The Serpent King Affection - Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.

Beberapa penjaga saling memandang, satu sisi adalah Bunda Mo, di satu sisi adalah Raja Ular. Kepada siapapun mereka ada mendapatkan hukuman.

"Bunda Mo mengeluarkan perintah, Raja Ular harus kembali bersama para pengawal."

Penjaga Berkumis Lebat dengan susah hati berkata, kali ini harus membawa Raja Ular pulang terlebih dahulu, ini juga bukan kemauan mereka.

Pria tampan yang bermuka ular itu ekspresi menjadi lebih dingin, matanya menunjukkan sedikit sinar berwarna merah darah, pada awalnya perkataan dia tidak pernah terulang kedua kali.

"Jika Raja Ular bersikeras, maka semua pengawal akan mendapat hukuman."

Tidak ada jalan keluar, Penjaga Berkumis Lebat membawa para pengawal ke atas untuk menangkap Raja Ular, dan wanita yang bersembunyi di belakang Raja Ular, Bunda Mo memerintah untuk membunuh wanita itu, sebagai penjaga paviliun Malige, mereka hanya bisa mendengarkan perintah Bunda Mo.

Melihat para penjaga yang berbadan besar dan seram berjalan mendekat, aku merasa sangat takut, dengan tegang bersembunyi di belakang badan Raja Ular tidak berani keluar, saat ini juga di sekitar badan pria tampan itu mengeluarkan aura dingin, matanya semakin dingin.

Memgeluar kilatan putih, Penjaga Andrew Bai sudah menghadang para penjaga di depan, dua kilatan yang keluar dari tangannya menyerang semua penjaga, para penjaga yang awalnya dekat mereka di serang sehingga mundur, dan lagi banyak penjaga yang oleh karena serangan ini terluka, layak menjadi penjaga di sisi Raja Ular, kekuatannya tidak kecil, meskipun jumlah penjaga sangat banyak, dan bukan lawan seorang Penjaga Andrew Bai.

Jika bukan menganggap mereka ada orang kerajaan, Penjaga Andrew Bai telah membunuh beberapa penjaga, itu merupakan hal yang sangat ngampang seperti membalikkan tangannya.

Menunggu para penjaga bangkit dari tanah, bayangan Raja Ular sudah menghilang.

"Jendral, Kita harus bagaimana sekarang, apakah harus terus menghentikan Raja Ular."

Seorang penjaga dengan luka yang dalam berkata.

"Melihat Raja Ular yang sudah mengambil keputusan, kita dengan kondisi yang hanya memiliki beberapa orang ini tidak dapat menghentikannya, lebih baik kembali terlebih dahulu dan melaporkan kepada Bunda Mo."

Penjaga Berkumis Lebat berkata, jika bukan karena Penjaga Andrew Bai mengasihinya , mereka pasti sudah mati, mereka tidak dapat menghentikan Raja Ular, rencana hari ini harus kembali ke istana Ular dulu.

Setelah berkata seperti itu, beberapa penjaga dalam seketika menghilang.

Dan lagi kami, saat para penjaga meninggalkan hutan rimba ini, kami muncul di dalam gunung yang penuh dengan kabut, di bandingkan dengan hutan rimba, suasana di dalam gunung sangat berbeda.

Dimana-mana semua kabut, tidak dapat melihat jelas benda di sekeliling, pemandangan seperti ini mengingatkanku pada saat aku di tangkap oleh Bibi dan di lemparkan ke Dunia Pemangsa Siluman, sama seperti ini tempat yang berkabut, ada siluman serigala, dan ada siluman bambu, selama berpikir badanku tidak dapat di pungkiri menjadi bergetar.

Raja Ular Sepertinya mengetahui bahwa aku ketakutan, ia menggenggam erat tanganku, membawaku pergi dengannya, Penjaga Andrew Bai dan Ular Putih Kecil mengikuti dari belakang.

Ada dia, aku menjadi lebih tenang, tidak perlu begitu takut.

"Semuanya hati-hati, aura siluman disini sangat berat."

Suara datar seorang pria terdengar, matanya terlihat dingin.

"Disana ada sinar."

Tempat berkabut, terlihat dengan tidak jelas sebuah sinar, aku menunjuk kepada sinar itu dan berkata.

"Hm, benar kata nona, Susan juga melihatnya."

Ular Putih Kecil Memandang ke tempat yang jauh disana dan berkata.

"Ikuti Raja, jangan melepas tanganmu."

Pria tampan itu Berkata dengan lembut.

Aku mengangguk kepalaku, mengenggam erat tangannya, dengan takut mengikuti dari belakang.

Jalan tidak begitu lama, kami berempat segera sampai didepan rumah tua, dan sinar yang tadi kelihatan, adalah sinar yang keluar dari dalam.

Di dalam hutan besar ada rumah orang, walaupun merasa sedikit aneh, tapi aku tetap merasa bahagia, khawatir tidak dapat menemukan tempat untuk memberhentikan kaki, tapi sekarang menjadi lebih baik, jika boleh, kita akan berbicara kepada tuan rumah untuk membiarkan kita menginap satu malam, di bandingkan tidur di dalam gunung dengan lagit terbuka.

"Bagus sekali, disini ada rumah penduduk, aku akan ke sana mengetok pintu."

Aku tidak berpikir terlalu panjang, berpikir untuk kesana mengetuk pintu, tapi malah di tarik oleh pria tampan itu kepelukannya.

"Isabelle Yao Hati-hati, hutan di dalam gunung tua begini bisa ada orang, takutnya ini tidak sesimpel yang kita pikirkan, biar Raja yang pergi."

Pria tampan itu Berkata dengan lembut kepadaku, matanya menunjukkan rasa khawatir dan rasa sayangnya.

"Aku tahu, aku akan hati-hati, anda juga berhati-hatilah."

Aku tersenyum kepadanya, sambil berkata, aku merasa dia terlalu memperhatikanku, tidak sepertiku, selalu berpikir simpel, sangat mudah untuk masuk jebakan yang bahaya.

Melihat rasa khawatirnya dari wanitanya, membuat wajah yang tampan dan dingin itu tersenyum, ia mengayunkan tangan besarnya, pintu besar yang tertutup rapat itu seketika terbuka dengan suara "Brak", kemudian dari dalam keluar asap debu di campur dengan asap racun yang tebal.

Pria yang memeluknya, mengunakan lengan bajunya yang panjang menghalangi debu yang ingin mendekatinya, setiap gerakannya, terlihat sangat peduli, dapat di lihat, rasa sayangnya terhadap aku sangat dalam.

"Pegawal Masuklah kedalam melihat-lihat."

Penjaga Andrew Bai Berjalan kedepan suamiku sang raja dan aku, kemudian menjawab dengan penuh hormat, dan masuk kedalam rumah kayu itu.

Beberapa saat, Penjaga Andrew Bai keluar dari rumah kayu itu.

"Lapor Raja Ular, Didalam tidak ada orang."

Setelah mendengar kata Penjaga Andrew Bai, aku mengangkat kepalaku dan melihat ke arah rumah itu, sinar tadi sudah hilang, hanya ada kabut yang berada di sekitar rumah itu.

Mataku melihat langit yang sudah gelap total, Raja Ular mengandeng tanganku memasuki rumah itu, Ular Putih Kecil dan Penjaga Andrew Bai mengikuti kami dari belakang, didalam sangat kondisinya sangat buruk, ada sebuah kasur yang terbuat dari kayu, dan ada beberapa meja, bangku kaju yang sudah pecah dan lama, yang lainnya sudah tidak ada lagi.

"Nona duduk dulu untuk beristirahat, Susan akan mencari di sekitar sini ada minuman atau makanan tidak."

Ular Putih Kecil Membersihkan sebuah kursi untukku duduk, dia mengelilingi rumah mencari ada makanan atau minuman, hanya mencari:

Pria tampan Membantuku membersihkan tetesan air di suruh bibirku dan bertanya dengan lembut.

"Sedikit,” aku menjawabnya, "kali ini keluar, Bunda Mo pasti sangat marah."

Mengingat penjaga tadi, hatiku menjadi tidak lega, saat itu lebih baik berdiskusi dahulu dengan Bunda Mo baru keluar.

"Bodoh, apakah kamu pikir jika Bunda Mo mengetahuinya dia akan membiarkan kita pergi, hal ini kamu tidak perlu khawatir, tunggu sampai kita menemukan Hua Tuo(Dokter terkenal pada era dinasti Han) dan menyembuhkan penyakitmu, Raja akan menjelaskan hal ini kepadanya."

Sepasang matanya memandangku, dia awalnya sudah bisa mengetahui apa yang ku pikirkan, dan malah dengan lembut berkata.

Aku mengangguk kepala, benar katanya, sekarang sudah keluar, seperti katanya, pulang baru menjelaskan kepada Bunda Mo, hanya berharap jika saat itu dia sudah tidak marah lagi kepada kami.

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu