The Serpent King Affection - Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal

“Kamu keras kepala seperti ini, bukan hanya bisa mencelakai dirimu sendiri, tapi juga bisa mencelakai seluruh Dunia Ular, apa kamu tahu itu.”

Perkataan Bunda Mo agak pedas. Itu adalah sebuah nada bicara yang menunjukkan ketidakpuasannya terhadapnya. Tidak terpikirkan Bunda Mo bisa sepedas itu terhadapnya. Semakin dia menentang, tentu saja Bunda Mo marah. Ibu mana yang tidak berharp anaknya patuh padanya, dan juga tidak seperti ini selalu bertengkar saat bertemu, saling menatap dengan marah.

Sebagai nyonya besar di Dunia Ular, misinya adalah menjaga baik keseluruhan Dunia Ular, dan sekarang ini Dunia Ular sedang dalam bahaya. Raja Ular yang sudah meninggal sebelumnya pernah memberikan isyarat dalam mimpinya bahwa kedepannya, Dunia Ular bisa bertemu dengan penderitaan. Hanya dengan kedatangan kehidupan baru yang bisa menyelamatkan Dunia Ular. Sekarang kecerahan mutiara biru gelap mulai melemah, menunjukkan bahwa penderitaan sudah dekat. Bunda Mo semakin khawatir. Satu-satunya cara adalah memaksa Austin Ye menikah dan menambah generasi baru dia bisa tenang.

Tapi, dia hanya menyukai makhluk manusia. Manusia dan ular pasti tidak ada hasil yang bagus. Takdir ini hanya bisa menjadi sebuah tragedi.

“Aku hanya memilih orang yang aku cintai. Apa ini juga salah? Kalau memang akan ada akibatnya nanti, aku seorang yang memikulnya. Kalau tidak ada hal lain lagi, aku pergi dulu.”

Kata pria itu dengan dingin. Selesai berbicara dia meninggalkan paviliun Malige. Setiap bertemu Bunda Mo, selalu saja membuatnya sakit kepala. Perasaan seperti ini membuatnya semakin dingin, sangat tidak senang.

“Austine, jangan salahkan Ibu Ratu kalau caraku sadis. Ibu Ratu juga melakukannya demi Dunia Ular. Aku tidak bisa membiarkan makhluk manusia menghancurkan Dunia Ular……”

Matanya mengantar pergi pria itu. Mata wanita itu terpancar tatapan dingin.

Meninggalkan paviliun Malige, pria itu berjalan dengan langkah yang besar ke arah istananya sendiri. Tubuhnya yang dibalut jubah berwarna kuning menjadi pemandangan indah di istana ular.

Mendorong pintu kamar tidur dan berjalan masuk. Di bagian kain chiffon merah, orang yang di atas ranjang bersandar pada ranjang yang besar itu, sama sekali tidak menyadari kepulangannya.

“Isabelle Yao.”

Suaranya yang pelan sangat menawan.

Orang yang di atas ranjang seperti sudah tidur lelap, sama sekali tidak menjawabnya.

Dia tidak memanggilnya lagi, tidak ingin mengganggu tidurnya, hanya ingin dia tidur dengan tenang.

Oleh karena itu, pria itu membungkukkan badannya melepas sepatu wanita itu dengan pelan agar dia bisa tidur di atas ranjang. Dia melepaskan jubahnya, hanya menyisakan pakaian berwarna putih didalamnya dan tidur di sampingnya. Saat itu, dia sama sekali tidak seperti raja ular yang dingin, tapi seoeang pria yang perhatian.

Dari sejak dia masuk sampai melepas sepatunya, sampai menutupinya dengan selimut, dia sama sekali tidak terbangun. Tampaknya dia tidur sangat pulas, sama sekali tidak seperti orang yang keracunan.

Benar. Dia keracunan. Anggur yang diberikan Bunda Mo adalah anggur beracun. Dia tidak mengizinkan Raja Ular yang bermartabat menikahi seorang makhluk manusia sebagai selir, tidak mengizinkan anaknya sendiri menghabiskan waktu bersama dengan seorang makluk manusia.

Hanya saja, racun jenis ini tidak seperti biasanya, sangat sudah untuk mendeteksi tanda-tanda keracunan dan juga saat disadari, orang sudah meninggal. Dia tidak mungkin bisa membiarkan makhluk manusia memiliki kesempatan untuk hidup lagi. Oleh karena itu, bahkan Austin Ye juga tidak menyadari bahwa wanita yang tidur di sampingnya sekarang ini sudah terkena racun.

Lagipula, setelah meminum anggur pemberian Bunda Mo, aku merasa kantuk. Mataku menjadi berat untuk dibuka, tidak bisa berpikir. Aku ingin menunggu Austin Ye pulang. Berpikir seperti itu, aku mengeleng-gelengkan kepalaku untuk tetap sadar. Hanya saja kecapekan yang berat itu membuatku tidak bisa menahannya lagi dan terjatuh di atas ranjang. Dan saat Austin Ye pulang dia sudah melihatku seperti itu.

Selanjutnya aku tidak tahu apa-apa lagi. Saat aku bangun, aku malah menyadari diriku sendiri mengambang di udara. Melihat sepasang wanita dan pria di atas rajang, aku terkejut.

“Bagaimana bisa seperti ini. Kenapa aku mengambang di udara? Austin Ye, Austin Ye, apa kamu mendengarku?”

Katakuku kepada pria di atas ranjang dengan terkejut dan takut, tapi bagaimanapun aku berteriak memanggilnya, dia tetap tidak mendengarnya. Dia hanya memeluk tubuhku. Ujung bibirnya membuat sudut yang bahagia.

Sepasang pengantin saling berpelukan dan tidur. Gambaran seperti ini adalah gambaran yang sangat bahagia. Tapi siapa yang tahu, arwah wanita itu sejak awal sudah meninggalkan tubuhnya. Gambaran kebahagiaan yang indah itu sudah dihancurkan.

“Apa aku ini sudah mati?”

Melihat tubuh di pelukan pria itu, aku tidak bisa menerima bahwa diriku mati tanpa diketahui sebabnya.

“Tidak, ini bukan kenyataan. Ini bukan kenyataan.”

Aku memegang kepalaku sendiri, dan mengambang keluar dari kamar tidur ke depan penjaga wanita yang berada di luar.

“Apa kalian melihatku? Melihatku tidak?”

Aku berjalan ke sisi para penjaga itu dan bertanya, tapi tubuhku menembus tubuh mereka. Para penjaga berdiri di tempat tapa ekspresi. Mereka hanya merasa dihembus oleh angin, dan tidak melihat arwah yang di depan mata.

“Kenapa bisa seperti ini.”

Saat bangun, aku menyadari diriku telah mati. Kenyataan seperti ini tidak bisa diterima oleh siapa pun. Dengan wajah bingung, aku berjalan di istana ular yang besar, dan tidak tahu sudah berjalan berapa lama. Saat aku sadar, aku sudah berada di luar pintu istana ular.

Tiba-tiba ada angin yang datang, berubah menjadi dua wajah pria yang muncul di depanku, satu hitam dan satu putih. Mereka berdua benar-benar hitam dan putih.

“Ikut dengan kami.”

Tanpa alasan, mereka menangkapku dan membawaku.

Saat pria tampan itu terbangun, wanita yang di sisinya masih dalam posisi tidur yang pulas.

Dia mengerutkan alisnya perlahan. Hampir semalaman, dia belum ada pergerakan apa pun. Jangan-jangan…… Dia terkejut.

“Isabelle Yao.”

Dia membalikkan sisi badan wanita itu. Saat dia melihat wajah yang membiru itu, dia benar-benar terkejut, lalu marah.

“Penjaga."

Katanya dengan suara yang dingin dan jelas. Semua penjaga wanita yang mendengarnya masuk ke dalam kamar tidur, termasuk Penjaga Andrew Bai dan juga Ular Putih Kecil. Mendengar suara amarah Raja Ular saat itu, mereka langsung dengan cepat pergi ke kamar tidur Raja Ular.

“Raja Ular.”

“Raja Ular.”

Penjaga Andrew Bai dan Ular Putih Kecil menanti para penjaga wanita yang di depan ranjang dan berdiri memberi hormat.

Mengangkat kepalanya perlahan, Raja Ular dengan jubah putih memeluk wanitanya. Ada ekspresi marah pada wajahnya yang dingin. Matanya yang dalam tidak berkedip dan menatap wajah wanita di pelukannya yang membiru dan tidak bernafas lagi. Siapa pun yang melihat tatapan matanya itu bisa sakit hati.

“Raja Ular, Nona Isabelle Yao, dia……”

Melihat semua ini, Penjaga Andrew Bai terkejut. Raja Ular dan Nona Isabelle Yao baru saja menikah, kenapa tiba-tiba, Nona Isabelle Yao menjadi seperti ini.

Dikatakan dengan lebih tepat, dia menjadi mayat.

Mendengarnya, Ular Putih Kecil Kecil yang dari tadi tidak berani mengangkat kepalanya, akhirnya mengangkat kepalanya perlahan. Sifat Raja Ular mengagetinya. Yang membuatnya paling terkejut adalah si Nona.

“Raja Ular, Nona…… Ada apa dengan Nona?”

Terkejut, wajah Ular Putih Kecil Kecil sedari tadi sudah terkejut memucat. Dia tidak tahu ada apa dengan Nona. Kemarin masih baik-baik saja. Kenapa, kenapa menjadi seperti ini.

“Kemarin setelah aku pergi, mungkin ada orang yang masuk ke kamar tidur.”

Menahan rasa sakit yang mendalam, pria itu bertanya dengan marah. Kematiannya membuat hatinya seperti disayat pisau, tapi di saat seperti ini, dia masih berusaha tenang. Dia ingin tahu siapa yang berani meracuni wanitanya di istana ular ini, dan racun sejnis ini bukan racun biasa. Bahkan dia juga tidak bisa menyadarinya di saat pertama. Bisa diketahui bahwa orang yang memberi racun adalah orang yang mengerti dirinya serta tentang racun. Dengan adanya hal seperti ini benar-benar membuat orang ketakutan.

“Menjawab Raja Ular, para pembantu sama sekali tidak melihat ada orang yang datang ke kamar tidur Raja Ular.”

“Para bawahan juga tidak melihat orang yang mencurigakan masuk ke kamar tidur Raja Ular.”

Jawab penjaga wanita. Merasakan amarah Raja Ular, para penjaga wanita sangat takut.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu