The Serpent King Affection - Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu

Tidak hanya mangsanya yang telah direbut, bahkan dirinya sendiri juga telah dipesembahkan kepada siluman wanita, siluman serigala mati dengan membawa kebencian.

Para siluman lain yang bersembunyi dan melihat diam-diam, tidak ada satupun yang tidak merasa tercengang akan hal ini dan langsung kabur dengan kepanikan, jika tidak ada kemampuan seperti itu, siapa pun tidak akan berani untuk berebutan mangsa dengan siluman wanita itu, mereka tidaklah bodoh sampai ingin mengantar nyawa sendiri kesana, karena ini awalnya merupakan dunia yang menerapkan hukum rimba.

Menyaksikan langsung dengan mata kepala sendiri ketika siluman wanita mencongkel hati siluman serigala dan menelannya, aku sudah merasa ketakutan sampai rohku telah melayang dari tubuh, berpikir bahwa wanita yang begitu cantik ini bukanlah suatu makhluk yang baik, diriku yang berada di tangannya pasti tidak akan mengalami hal yang baik, aku sambil menutupi badan yang terbuka, sambil bergerak ke belakang, lalu berdiri dari tanah dan hendak kabur.

Tepat ketika aku hendak kabur sedetik sebelumnya, siluman wanita telah menarikku dengan tinggi, kedua kaki tiada henti melayang di udara.

Sebenarnya tidak ada yang bisa melihat dengan jelas seberapa besar kecepatannya, saat telah sadar kembali, dia sudah berada di sampingmu, banyak para siluman yang mati seperti ini.

Dia baru saja menyantap sebuah hati serigala, mungkin aku juga akan mati seperti itu.

"Ingin kabur, jangan mimpi, tapi jika memakanmu di tempat ini, sungguh tidak elegan, kita ganti tempat."

Sang wanita mengatakan sambil menjilat jejak darah di sudut mulutnya, ekspresi ini sangatlah mengerikan di dalam pandanganku.

"Jangan, lepaskan aku."

Seketika, aku telah diterkam oleh siluman dan dibawa ke tempat lain, seluruh tempat ini ditumbuhi dengan bambu, sebatang demi sebatang bambu yang menjulang tinggi ke langit, penuh kehijauan.

Lingkungan yang begitu indah seperti ini, karena telah ditinggali oleh seekor siluman, maka telah disertai dengan sebuah hawa dingin yang membuat merinding.

Hutan bambu ini terdapat banyak mayat, kulit dan daging dari mayat telah tiada, yang tertinggal hanyalah tulang belulang yang putih, terlihat begitu mengerikan.

Bagaikan hembusan angin, siluman wanita membawaku ke pedalaman hutan bambu, aku telah di dihimpit di tengah-tengah beberapa pohon bambu yang saling berlilit, seluruh tubuh tidak bisa bergerak, dan tergantung begitu saja di atas.

Dalam ketinggian seperti ini, hatiku sangatlah tak karuan, tidak memiliki keberanian untuk melihat ke bawah, kakiku terasa tergelitik.

Siluman wanita malah terbang di sampingku, dirinya dengan pakaian yang hijau, bersatu dengan para pohon bambu ini, satu-satunya yang tidak bisa bersatu adalah sesuatu yang berwarna merah itu.

"Darah yang sangat segar, aku sungguh menyukai aroma seperti ini."

Mengatakan dengan suara yang memikat, lidah yang kenyal itu telah menyentuh luka cakar di tubuhku, beberapa cairan darah mengalir keluar dari bekas luka, dan siluman wanita sedang menjilat cairan darah itu, bahkan sangat menikmatinya.

Pergerakan yang kejam dari sang wanita telah kusaksikan dengan mata sendiri tadi, aku telah merasa ketakutan sampai wajahku memucat, sekujur tubuhku gemetaran tiada henti, baru saja kabur dari cengkraman serigala, malah masuk ke sarang harimau, sepertinya tidak akan ada lagi orang yang lebih sial daripada aku di dunia ini.

Siluman wanita memejamkan mata, sedang mencicipi cairan darah dengan kenikmatan, mencium aroma daging yang menggiurkan, meminum darah memakan daging, ini adalah hobbi yang paling kutakutkan.

Hanya saja tidak lama setelah itu, mata yang terpejam kembali terbuka, matanya memancarkan sebuah cahaya yang aneh.

"Di tubuhmu, mengapa bisa terdapat aroma Raja Ular?"

Sedetik kemudian, bagian kerongkonganku telah dihambat, bahkan nafas pun tidak bisa keluar.

Tidak hanya siluman wanita, sepertinya banyak para wanita akan sangat peka terhadap aroma yang sangat khas ini bukan.

Karena, aroma yang memikat ini telah membuat banyak wanita menjadi gila dan ingin mengejarnya.

Sialan, bagaimana aku bisa menjawab jika kamu mencekik leherku.

Di tengah rasa ketakutan, aku tidaklah lupa untuk membalikkan bola mata putihku, menunjukkan ekspresi ketidaksenangan.

Tangan di leher telah dilonggarkan, "Katakan, apa hubunganmu dengan Raja Ular."

Pandangannya saat melihatku bagaikan sedang melihat mangsa, dan pandangan seperti ini membuatku sangat takut.

"Huk huk......"

Setelah beberapa saat, akhirnya telah merasa lega.

"Ular itu adalah penyelamatku, aku dan dia tidak memiliki hubungan apapun."

Kening yang menawan sedikit berkerut, Raja Ular yang berdarah dingin, bagaimana mungkin merupakan seorang penyelamat bagi seorang wanita dari bangsa manusia, seberapa banyak wanita yang ingin mendekatinya tetapi tidak bisa, sedangkan manusia ini, malah memiliki aromanya di tubuhnya, satu hal yang bisa dipastikan, bahwa wanita ini sering berdekatan dengan dia.

Di dalam mata itu, jelas-jelas penuh dengan rasa cemburu.

Matanya tiba-tiba bersinar sejenak, siluman wanita tiba-tiba terpikirkan sesuatu yang lebih menarik daripada memakan manusia, kenapa dia tidak menggunakan wanita ini sebagai umpan, untuk mendekati pria pujaannya.

Siluman yang seganas apapun, pasti memiliki seseorang yang disukai, bahkan rela melakukan apapun demi orang itu.

Kelopak bibir yang memikat menunjukkan sebuah senyuman, senyuman yang seperti itu biasanya bisa mematikan seseorang.

Siluman wanita langsung mengambil keputusan pada saat itu, merobek sedikit bagian rok dari baju sang wanita, menggunakan kekuataannya untuk menyebarkan pecahan kain itu, lalu pergi.

Istana ular.

Sebuah bayangan hitam memimpin sepasang bayangan hitam yang terdiri dari seorang pria dan seorang wanita bergegas menuju paviliun Malige, wajah pria berbaju hitam sangat dingin, hawa dingin yang sangat dingin itu membuat para bawahannya merasa ketakutan.

Raja Ular, Austin Ye ketika mendengar kabar dari penjaga Andrew Bai dan Ular Putih Kecil bahwa wanita yang disukainya telah dibawa pergi oleh orang dari Bunda Mo, dia langsung bergegas datang, ekspresi di wajahnya sangatlah tidak senang.

"Raja Ular, hamba akan segera melapor ke Bunda Mo."

Penjaga di luar pintu paviliun Malige melihat kedatangan Raja Ular, dengan sopan melakukan hormat.

Sang pria sama sekali tidak menghiraukannya, dengan langkah yang cepat langsung menyerbu masuk.

Penjaga Andrea Bai dan Ular Putih Kecil juga mengikuti Raja Ular dan masuk ke dalam, dan hanya menyisakan dua orang penjaga yang merasa ketakutan sampai keringat dingin memenuhi kening, dan bergegas mengikuti mereka dari belakang.

"Dimana dia?"

Mendorong pintu, sang pria menanyakan dengan nada bicara yang dingin.

Di dalam kamar yang mewah, sang wanita duduk di tempat atas, mengangkat cangkir teh, dengan elegan meminum teh, di sampingnya, terdapat kasim berambut putih.

"Hormat terhadap Bunda Mo."

"Hormat terhadap Bunda Mo."

Penjaga Andrew Bai dan Ular Putih Kecil langsung melakukan hormat ketika bertemu dengan sang wanita, walaupun datang kemari demi mencari nona, tapi semua tata krama seperti ini tidak boleh kurang sama sekali.

Cangkir yang terangkat sampai ke sisi bibir telah terhenti, mengangkat pandangannya pergi melihat ke arah sang pria berjubah hitam, ekspresi di wajahnya tidak berubah.

"Hanya sekedar seorang bangsa manusia, untuk apa Austin begitu mempedulikannya, dan bahkan sampai bersikap tidak sopan terhadapku seperti ini."

Sang wanita berkata dengan perlahan, demi seorang wanita, bahkan sampai menggunakan nada bicara seperti ini untuk berbicara dengannya, Bunda Mo semakin merasa kepuutusannya untuk menyuruh orang mengusir wanita ini pergi sangat tepat.

"Aku sekarang hanya ingin tahu dimana dia berada sekarang."

Sang pria berkata dengan dingin, yang lainnya sama sekali tidak penting baginya.

"Dia adalah bangsa manusia, tidak cocok untuk menetap di dunia ular, aku telah menyuruh orang untuk mengembalikannya ke dunia manusia, Austin tidak perlu mengkhawatirkannya."

Setelah mengatakan, sang wanita dengan elegan meminum teh, sangatlah tenang.

"Apa? Kenapa kamu melakukan ini, dia adalah permaisuri yang kupilih, tanpa melalui persetujuan dariku, kenapa kamu bisa membawanya pergi."

Mendengar Bunda Mo telah mengantarnya pergi, sang pria merasa sedikit marah, nada bicaranya juga mengandung amarah, dia harusnya telah menduga Bunda Mo akan menghalanginya, sang pria menyalahkan diri sendiri karena telah terlalu lalai dan membiarkan Isabelle dibawa pergi.

Selain percakapan antara ibu dan anak, siapapun tidak berani untuk ikut campur, kejadian seperti ini adalah sesuatu yang sering terjadi.

"Aku masih merasa, dia adalah bangsa manusia, kamu adalah Raja Ular, dia bukanlah bagian dari dunia ular, kalian memiliki identitas yang berbeda, sama sekali tidak mungkin untuk bersatu, aku berbuat seperti ini, semuanya demi kebaikanmu, Austin."

Sang wanita mengatakan dengan perlahan, dia telah mengatakannya dari awal, tidak akan mengizinkannya memilih seorang manusia untuk menjadi permaisurinya, ini tidak akan bisa dirubah.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu