The Serpent King Affection - Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
"Diam kamu, jika tidak ada pelacur seperti kamu, Austin Ye hanya akan menyukaiku, aku sangat membencimu."
Yoyo menggeram dan menunjuk ke arahku, suasana hatinya sangat buruk.
"Yoyo, kamu dengarkan aku."
"Diam kamu, aku memintamu tutup mulut, kamu tidak mendengarnya."
Di akhir kata, Yoyo menghilang, dia telah berada di belakangku, sebelah tangannya di tenggorokanku, membuatku terengah-engah.
"Biarkan kakak pergi."
Adik Qing berkata sambil menyelamatkanku, tetapi Mutiara Ular di tangannya dihisap dan ditelan Yoyo.
"Hal-hal di luar kendalimu, cari mati."
Setelah itu, Yoyo pergi ke arah Adik Qing, Adik Qing sama sekali tidak memiliki kemampuan melawan balik, dia terlempar ke atas dinding, darah menyembur dari mulutnya, dia pingsan.
Dan aku, tenggorokanku dicekik erat olehnya, seperti mati lemas, dan pandangan mataku menggelap.
"Yoyo, cepat hentikan."
Bunda Mo melihat bahwa Yoyo sangat kejam, dia ingin menghentikannya, tetapi dia dikendalikan oleh Yoyo, dia bahkan tidak bisa bergerak, dia hanya bisa melihat kejahatang yang Yoyo lakukan.
"Kenapa, Bunda Mo sangat membencinya, sekarang kenapa mulai peduli padanya."
Yoyo berkata dengan dingin, melepaskan tangan, dan aku sudah mati lemas di tanah.
Kemudian, cahaya biru muncul di badan Bunda Mo, dan Bunda Mo juga pingsan.
"Abang Austin Ye, aku karena mu berhenti latihan, tetapi kamu begitu kejam kepadaku, aku ingin kamu menyesalinya, aku ingin membunuh semua orang di sekitar mu, aku juga ingin mengambil ahli dunia ular mu, aku akan membuat kamu menyesal. "
Yoyo berkata dengan dingin, karena kekejaman raja ular Austin Ye terhadapnya, membuat hatinya dingin dan tanpa perasaan seperti es.
Tepat pada saat ini, tiba tiba angin berhembus, menerbangkan rambut hitam Yoyo, tampak seperti melampiaskan kemarahan.
"Siapa, siapa?"
Yoyo berkata dengan dingin, dia merasakan kekuatan yang kuat datang, tidak tahu siapa yang membuat masalah.
Setelah itu, ketujuh bayi itu muncul di depan Yoyo, satu persatu wajah polos lucu, menunjukkan warisan kebijaksanaan dari raja, menghadapu bayi yang imut, juga bisa membuat hati orang hormat dan takut.
"Ternyata kalian beberapa bajingan, hari itu melukai wajahku, aku krbetulan ingin mencari kalian untuk perhitungan."
Yoyo melihat beberapa bayi bayi ini berkata dengan dingin,
Membenci mereka.
Beberapa mata bayi ini berkilat cahaya, tidak menjawabnya, wanita jahat ini akan segera menyesalinya.
"Aku akan mengupas kulit ular kalian hari ini."
Kata Yoyo sambil menangkap salah datu bayi, dengan kejam melepaskan kulit ular bayi, bayi manis yang telah dilepaskan kulitnya hanya tersisa darah dan daging, itu sangat mengerikan, siapa pun yang melihatnya akan merasa sakit hati.
Jika pemandangan ini dilihat olehku, aku pikir aku akan mati, bagaimana aku dapat menerima bayi lucuku terluka seperti ini.
Yoyo mrnangkap bayi, seperti mengupas kulit pisang, satu per satu mengelupaskan kulitnya, setelah beberapa saat, tujuh bayi yang kehilangan kulit mereka terbaring di lantai, semuanya mati.
"Hahaha, aku membiarkanmu bertarung melawanku, bajingan."
Yoyo tertawa dengan darah di tangannya, pelepasannya tadi membuat dia sangat senang, dia ingin membuat yang dipedulikan Raja Ular Austin Ye mati menderita, dengan begitu dia baru bisa bahagia.
Tidak mendapatkan nya, dia akan menghancurkan segalanya, tapi sayangnya, dia terlalu awal senang.
Ketika dia merasa sangat senang setelah melampiaskan amarahnya, dia tiba-tiba menyadari bahwa tubuhnya telah berubah, dia menemukan bahwa kerutan muncul di kulitnya yang halus dan lembut, kerutan menyebar dengan cepat, sekujur tubuh, bahkan wajahnya.
"Ah ... apa yang terjadi?"
Terkejut, Yoyo bergegas ke dalam istana, mengambil cermin dan menatapnya, tidak khawatir jika tidak melihatnya, begitu melihat, Yoyo tertegun, wanita di cermin itu penuh dengan rambut putih dan kerutan, seperti istri tua yang berkerut, sangat jelek.
Ini membuat Yoyo yang awalnya cantik seperti bunga menerima perubahan seperti itu, ini pukulan yang amat besar untuknya.
"Tidak, itu tidak mungkin, aku sangat cantik, aku sangat cantik."
Yoyo memegangi kepalanya dan berteriak, saat ini dia tidak memikirkan apapun, perasaan apa, musuh apa, dia sama sekali tidak memperdulikannya, dia hanya peduli pada penampilannya, penampilan yang jelek seperti ini, yang membuatnya bagaimana bertemu orang di masa depan.
Mendongak, melihat tujuh bayi berdiri di depannya tanpa cedera.
Ketujuh bayi imut, pada saat ini, tanpa perasaan apapun melihat Yoyo yang berambut putih, ini keinginan dia sendiri, dia berani melukai ibu mereka, inilah hukuman baginya.
"Bukankah kalian sudah mati? Ini, ini tidak mungkin, siapa kalian?"
Yoyo sebelah tangan memegang kepalanya, dan sebuah jari panjang berkerut menunjuk ke tujuh bayi, pada saat ini, dia merasa bahwa tujuh bayi yang terlihat lucu itu menakutkan.
Mereka benar-benar menakutkan, begitu kecil dan sangat kuat tanpa ada yang mengetahuinya jika tidak menakutkan maka aoa?
"Oh, kalian hantukan, haha, hehe hehe, aku tidak peduli hantu macam apa kalian, aku ingin mencari abang ku Austin Ye, benar, mencari abangku Austin Ye, tapi, aku sekarang seperti ini, apakah abang Austin Ye akan menyukaiku? hohoho...."
Yoyo akhirnya tidak dapat menerima pukulan seperti ini, dia telah gila.
"Abang Austin Ye, dia pasti tidak akan tidak menginginkanku, hehe, tidak, abang Austin Ye dia tidak menginginkanku lagi, hoho ..."
Yoyo sebentar menangis sebentar tertawa, dan akhirnya berlari keluar dari Istana Ular dengan gila.
"Abang, wanita jahat ini pantas menerimanya."
Kata bayi paling bungsu.
Bayi paling tua mengangguk.
"Tidak tahu apakah ibu terluka?"
Seorang bayi lain berkata dengan lembut.
"Ibu akan bangun sebentar lagi, dia akan baik-baik saja, kita kembali dulu, kalau tidak Paman Raja Dewa akan mengkhawatirkan kita."
Kata Bayi paling tua.
"Baiklah."
Bayi-bayi lain juga setuju dengan ucapan bayi paling tua, selama ibunya baik baik saja, semuanya baik-baik saja.
Ketika aku bangun, aku hanya merasakan sakit di leherku, Adik Qing pingsan di sampingku, dan juga Bunda Mo, juga pingsan di atas kursi.
"Adik Qing, bangun Adik Qing."
"Bunda Mo, Bunda Mo cepat bangun."
Aku berkata kepada dua orang yang pingsan, aku sangat menghawatirkan mereka, tidak tahu apakah Adik Qing dan Bunda Mo terluka karena Yoyo.
Untungnya mereka semua baik-baik saja, di bawah teriakanku Adik Qing bangun lebih dulu, dan kemudian Bunda Mo juga bangun.
"Kakak."
Adik Qing berteriak kepadaku, terdengar lemah.
"Adik Qing, kamu baik-baik saja?"
Aku bertanya dengan cemas.
"Adik Qing tidak masalah, kakakku tidak perlu khawatir."
Aku membantu Adik Qing bangun, dan kami saling membantu untuk membantu Bunda Mo bangun.
"Apakah Bunda Mo baik bauk saja?"
Aku bertanya dengan perhatian, memandang ke atas dan ke bawah, karena takut dia terluka.
"Aku baik-baik saja."
Bunda Mo berkata dengan lembut, pertama kali aku mendengar dia berbicara kepadaku seperti ini, menatap mataku, itu jauh lebih baik daripada sebelumnya.
"Isabelle Yao, tidakkah kamu menyalahkanku? Kenapa kamu masih kembali?"
Dia sebelumnya menentang wanita di depannya bersama dengan putranya, dan sekarang dia akhirnya tahu mengapa putranya begitu bertekad untuk memilihnya sebagai selir.
Dia benar-benar jauh lebih baik daripada wanita di Istana Ular, termasuk wanita bangsawan lainnya. Wanita wanita itu terlalu munafik, sama seperti Yoyo, dia hampir mati di tangannya, hanya wanita di depannya, yang bisa begitu nyata.
"Bagaimana bisa, Isabelle Yao selalu berharap Bunda Mo bisa menerimaku."
Aku dengan tulus mengatakan, aku dan Raja Ular saling mencintai.
"Tapi sekarang Austin Ye tidak ada di Istana."
"Aku akan menunggunya kembali, selalu."
Novel Terkait
My Greget Husband
Dio ZhengCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoHanya Kamu Hidupku
RenataNikah Tanpa Cinta
Laura WangAfter Met You
AmardaMy Only One
Alice SongThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya