makan, Karen Qing akan membuatnya, walaupun di dalam gunung, namun, disini tersedia cukup banyak sayur dan buah-buahan liar, Karen Qing pasti akan mencarikan apa yang ingin kakak makan."
Karen Qing mengatakannya dengan perasaan senang, ia benar-benar sangat bersemangat mengingat ada seorang bayi kecil di dalam perut kakak.
"Aku akan memakan apapun yang Karen Qing buat."
Ucapku, pada saat seperti ini, saat dimana aku sedang mengandung, bisa makan sudah cukup melegakan, tidak peduli apapun itu, aku akan memakannya, selama bayi di dalam perutku tidak kelaparan, tidak peduli bagaimanapun, aku harus melahirkan bayi itu dengan tentram dan lancar.
Bayi yang sedang kukandungi itu adalah permata milik aku dan orang yang paling kucintai, kali ini, aku harus melindungi anakku, tidak boleh ada sedikitpun kesalahan.
Pada saat aku sedang tercengang, sebuah wangi tercium oleh hidungku.
"Kakak, Karen Qing baru saja memasak sup ayam untukmu, pasti sangat bermanfaat, kakak coba."
Karen Qing berkata sambil memberikan semangkuk sup yang hangat tersebut ke tanganku.
Aku mengambil sup ayam tersebut dan mencicipnya, sangat wangi, terasa seperti sup yang umumnya Susan masak untukku, aku menghabiskan semangkuk sup ayam itu, kemudian menarik tangan Karen Qing.
"Karen Qing, terima kasih kamu sudah menjagaku selama beberapa hari ini, jika kamu tidak berada di sisiku dan menjagaku, aku merasa bahwa aku pasti sudah mati di tangan orang jahat sejak awal, mungkin saja aku juga mati kelaparan, walaupun aku tidak dapat melihat penampilanmu, namun, aku yakin kamu adalah seseorang yang baik, kamu pasti terlihat sangat cantik."
Aku tulus berterima kasih kepadanya.
"Kakak tidak perlu berkata seperti itu, Karen Qing merasa bahwa aku memiliki takdir dengna kakak, ini adalah hal yang seharusnya Karen Qing lakukan, jika ingin membahas penampilan Karen Qing, wajah apel, mata besar, pakaiaku adalah gaun berwarna hijau tosca, karena Karen Qing menyukai warnanya, hehehe."
Ucap Karen Qing, deskripsi terhadap dirinya sendiri itu membuatku merasa senang.
"Tidak hanya cantik, kamu juga sangat manis."
Aku tersenyum dan mengucapkannya, perasaanku kini terasa jauh lebih baik.
Hari-hari seperti ini berlangsung selama lebih dari satu bulan, Karen Qing yang terus menemaniku, kami berdua tinggal di dalam goa, Karen Qing selalu memasak untukku setiap hari, aku melewati kehidupanku dengan cukup baik, hanya saja, aku sangat merindukan Raja Ular, suamiku, juga Susan, Penjaga Andrew Bai, dan yang lainnya.
Novel Terkait
Cinta Tak Biasa
SusantiSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaDoctor Stranger
Kevin WongThat Night
Star AngelBlooming at that time
White RoseThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya