The Serpent King Affection - Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
Beberapa hari ini, aku selalu merasa tidak enak, selalu merasa bahwa sesuatu akan terjadi, yang mengingatkanku pada kesulitan istana ular.
"Adik Qing, ayo kembali ke istana ular."
Di dalam kamar mewah, aku dan Adik Qing duduk di depan meja, tujuh bayi lucu sedang bermain di kamar.
"Kakak."
Mendengar apa yang ku katakan, Adik Qing dengan tidak mengerti bertanya, aku mengerti, dia takut aku akan terluka.
"Belakangan ini aku merasa sangat buruk, tidak tahu apakah sesuatu terjadi di istana ular, aku ingin pergi melihatnya, Aku tahu Bunda Mo tidak menyukaiku, tapi bagaimanapun dia adalah ibu dari raja, jika benar telah terjadi sesuatu, bagaimana bisa aku hanya duduk dan melihatnya. "
Aku berkata kepada Adik Qing.
"Baiklah kak, aku akan kembali dengan kakak, aku akan melindungi kakak."
Adik Qing berkata padaku.
"Terima kasih, Adik Qing."
Aku tersenyum tipis dan berterima kasih pada Adik Qing.
"Kakak mulai lagi, ke mana pun kakak pergi, Adik Qing akan mengikutinya."
Adik Qing berkata kepadaku sambil tersenyum, aku tahu, Adik Qing paling baik padaku.
aku memberi tahu Raja Dewa tentang aku akan kembali ke Istana Ular, aku khawatir tidak aman untuk membawa bayi kembali bersama, jadi aku memutuskan untuk meninggalkan bayi di sini, dan memintanya untuk merawatnya selama beberapa hari.
Namun, Raja Dewa tidak setuju aku dan Adik Qing kembali ke istana ular.
"Isabelle Yao, untuk apa kamu kembali ke Istana Ular, aku tidak setuju."
Pria cantik berbaju putih setelah mendengar perkataanku, berkata kepadaku.
"Jika sesuatu benar-benar terjadi di dunia ular, aku tidak bisa hanya duduk dan mengabaikannya, aku juga akan kembali dan melihatnya."
Aku tahu bahwa Raja Dewa juga untuk kebaikanku, tetapi aku tetap bersikeras pada keputusanku.
"Kamu tahu, Raja Dewa mengkhawatirkanmu."
Pria cantik berbaju putih tidak bisa menahan hatinya, dan dia mengatakan yang sebenarnya, dari pandangan pertama melihat wanita itu, dia merasa sesuatu yang tidak jelas, dia tidak ingin wanita itu dalam masalah, dan dia ingin melindungi ibu dan anak.
"Tetap di sini, aku bisa menjaga kalian ibu anak."
Pria cantik berbaju putih itu berkata dengan kata-kata penuh kasih sayang, sepasang tangannya menahan pundakku, dan aku cepat-cepat melepaskan diri, tidak tahu bahwa dia akan melakukan tindakan seperti itu.
Aku tahu dia baik padaku, baik pada bayiku, aku benar-benar bersyukur bertemu dengan pria yang baik pada saat ini, tetapi dalam hatiku hanya ada Raja Ular, tidak peduli apakah kami bersama atau terpisah, yang aku cintai hanyalah dia, Tidak peduli bagaimana pun, cintaku padanya tak tergoyahkan.
"Maafkan aku."
Pria Cantik berbaju putih itu tahu bahwa dia sedikit tidak sopan, dan meminta maaf padaku.
Aku menggelengkan kepalaku, aku tahu dia tidak jahat padaku.
"Apakah kamu benar-benar bertekad?"
Menatapku lagi dengan penuh kasih sayang, sehingga aku tidak berani melihatnya lagi. Jika aku bertemu dia sebelum bertemu Raja Ular, aku mungkin tergerak olehnya, tetapi sekarang hatiku hanya ada Raja Ular.
Aku mengangguk, apa pun yang terjadi, aku akan kembali ke Istana Ular, jadi aku bisa tenang.
"Raja Dewa tidak perlu menghawatirkanku, bagaimanapun aku juga selir Raja Ular Austin Ye, dan orang-orang di dunia ular tidak akan macam macam denganku."
Aku berkata kepadanya, aku tahu dia mengkhawatirkanku.
"Karena kamu sudah bertekad, maka baiklah, aku akan merawat bayi itu, jika kamu tidak kembali pada waktu seperti hari ini, akh akan mencarimu."
Pria cantik berbaju putih berkata kepadaku bahwa dengan lembut dan penuh kasih sayang, dan seorang wanita akan tergerak, tetapi aku, hanya memiliki rasa terima kasih yang mendalam padanya.
"Hm, aku dan Adik Qing akan berangkat sekarang, bayi aku serahkan pada Raja Dewa."
Setelah membuat keputusan, aku dan Adik Qing kembali ke Istana Ular.
Dan tujuh bayi yang tertidur pulas,setelah aku pergi mereka terbangun.
"Kakak kakak, ibu dan Bibi Qing kembali ke Istana Ular, mereka akan berada dalam bahaya, wanita jahat itu tidak akan melepaskan ibu."
Bayi perempuan itu berkata dengan lembut kepada bayi-bayi lain.
"Jika wanita jahat itu berani melukai ibu satu bulu saja, kita akan membuatnya hilang selamanya."
Bayi tertua mengatakan dengan lembut, dalam kata-katanya yang setegas raja, dan ketika bayi tertua berbicara, aura nya membuat orang lain ketakutan.
"Yah, kita akan melindungi ibu."
Bayi-bayi lain juga setuju, sangat menyetujui perkataan bayi tertua.
"Lalu apa yang akan kita lakukan selanjutnya? Jika kita meninggalkan Paman Raja Dewa dia akan khawatir?"
Kata bayi perempuan itu.
"Semua orang dengarkan aku"
"..."
Ketika pria cantik berbaju putih mendorong membuka pintu, dia melihat tujuh orang kecil berbaring di tempat tidur dengan posisi yang tidak rapi, mereka sepertinya tidur dengan sangat nyenyak.
Pria tampan itu tersenyum sedikit, melihat bahwa bayi-bayi itu tertidur lelap, dia tidak masuk, tetapi hanya menutup pintu dengan pelan dan berjalan keluar.
Tidak ada yang tahu, roh ketujuh bayi itu telah pergi, mereka menyadari bahwa ibu akan berada dalam bahaya ketika kembali ke istana ular kali ini, karena itu, bayi bayi itu ingin melindungi ibu, mereka tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti ibu.
Siapa yang berani menyakiti ibu mereka, mereka akan membuatnya menyesal bahwa dia seharusnya tidak memiliki pikiran seperti itu.
Setelah aku dan Adik Qing meninggalkan Istana Raja Dewa, lalu kembali ke Istana Ular, baru memasuki Istana Ular, baru menyadari Istana Ular hari ini berbeda dengan yang dulu, beberapa penjaga diluar, kelihatan sangat asing.
"Siapa kalian, berhenti!"
Begitu aku dan Adik Qing sampai di pintu, penjaga di luar pintu berteriak dingin kepada kami.
"Penjaga yang kurang ajar, beraninya kamu bersikap kasar kepada Selir Ular."
Adik Qing melihat penjaga di luar pintu begitu sombong, berkacak pinggang memarahinya.
Bahkan aku juga tidak mengerti, sebelumnya ketika aku di Istana Ular para penjaga memiliki sikap yang baik, sekarang berganti menjadi orang seperti apa, sopan santun paling dasar aja tidak ada.
"Selir ular? Haha, benar benar lelucon, tuan kami di sini adalah seorang wanita, dari mana datangnya selir, dan dari mana datangnya dua wanita mengerikan ini, apakah sudah bosan hidup?"
Setelah penjaga mendengarkan kata-kata Adik Qing, penjaga tidak bisa menahan tawa dan berpikir kata-kata Adik Qing sangat lucu.
"Apa yang kalian tertawakan? Pernyataan aku itu benar, kakak memang selir ular, Kalian tidak boleh tidak sopan kepada kakak."
Wajah Adik Qing memerah, dia tidak terbiasa dengan para penjaga yang tidak sopan pada kakak.
"Aiyo, kamu memiliki temperamen yang kurang baik, tetapi terlihat sedikit cantik, terutama kamu, kamu tidak cantik, postur tubuh lumayan."
Beberapa penjaga berkata, menatapku dan mendekatiku, dan mulai akan bergerak.
"Pergi, dunia ular tidak memiliki penjaga seperti kalian yang tidak memiliki kualitas."
Aku dengan tegas berkata, benar-benar marah.
"Oh, sangat pemarah, abang, bawa mereka berdua kemari, lihat lihat apakah masih ada kemarahan seperti itu."
Beberapa penjaga dengan berani mendekati ku dan Adik Qing, aku dan AdIk Qing sama sekali bukan lawan mereka.
Situasi seperti ini, melihat Adik Qing mengeluarkan Mutiara Ularnya menghadapi beberapa penjaga itu, penjagabitu segera terdorong mundur oleh cahaya mutiara ular, tidak berani mendekat.
Semua orang tahu mutiara ular itu sangat kuat sehingga tidak bisa dianggap remeh, sangat sedikit siluman yang bisa mendapatkan mutiara ular sebagus itu.
Adik Qing ditangannya memiliki mutiara ular yang diberikan oleh raja ular kepadanya, dan penjaga tidak berani menendang dua wanita yang tidak dikenal itu, jadi segera melaporkan masalah tersebut kepada pemilik baru dunia ular.
Novel Terkait
The Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya