The Serpent King Affection - Bab 126 Rasa Malu

"Penjaga Bai...... Jangan memohon padanya...... Jangan memohon padanya......"

Kata Susan sambil menahan rasa sakitnya, meski dirinya disiksa oleh wanita iblis gila sampai mati pun, ia juga tak ingin melihat Penjaga Bai menuruti perkataan Karina Yue ini.

"Susan, maaf, aku tidak bisa melindungimu."

Kata Penjaga Bai dengan sakit hati melihat wanita yang terluka parah itu, kalau boleh, ia rela menerima semua siksaan yang dirasakan Ular Putih Kecil.

"Penjaga Bai...... Susan tidak ingin kau menurutinya...... Tidak ingin......"

Kata Susan sambil meneteskan air matanya.

"Benar-benar cinta sejati ya rupanya, sayang jatuh ke tanganku, aku tidak suka melihat orang saling mencintai seperti ini."

Karina melepaskan rambut Susan, lalu berjalan ke samping Penjaga Bai.

"Tapi, asalkan kau mau mendengarkan perkataanku, membuatku senang, mungkin aku akan mengurangi rasa sakitnya."

Kata Karina, dengan Susan di tangannya apa ia masih perlu takut ia tak bisa menaklukan Penjaga Bai.

"Aku akan menurutimu, jangan sakiti dia, aku mohon padamu."

Ucapan permohonan itu terdengar lagi, wanita ini sungguh kejam, Penjaga Bai sangat takut Susan terluka lagi.

"Anak pintar, lain kali kau yang harus melayaniku, dia akan tersiksa atau tidak, semua tergantung pada pelayananmu, hahaha."

Kata Karina sambil mengangkat wajah pria itu, ia akan membuat pria ini takluk dan menurut padanya seperti hewan peliharaan.

"Lepaskan dia."

Perintah Karina pada kedua penjaga monster sungainya, lalu kedua penjaga itu pun melepaskan tangan dan kaki Penjaga Bai.

"Nadimu sudah kukunci, lebih baik kau menurut dan patuh, aku bilang apa ya lakukan apa, kalau tidak, kau tahu aku akan berbuat apa."

Kata wanita itu dingin, matanya menatap ke arah Ular Putih Kecil.

"Aku tahu."

Kata Penjaga Bai, ia tak takut Karina berbuat apapun padanya, ia hanya takut ia melukai Ular Putih Kecil, ia sudah pernah melihat kesadisan dan kebengisannya, wanita ini sungguh gila, ia berani melakukan apapun.

"Gandeng aku keluar."

Ia sudah memikirkan seribu cara untuk menyiksa pria ini, ini adalah kesenangannya, ia ingin membuat pria yang tak takut pada apapun ini patuh dan tunduk padanya.

"Jangan, jangan turuti perkataannya."

Teriak Susan dengan sakit hati, hatinya terasa jauh lebih sakit daripada tubuhnya.

Penjaga Bai mengangkat tangannya perlahan-lahan, lalu menopang tubuh Karina.

"Begini baru pintar, hari ini temani aku berkeliling."

Kata Karina dengan bangga, ia menyuruh Penjaga Bai menggandengnya berjalan keluar.

"Tidak, Penjaga Bai......"

Melihat Kairna menyuruh Penjaga Bai menggandengnya keluar, Ular Putih Kecil pun menundukkan kepalanya dan menangis, ia merasa sangat sedih, sangat amat sedih......

"Penjaga Bai, bawa sepatuku kemari."

Sejak keluar dari penjara, Penjaga Bai kini telah berubah menjadi seperti budak Karina, tiap hari harus menuangkan teh dan membawakan sepatunya, semua ini ia terima diam-diam, asalkan wanita ini tak melukai Susan, ia akan mendengarkan semua perkataannya.

Pria itu pun membawa sepasang sepatu merah ke samping ranjang.

"Sepatumu."

Kata pria itu dingin tanpa menatapnya sama sekali.

"Lihat diriku, bantu aku memakai baju."

Semakin ia melihat Penjaga Bai yang menyimpangkan kepalanya dan tak mau melihat dirinya, semakin ia ingin membuat Penjaga Bai melihatnya, Karina yang mengenakan sebuah baju tidur tipis pun berdiri dari ranjangnya, lekuk tubuhnya yang sempurna pun terlihat samar-samar, ia sengaja menggoda Penjaga Bai, namun, ia sama sekali tak melihatnya.

"Kenapa, kau tidak bersedia?"

Katanya sambil membuka selendang tipisnya dan menatap Penjaga Bai langsung, belahan dadanya yang sangat dalam itu terpapar di luar.

"Sebaiknya kau memakai bajumu sendiri saja."

Kata Penjaga Bai yang kepalanya tetap menyerong dan tidak melihatnya, wanita ini benar-benar menjengkelkan, ia terus memikirkan cara untuk mempersulitnya, ingin rasanya ia menamparnya sampai mati, menjijikkan.

"Kau ini tak mau mendengarkan ucapanku lagi ya? Kau boleh tak menurutiku, tapi mungkin orang itu harus menerima sedikit hukuman ya......"

Kata Karina dengan nakal sambil memegangi dagunya, semua mata pria selalu tertuju pada dirinya, hanya pria ini saja yang sama sekali tidak mau melihatnya, ternyata ia memang pria yang berbeda.

"Jangan sakiti dia."

Tiap kali mengungkit Susan, Penjaga Bai selalu ketakutan, ia takut Karina melukai Susan.

Ia menggertakkan giginya, menahan semua rasa malu yang diberikan oleh Karina ini, ia pun mengambil pakaian yang ada di luar, lalu ia kenakan satu per satu pada Karina, selama ini, ia sama sekali tidak melihatnya, yang harus ia lakukan hanyalah menuruti perintahnya, ia boleh menaklukkan tubuh Penjaga Bai, namun ia tak akan pernah bisa menaklukkan hatinya.

"Ada syarat apa, katakan saja, aku boleh melakukannya, apa kau bisa melepaskannya."

Matanya menatap pada mata wanita yang menggoda itu, namun di matanya hanya ada sebuah ejekan saja.

"Kalau aku melepaskannya, apa kau masih akan menuruti kemauanku, apa kau pikir aku ini bodoh, nanti kalau aku sungguh melepaskannya, kau pasti akan bebas, kuberitahu padamu, jangan harap."

Karina tentu tahu apa yang dipikirkan Penjaga Bai, ia tak mungkin akan melepaskan Ular Putih Kecil, kalau ingin menaklukkan pria ini selamanya, ia harus menggunakan Ular Putih Kecil sebagai ancaman, tentu saja dirinya tahu akan hal ini.

"Kau......"

Pria itu pun mengerutkan keningnya, kalau Ular Putih Kecil terus ada di tangan wanita ini, ia dan Ular Putih Kecil tak mungkin bisa hidup tenang.

"Aku juga boleh melepaskannya, tapi ada satu syarat, tak tahu kau mau atau tidak."

Karina mendekat pada Penjaga Bai, ia menatap pria ini dengan berapi-api.

"Syarat apa, katakan."

"Asalkan, kau mau menikahiku, aku akan melepaskannya."

Katanya dengan nada yang sangat menggoda.

"Tak mungkin."

Ia bisa terima kalau menyuruhnya untuk menjadi budaknya, tapi ia tak mungkin akan mau menerimanya sebagai istrinya.

Ia mendorong Karina, suaranya terdengar sangat jelas dan yakin, tindakannya ini jelas membuat Karina semakin merasa kesal.

Berapa pria yang mengantri untuk menjadi suaminya, namun pria ini selalu saja menolaknya, tentu saja ia marah.

"Kau tak mungkin melakukannya, kalau begitu aku juga tak akan mungkin melakuannya, pengawal!"

Teriak wanita itu dengan dingin, lalu kedua pengawal monster sungai pun masuk ke dalam kamar.

"Siramkan air garam ke luka wanita itu."

Perintahnya, ia punya banyak cara untuk membereskan si Ular Putih Kecil.

"Baik."

Kata kedua pengawal itu dengan hormat, lalu pergi.

"Jangan sakiti dia, jangan, aku akan melakukannya, jangan sakiti dia."

Nadinya terkunci, semua ada dalam kendali wanita itu, ia benar-benar tak punya cara lain, ia hanya bisa menuruti perkataan wanita itu.

"Tunggu."

Suara teriakan wanita itu menghentikan langkah kedua pengawal.

"Bersujud dan memohonlah padaku, katakan kau bersedia menikahiku."

Sekarang ia sungguh kesal, kalau Penjaga Bai mau berbuat baik padanya dan menuruti perkataannya, mungkin mereka masih punya kesempatan untuk berdiskusi.

"Aku mohon padamu jangan sakiti dia, aku mohon padamu lepaskan dia, kau bersedia, bersedia menikahimu."

Penjaga Bai bersujud dan memohon padanya, rasa malu yang ia dapatkan hari ini akan dikenangnya selalu dalam hati, suatu saat nanti ia akan menggunakan darah segarnya untuk menghapus bersih rasa malu ini.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu