The Serpent King Affection - Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
Aku melirik bunga teratai di sana, perkataan Yoyo benar, bunga teratai di sana sangat indah, dan berjalan dengannya kesana, aku tidak tahu, dia membuatku kesana untuk menyakitiku.
"Wow! Bunga teratai yang besar, sangat indah."
Aku sedikit lebih dekat ke pinggiran kolam, berdiri dengan tegak di pinggiran kolam, memandangi bunga-bunga lotus itu, mataku penuh dengan kagum terhadap bunga teratai itu, aku tidak menyadari, bahwa wajah Yoyo di belakang menjadi menaktuk, satu langkah demi satu langkah berjalan ke arahku.
Aku tidak merasakan bahaya semakin mendekat, saat masih menikmati keindahan bunga teratai, tiba-tiba aku merasa tubuhku menjadi miring, satu langkah tidak berdiri kokoh, dan terjatuh ke dalam kolam.
Airnya terciprat tinggi, dan aku masih tidak mengerti apa yang sedang terjadi, sudah terjatuh ke dalam kolam.
Dan semua yang terjadi, telah dilihat oleh seseorang, orang itu adalah Karen Qing.
Ketika Karen Qing melihat bahwa kakak tidak ada di sana, dia pergi mencari kakaknya, tapi tidak terpikirkan olennya, dia akan melihat adegan dimana nona Yoyo mengunakan kekuatan sihirnya mendorong kakak ke dalam.
Karen Qing terkejut, seketika dia terkejut hingga arwahnya seperti melayang pergi, tidak terpikirkan olehnya, wanita yang begitu baik dengan kakak, dapat mencelakakannya.
"Kakak."
Butuh beberapa waktu, bagi Karen Qing untuk dapat berbicara. Dia tidak punya banyak waktu untuk berpikir, tidak ada waktu berpikir mengapa nona Yoyo mau mendorong kakak ke dalam air, yang perlu dia pikirkan saat ini adalah dia lompat ke air dan menyelamatkan kakak, terlebih lagi kakak sedang hamil, ini sangat gawat.
Yoyo menyadari ada Karen Qing, dan wajahnya berubah menjadi menyeramkan, dia mengira hal ini tidak ada yang mengetahuinya, tidak terpikirkan ternyata ada yang mengetahuinya, dan lagi orang yang mengetahuinya adalah pelayan wanita yang paling ia sebal.
"Cih, karena semuanya sudah dilihat olehmu, jadi jangan salahkan aku."
Yoyo berkata dengan dingin, dia tidak bisa membiarkan Karen Qing memberi tahu Raja Ular Austin Ye bahwa dia telah mendorong Isabelle Yao ke dalam air, hal ini terjadi karena dia yang tidak hati-hati jatuh ke dalam air, tidak ada hubungannya dengan dia.
"Kamu sangat kejam, rugi kakakku memperlakukanmu dengan sangat baik, kamu masih mau menyakitinya."
Karen Qing berkata dengan marah, jika dia bukan melihatnya dengan matanya sendiri, dia tidak akan percaya bahwa Nona Yoyo adalah orang yang seperti itu, semua perasaan baik dan kagum padanya hilang pada saat ini juga, walaupun berpendidikan tinggi tetap saja, hatinya begitu busuk, Karen Qing melihatnya sedikitpun tidak baik.
"Wanita pencuri ini berani mengambil kakak Austin Yeku, dia harus mati, termasuk orang-orang di sekitarnya."
Tatapan Yoyo menjadi dingin, dan tangannya sudah ada kumpulan kekuatan sihir.
Karen Qing menyadari ada bahaya, dia mundur beberapa langkah, dia tahu bahwa dia bukan lawan yang tepat untuk Yoyo, tetapi kakak yang masuk ke dalam air tidak bisa di biarkan tetapi disana, tetapi ketika Karen Qing ingin menghindari dari Yoyo dan ingin memasuki kolam untuk menyelamatkan kakak, sepasang tangan Yoyo menarik Karen Qing mendekat, berdasarkan kekuatan Karen Qing, dia tidak bisa melarikan diri.
Yoyo menyegel kerah baju Karen Qing, wajahnya menunjukkan ekspresi yang mengerikan.
"Biarkan aku pergi, biarkan aku pergi."
Kata Karen Qing, dia berusaha keluar dari genggaman tangan Yoyo, tapi berusaha sekeras apapun, dia tetap tidak bisa membebaskan diri.
"Matilah."
Yoyo berkata dengan dingin, tangannya yang Yoyo memegang kepala Karen Qing, dia berpikir untuk membunuh Karen Qing dengan sihirnya, tetapi saar dia ingin membunuh Karen Qing, dia tiba-tiba berpikir satu hal, jika Isabelle Yao di dorong olehnya ke dalam kolam hingga meninggal, dan Karen Qing juga bersamaan meninggal, hal ini takut bisa membuat Raja Ular Austin Ye curiga, memikirkan ini, Yoyo diam-diam menarik tangannya, dia tidak membunuh Karen Qing, tetapi hanya menggunakan sihir untuk menghapus ingatan Karen Qing mengenai hal tadi, jika begini, maka kakak Austin Ye tidak akan mencurigainya, mengenai Karen Qing , dia hanya seekor ular hijau, jika ada kesempatan bunuh saja.
Karen Qing tidak tahu apa yang salah dengannya, dia hanya merasa bahwa otaknya tiba-tiba kosong, ketika ia sadar, dia melihat Nona Yoyo berjalan dengan cemas ke pinggiran kolam.
"Karen Qing, kakak ipar tanpa sengaja jatuh ke dalam air, kamu cepat pergi beritahu Raja Ular Austin Ye."
Yoyo berpura-pura cemas dan berkata, matanya menyeringai senyuman dingin, kemudian melompat ke air untuk menyelamatkan orang.
"Ap, apa?"
Dua detik kemudian, Karen Qing baru sadar, kakak jatuh ke dalam air. Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana ini bisa terjadi, bagaimana bisa seperti ini, seketika dia tidak bisa berkata-kata, bagaimana pun tidak bisa menerima perkataan Yoyo, saat melihat percikan air, Karen Qing bergegas untuk mencari Raja Ular.
Selain itu aku, setelah jatuh ke kolam, gelombang air besar masuk mengalir ke mulut, mata, dan hidungku, membuat aku tidak dapat bernafas, hanya dapat perlahan-lahan tenggelam ke dalam air, perasaan ini bukan untuk yang pertama kalinya, saat itu di serang oleh pembantu ular, dan di bawa pergi oleh Monster Air, ini sudah ketiga kalinya dia masuk ke dalam air, hatiku sangat takut dan sedih, satu tanganku masih memegang perutku aku ingin melindungi anakku.
Saat aku berjuang di air, sangat menderita, dan kemudian aku perlahan-lahan menutup mataku.
Pada saat ini, perutku tiba-tiba memancarkan lapisan cahaya keemasaan, dan lapisan cahaya keemasaan tersebut menyelimuti aku, setelah itu, aku tidak menderita lagi, cahaya ini terasa hangat, sangat intim, sangat akrab, saat aku di cahaya itu, aku tidak merasa takut lagi.
"Ibu."
"Ibu jangan takut, kami semua akan berada di sebelah ibu."
Suara lembut dan manis masuk ke telingaku, aku melihat cahaya keemasan di sekelilingku dan ingin bicara, tetapi entah kenapa aku tidak bisa mengeluarkan suaraku.
"Ibu."
"Ibu."
Bayi itu mengeluarkan suara lembut dan manis mereka dan masuk ke dalam telingaku, aku bisa mendengarnya, bahwa ada beberapa bayi yang memanggilku.
Ada bayi, bagaimana mungkin bisa ada bayi di sini, meskipun tidak bisa berkata-kata, tapi aku masih sadar dengan sangat jelas, aku tahu bahwa aku sedang berada di dalam air sekarang.
Tapi apa pun yang terjadi, aku merasa sangat bahagia, sangat senang karena ada bayi yang berbicara padaku, perasaan ini membuatku merasa sangat intim, aku seperti bisa melihat bayi, tetapi selain cahaya keemasan itu dan air, dia tidak bisa melihat yang lain lagi.
"Tunggu beberapa hari lagi maka kami bisa bertemu dengan ibu."
"Hihi."
"Haha."
Bayi-bayi itu tertawa dengan lembut, membuatku ingin memeluk mereka.
Perlahan-lahan, cahaya keemasan itu menghilang, dan suara tawa bayi-bayi itu juga menghilang. Aku merasa sepasang tangan yang menarik aku, dan kemudian satu tangan menyentuh lubang hidungku, aku masih tidak bisa membuka mataku, tidak tahu siapa yang menarikku dan juga tidak tahu seperti apa ekspresinya saat ini.
Wanita ini tidak bernafas, hal ini membuat Yoyo sangat bahagia, dia sengaja berpura-pura menyelamatkan orang, menunggu hingga dia tenggelam sampai mati, dan akhirnya keinginannya tercapai.
Dan saat itu juga, ketika Raja Ular Austin Ye mendengar laporan Karen Qing, dia segera pergi ke kolam dan menyelam ke dalam air, dia melihat wanita yang di cintainya tenggelam ke dalam air, hatinya sangat sakit, dia tidak terima, mereka baru terpisah sebentar, sudah terjadi masalah seperti ini.
Dia tidak bisa berpikir banyak, pria tampan itu menggendong wanita itu di tangannya, dan bahkan sebelum melihatnya Yoyo sekilas, dia sudah pergi meninggalkan air, didalam hatinya, semuanya tertuju pada wanita yang sedang berada di lengannya sekarang.
"Isabelle Yao, Isabelle Yao."
Melihat wanita di lengannya memejamkan mata dan berhenti bernapas, dia sangat khawatir, sangat sedih, bagaimana dia bisa menerimanya, berpisah dengannya wanita ini.
Novel Terkait
Someday Unexpected Love
AlexanderCinta Yang Tak Biasa
WennieThe Richest man
AfradenSi Menantu Buta
DeddyThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya