The Serpent King Affection - Bab 123 Pantang Menyerah

"Isabelle, Isabelle."

Di permukaan sungai, tampak sesosok wajah pria tampan yang dingin, ia tak menyangka akan dijebak oleh seseorang, dan sekarang wanita yang ia cintai tak tahu ke mana perginya, juga kedua orang bawahannya, ia sungguh amat sangat murka.

Apapun yang terjadi, ia akan menolong mereka semua, Austin Ye Sang Raja Ular pun segera mengejar kedua monster itu, namun monster itu sangat licik, tak tahu ke mana perginya mereka berdua, mereka menghilang tanpa meninggalkan jejak.

Di dasar sungai, di dalam sebuah istana, kedua monster itu berubah menjadi seorang pria dan seorang wanita, sang pria mengenakan jubah berwarna merah, wajahnya tampan, hidungnya mancung, wanita itu mengenakan jubah yang berwarna merah pula, rupanya sangat cantik, hidungnya juga mencung.

"Kakak, apa kau tidak apa-apa?"

Tanya wanita itu pada si pria, ia tadi terkena ilmu sihir dari Austin Ye Sang Raja Ular, tangannya terluka.

"Karina, aku tidak apa-apa, Raja Ular itu ilmu sihirnya sangat sakti, tidka mudah untuk dikalahkan, kalau tidak begitu aku pasti sudah dari tadi membunuhnya untuk membalaskan dendam kakak pertama kita."

Kata sang pria, mereka mendapat kabar bahwa kakak pertama mereka Sang Monster Sungai dibunuh oleh Austin Ye Sang Raja Ular dan kawan-kawannya, oleh karena itu ia berjanji akan membalaskan dendam kakaknya itu, semua yang mereka lakukan hari ini sudah direncanakan oleh mereka dari jauh-jauh hari sebelumnya.

"Yang penting kakak tidak apa-apa, orang yang ia cintai sudah ada di tangan kita, kalaupun kita tidak bisa membunuhnya hari ini, kita tetap bisa membunuhnya juga di lain hari."

Kata Karina Yue.

"Iya, benar, kita akan memunuhnya, dengan begitu dendam kakak kita akan terbalaskan."

Kata pria itu.

"Kalau begitu bagaimana kita dengan tiga orang ini."

Tanya Karina pada pria itu.

"Kurung dua orang itu, dan wanita itu, tinggalkan dia dulu."

Kata pria itu sambil menunjuk pada wanita berbaju ungu yang pingsan di sana.

"Baiklah."

Karina mengerti apa maksud kakaknya, ia melirik ke arah Penjaga Bai, memutar-mutar matanya, sebuah ide cemerlang muncul dalam pikirnanya.

Di dalam penjara yang gelap, Ular Putih Kecil dan Penjaga Bai disekap bersama di sana, tak tahu sudah berselang berapa lama, Ular Putih Kecil pun terbangun dari ketidaksadarannya.

Di mana ini, Ular Putih Kecil tidak mengerti mengapa dia bisa berada di sini, ia mengangkat kepalanya dan melihat-lihat sekelilingnya, seisi ruangan itu sangat gelap, terlihat seperti neraka, ia melihat ke sampingnya, Penjaga Bai ada di sampingnya, ia masih belum sadarkan diri.

"Penjaga Bai, Penjaga Bai."

Ular Putih Kecil sudah benar-benar tersadar, ia teringat pada kejadian di permukaan sungai tadi, mereka diserang, Nona ditangkap para monster, Penjaga Bai terluka untuk menolong dirinya, lalu mereka berdua juga tertangkap oleh para monster dan ditarik ke dalam air.

Ular Putih Kecil berteriak sambil melepaskan tangan dan kakinya yang diikat erat-erat, namun ia sama sekali tidak bisa lepas.

"Penjaga Bai, ayo bangun."

Teriak Ular Putih Kecil panik, ia sungguh ingin tahu apa Penjaga Bai baik-baik saja, ia sungguh khawatir sampai hampir menangis, Penjaga Bai yang biasanya sangat gagah dan sakti kepalanya tertunduk ke bawah, dan saat ini ia menjadi tahanan dalam penjara.

Beberapa saat kemudian, jari-jari pria itu mulai bergerak, ia terbangun, namun karena ia terluka, ia kelihatan sangat lemah.

"Susan."

Kata pria itu, suaranya terdengar lemah.

"Penjaga Bai, kau sudah sadar, mana yang terluka, apa kau tidak apa-apa."

Tanya Ular Putih Kecil dengan penuh kekhawatiran, melihat Penjaga Bai yang seperti ini, ia merasa sangat sedih.

"Aku tidak apa-apa, Susan tidak perlu khawatir, uhuk uhuk."

Jelas perkataan itu hanya dikatakan untuk membuat Ular Putih Kecil tenang, tapi siapapun yang mendengarnya juga tahu kalau dirinya sedang terluka parah, keadaannya sungguh tidak baik.

"Penjaga Bai, jangan berbicara dulu, biar Susan lihat apa kita bisa keluar dari sini."

Susan melihat penjara itu, lalu melihat tangan dan kakiny ayang terikat, ia ingin menggunakan ilmu sihirnya untuk kabur, namun baru saja ia hendak menggunakan ilmunya, barulah ia menyadari kalau ilmunya sama sekali tidak berfungsi.

"Apa yang terjadi, aku sama sekali tidak bisa menggunakan ilmu sihirku."

Kata Ular Putih Kecil, baru saja ia mau menggunakan ilmunya, organ-organ dalam tubuhnya terasa sangat sakit.

"Ada orang yang mengunci nadi-nadi kita, tak mungkin kita bisa kabur dari sini dengan ilmu kita."

"Kalau begitu bagaimana, bagaimana ini?"

Kata Susan sambil meneteskan air matanya, ia ingin mengobati luka Penjaga Bai, tapi ia sama sekali tidak bisa lepas.

"Jangan khawatir, jangan panik."

Kata Penjaga Bai, ia tahu dirinya terluka dalam, nadi-nadinya juga sudah dikunci, sulit untuk dirinya dan Susan lari dari tempat ini, sepertinya hanya bisa memikirkan cara lainnya.

"Penjaga Bai, Susan pasti akan memikirkan cara untuk menolongmu, sabarlah dulu."

Kata Ular Putih Kecil sambil menarik nafas dalam-dalam, bagaimanapun, ia harus memikirkan cara untuk menolong Penjaga Bai.

Tiba-tiba, pintu pun terbuka, sebuah cahaya yang terang masuk ke dalam ruangan itu dan menyinari wajah kedua orang itu.

Beberapa saat kemudian barulah mereka berdua terbiasa dengan keterangan itu, mereka mengangkat kepala mereka, ternyata seorang wanita cantik yang datang, di belakangnya ada dua orang penjaga pria, wanita itu mengenakan jubah merah, wajahnya tersenyum dingin, ia melihat ke arah Ular Putih Kecil sejenak, lalu, ia mengalihkan pandangannya ke arah tubuh Penjaga Bai.

"Siapa kau, cepat lepaskan kami."

Kata Ular Putih Kecil pada wanita berjubah merah itu, ia sama sekali tidak tahu mengapa wanita berjubah merah itu mengurung mereka di sini.

"Tak penting aku ini siapa, yang penting kalian harus menjadi tahananku."

Kata wanita itu, wanita itu adalah Karina Yue, ketiga kakak beradik itu adalah monster sungai, namun beberapa hari yang lalu kakak pertama mereka dibunuh oleh Raja Ular dan kawan-kawannya, oleh karena itu mereka ingin membalaskan dendamnya.

"Kami tak ada hubungannya denganmu, mengapa kau menangkap kami, Nona juga kalian tangkap kan."

Kata si Ular Putih, ia tidak tahu kalau wanita berjubah merah itu menangkap mereka untuk membalaskan dendam Sang Monster Sungai.

"Huh, melihatmu sudah ada di ambang kematian seperti ini, memberitahumu seharusnya juga tidak apa, kalian semua harus mati, nyawa dibalas dengan nyawa."

Kata Karina dingin.

Ternyata wanita berjubah merah ini ingin balas dendam, akhirnya Ular Putih Kecil dan Penjaga Bai pun mengerti.

"Monster Sungai itu jahat dan menangkap banyak wanita baik-baik yang tak bersalah, kami membunuhnya juga karena dia ingin memaksa Nona menikah dengannya."

Kata Ular Putih Kecil, kalau bukan karena ia mengganggu Nona, Raja Ular pasti tak akan membunuhnya, semua ini adalah salah si Monster Sungai itu.

"Huh, aku tak peduli siapa yang benar siapa yang salah, kalian yang membunuh kakakku, jangan harap kalian bisa hidup, Raja Ular itu juga sama, aku pasti akan memikirkan cara untuk membunuhnya."

Kata Karina, ia tidak peduli kakaknya itu benar atau salah, ia hanya tahu Raja Ular dan kawan-kawannya sudah membunuh kakaknya, ia harus balas dendam.

"Susan, tak usah bicara dengannya, sepertinya kakak beradik ini tidak ada bedanya."

Kata Penjaga Bai dengan lemah, wanita berjubah merah ini sangat kejam dan berhati dingin.

"Kau tak layak mengataiku seperti itu."

Karina mengulurkan jari-jari putihnya, lalu mengangkat dagu sang pria, pria di hadapannya itu sangat tampan, meskipun ia terluka, namun wajahnya tersirat sebuah aura keras yang pantang menyerah, sifatnya itu menarik perhatian Karina, semua pria yang ia kenal selalu tunduk padanya, ia tidak percaya ia tak bisa menaklukkan pria ini.

"Wanita seperti kau inilah yang tak layak berbicara denganku."

Kata Penjaga Bai dingin sambil menepis tangan wanita itu, ia bahkan tak melihatnya sama sekali.

Namun semakin ia demikian, Karina malah semakin tertarik, pria mana yang berani tak mendengarkan perkataannya bahkan sangat membencinya seperti ini, ia harus menaklukannya sampai dia benar-benar tunduk dan menurut padanya.

Terserah orang mau menyebutnya egois atau mata keranjang, ia memanglah seorang wanita yang seperti itu.

Novel Terkait

Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu