The Serpent King Affection - Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
Kalau godaan keuntungan dan rayuan kecantikan tidak berguna terhadap sang pria, kedua wanita itu tidak ada cara lain lagi selain menggunakan kemampuan, dan hendak bertarung dengan penjaga Andrew Bai.
Tangan ular hitam telah dicengkram, tangannya yang satu lagi melakukan perlawanan, kuku tangan dalam sekejab menjadi hitam dan panjang, dan hendak menangkap leher sang pria.
Sang pria dengan cekatan mengulurkan tangan yang satu lagi untuk menggenggam tangan ular hitam yang menyerang, membuat ular hitam tidak bisa bergerak.
Lalu melihat ular tosca sedang menyerbu kemari, bibirnya yang awalnya merah membara bagaikan bunga telah berubah menjadi hitam gelap.
Terlihat sebuah cahaya putih telah mengikat ular hitam, dan penjaga Andrew Bai mulai menghadapi ular tosca, cahaya putih dan cahaya tosca saling berselingan bersama, bergerak tanpa henti, dalam waktu yang tidak begitu lama, cahaya tosca telah ditelan seluruhnya oleh cahaya putih, ular tosca berlutut di tanah, dan memuntahkan darah segar dari mulutnya, rambut yang panjang dan hitam telah terurai, penampilannya dengan rambut terurai berantakan dengan wanita cantik tadi bagaikan dua orang yang berbeda.
Cahaya putih mengelilingi kedua wanita itu bersama, membuat mereka terikat, penjaga Andrew Bai dengan sekuat tenaga menggosok bagian yang pernah disentuh ular hitam tadi, jelas-jelas sangat bersih, tapi dia tetap merasa sangat jijik, menghadapi dua wanita ular cantik, sama sekali bukan apa-apa baginya.
"Kamu akan menyesal karena telah membuat masalah dengan kami, kami lah yang akan menjadi pemimpin wanita di dunia ular nantinya."
Kedua wanita yang telah kalah telak dan terikat bersama berkata dengan kemarahan, dalam hati berpikir, tunggu saja saat dimana mereka akan menduduki posisi sebagai permaisuri Raja UIar nantinya, pasti harus membasmi penjaga yang tidak tahu diri ini.
Penjaga Andrew Bai tidak memiliki ekspresi apapun, dia bahkan sama sekali tidak melihat kedua wanita ular cantik itu, berjalan kesana dan menggendong wanita yang telah jatuh pingsan, pada saat ini Ular Putih Kecil telah menjaganya disisinya, mungkin saja karena telah terkejut akan luka yang dialami nona, Ular Putih Kecil menangis sesak.
"Kamu tidak apa-apa?"
Penjaga Andrew Bai menanyakan Ular Putih Kecil.
Ular putih mengangkat wajah yang penuh dengan tangisan, menggelengkan kepala, "Susan tidak kenapa-napa, tapi nona telah terluka."
Ular putih mengatakan sambil menangis, dia membenci dirinya yang tidak bisa melindungi nona dengan baik, dan telah membiarkannya terluka.
Penjaga Andrew Bai membawa nona Isabelle Yao dan Ular Putih Kecil pergi meninggalkan taman bunga, sedetik kemudian telah sampai di depan gedung istana yang besar.
"Susan, kamu bawa pulang nona ke istana dulu, aku sekarang akan mencari Raja UIar untuk datang kemari."
"Susan mengerti."
Penjaga Andrew Bai menyerahkan wanita yang pingsan untuk dijaga oleh Ular Putih Kecil, dan dia langsung menghilang dari pintu istana, hendak pergi mencari Raja UIar.
Ular putih membawa nona memasuki istana, dan membersihkan cairan darah yang ada di wajahnya, nona terus pingsan dan tidak bangun-bangun, Ular Putih Kecil menjadi panik dan terus bermondar mandir di dalam kamar, dia sangat khawatir nona telah terluka di bagian lain selain bagian wajah, takut akan mengancam nyawanya, semakin berpikir, Ular Putih Kecil menjadi semakin panik dan menangis sekali lagi.
Seketika, Ular Putih Kecil merasakan sebuah aura yang kuat memasuki istana, sedetik kemudian telah terlihat Raja UIar telah duduk di samping ranjang, dan membawa nona masuk ke dalam pelukan.
"Raja ular."
Ular putih berlutut di lantai, wajahnya penuh dengan air mata.
Penjaga Andrew Bai juga ikut kembali bersama Raja UIar ke istana, dengan hormat berdiri di samping siap mendengarkan perintah dari Raja UIar, dia tidak menyangka kedua wanita ular cantik yang tinggal di istana bagian dalam akan bernyali besar melukai nona Isabelle, dia sadar akan kelalaian dirinya sendiri, dan bersedia menerima hukuman.
Pria cantik tidak bersuara, saat wajah yang tampan melihat wajah seseorang yang berada dalam pelukannya telah terluka, sebuah cahaya yang menyilaukan melitasi matanya yang hitam pekat bagaikan tinta sesaat.
Jari tangan yang ramping dan panjang hendak menyentuh wajahnya, tapi teakhir tidak tega untuk menyentuh, takut akan menyentuh luka bolong di wajah bagian kirinya itu, luka di wajah, sakit di hati, ini terasa lebih sesak dibandingkan dirinya tertusuk dengan dalam akan sebilah pisau oleh seseorang, sangat marah.
Kedua wanita ini beraninya melukai wanitanya, dirinya akan membuat mereka mati mengenaskan.
Novel Terkait
Angin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanHabis Cerai Nikah Lagi
GibranBehind The Lie
Fiona LeeKamu Baik Banget
Jeselin VelaniCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Don't say goodbye
Dessy PutriEverything i know about love
Shinta CharityThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya