The Serpent King Affection - Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan

"Apakah bayi kecil baik-baik saja di dalam perutmu selama beberapa hari ini?"

Raja Ular, suamiku, menghentikan langkah kakinya dan mengubah topik pembicaraannya, ia kemudian mengelur perutku dengan tangannya.

"Ia sedikit usil, ia sudah menendangku dua kali hari ini."

"Betul sekali, Karen Qing juga melihat perut kakak yang sedang bergerak, mungkin karena bayi kecil sedang menendang kakak."

Karen Qing segera ikut berbicara, ia terus melihat perut kakak bergerak selama ia berbaring di atas kursi, Karen Qing tahu bahwa bayi kecil sedang menendang perut kakak.

"Bayi kecil, jangan tendang ibu lagi, jika tidak, ayah pasti akan mengurusimu nanti."

Raja Ular, suamiku, sedang berpura-pura bersikap tegas.

Ucapannya ini membuatku tidak senang, ia bisa saja membuat bayi merasa takut.

"Aku tidak memperbolehkan kamu mengurusinya."

Ucapku.

Aku menatap tajam Raja Ular, suamiku, bayi belum lahir, maka aku akan melindunginya seperti ini, aku tidak memberikan sedikitpun kesempatan untuknya.

Ia mulai merasa sedikit menyesal, ia sudah bersikap seperti ini bahkan sebelum bayi lahir, apa yang akan ia lakukan setelah bayi lahir, ia mungkin saja bisa bertengkar dengan mereka hanya karena ingin disayang, ia tidak seharusnya memperbolehkannya menggendong bayinya nanti, ia juga tidak boleh berpikir seperti itu, Raja Ular, Austin Ye, mungkin saja akan merasa sangat kesulitan.

Melihat Raja Ular yang merengut, aku langsung berjala melewatinya, aku merasa sikapnya ini terlihat sedikit lucu.

"Namun, Isabelle Yao, jika bayi kecil membuat kesalahan, apakah kamu akan keberatan jika Raja menegur mereka?"

Raja Ular, suamiku, segera mengejarku, perasaannya belum juga stabil, apa yang harus ia lakukan ketika ia melupakan suaminya ketika ia sudah mempunyai anaknya.

"Tidak boleh."

Aku berkata sambil menahan tawaku.

Setelah itu, ekspresi wajah Raja Ular, suamiku, semakin memburuk, lihat, lihat, ia tidak dapat menerima perumpamaanku, sepertinya, ia akan segera merasakan hari susahnya, ia sebaiknya tidak bersikap seperti itu, ia tidak ingin bayi kecil itu mencuri wanita yang ia cintai, ia adalah miliknya, tidak ada yang boleh mencurinya, bahkan bayi kecil sekalipun.

Tidak disangka bahwa Raja Ular yang sangat gagah di Dunia Ular dan terkenal dengan sikapnya yang sangat dingin itu, ternyata dapat bernegosiasi dengan istrinya, ia bahkan sudah membicarakan perasaan sayang dari bayi yang belum lahir, siapa yang akan mempercayainya.

"Pftt......"

Aku akhirnya tidak dapat menahan tawaku lagi, aku mengerti isi hatinya, ia pasti akan merasa kesulitan untuk saling berebut dengan bayi kecil.

"Isabelle Yao, Isabelle Yao......"

Itulah pemandangan di dalam taman bunga, Karen Qing menopangku, Raja Ular segera mengikutiku di belakang, keadaan tiba-tiba menjadi sangat romantis.

Namun, di sisi lain taman bunga, Yoyo sedang berdiri di tengah bunga-bunga, ia melihat pemandangan romantis yang terjadi diantara pasangan suami istri Raja Ular, Austin Ye, wajah cantiknya itu kini cemberut, ia mengepal erat genggaman tangannya, hatinya benar-benar terasa sangat tersakiti, lelaki yang ia cintai diam-diam sejak kecil, kini sudah memiliki wanita lain, bagaimana mungkin hal ini tidak membuatnya merasa sakit hati, ia keluar hanya untuk mencari Raja Ular, Austin Ye, ia tidak bersedia untuk melepaskan rasa cintanya, tidak peduli apapun caranya, ia tidak ingin ada wanita lain yang mendampinginya.

Paviliun Malige.

"Bunda Mo, Nona Yoyo ingin menemuimu."

Kakek Ular menyampaikannya dengan penuh hormat.

"Yoyo? Cepat perbolehkan ia masuk."

Wanita yang sedang meminum teh itu mendengar laporan dari Kakek Ular, kemudian langsung meletakkan cangkir teh yang berada di tangannya dan berdiri.

"Baik."

Kakek Ular hormat kepadanya, lalu pergi ke luar dan menyampaikannya.

"Nona Yoyo, Bunda Mo memperbolehkan kamu masuk."

Ucap Kakek Ular kepada wanita yang cantik dan elegan itu dengan hormat.

"Terima kasih, Kakek Ular."

Yoyo menjawabnya dengan lembut, kemudian berjalan masuk ke dalam kamar.

"Yoyo pernah bertemu dengan Bunda Mo."

Terdengar suara wanita yang manis itu, ia tidak hanya cantik, ia juga sangatlah pengertian, Bunda Mo benar-benar sangat menyukainya.

"Yoyo tidak perlu terlalu bergengsi, ayo cepat duduk."

Bunda Mo menjawabnya dengan hangat, ia kemudian berjalan ke samping Yoyo dan menariknya untuk duduk di samping meja.

"Kami sudah tidak bertemu selama seribu tahun, Bunda Mo tetap saja terlihat sangat cantik."

Yoyo berkata sambil tersenyum.

"Yoyo benar-benar sangat pintar berbicara, Bunda Mo sudah tua, berlawanan dengan Yoyo yang semakin cantik setiap harinya."

Bunda Mo juga menjawabnya dengan senyum, pandangannya penuh dengan rasa senang.

"Bagaimana, di tingkat berapakah latihanmu saat ini? Bagaimana kamu masih bisa mencari waktu untuk datang menjenguk Bunda Mo?"

"Aku akan segera menjadi dewi setelah berlatih melewati satu tingkat terakhir, hanya sajam Yoyo sudah terlalu merindukan Bunda Mo, sehingga aku mencari waktu kosong dan datang sejenak."

Yoyo berkata dengan sangat manis.

"Cukup baik, kamu memiliki prospek yang sangat baik, Bunda Mo juga sangat merindukan Yoyo."

Bunda Mo memujinya, wanita ini bertumbuh besar bersama dengan putranya sendiri, ia sudah menganggapnya sebagai anaknya sendiri.

"Benarkah Bunda Mo, Yoyo benar-benar sangat senang."

Yoyo berkata dengan sedikit bangga.

"Tentu saja benar, Bunda Mo paling menyukai Yoyo, tentu saja akan merindukan Yoyo."

Ucap Bunda Mo yang sambil mengelus rambutnya, ia benar-benar terlihat sangat menyayanginya.

"Aku akan merasa sangat senang selama Bunda Mo mengatakan yang sebenarnya, Yoyo membawakan sedikit hadiah untuk Bunda Mo, ayo Bunda Mo lihat."

Yoyo mengeluarkan sebuah sapu tangan putih, ia membuka sapu tangan yang terdapat sebuah buah merah di dalamnya.

"Buah abadi?"

Bunda Mo menerima sapu tangan tersebut, pandangannya tertuju kepada buah merah tersebut, terlihat jelas bahwa ia sangat menyukai buah abadi seperti ini.

"Betul, Yoyo memetiknya diam-diam dari langit khusus untuk Bunda Mo, buah abadi ini hanya ada sepuluh buah secara keseluruhan, Yoyo tahu Bunda Mo sangat menyukai buah abadi ini."

Ucap Yoyo sambil menatap Bunda Mo, sikapnya yang akrab seperti ini dengan Bunda Mo tentu saja memiliki tujuannya tersendiri.

"Memang Yoyo yang paling mengerti Bunda Mo, ini adalah pertama kalinya aku menerima buah abadi dalam seribu tahu, ini memang merupakan buah kesukaan Bunda Mo."

"Bunda Mo, silahkan dicoba selagi masih segar, Yoyo akan memetik lebih banyak lagi lain kali."

"Baik, Bunda Mo akan mencobanya."

Bunda Mo menjawabnya, lalu segera mengigit buah abadi itu dengan elegan, wajahnya dipenuhi dengan ekspresi senang.

"Boleh juga, sangat enak, Yoyo juga makan sedikit."

Ucap Bunda Mo yang sekaligus memberikan buah itu ke arah sudut bibir Yoyo, Yoyo juga mengigitnya dengan elegan.

"Betul, rasanya memang enak."

Ucap Yoyo tersenyum, namun, hatinya sebenarnya sedang memikirkan satu hal lain.

Kedatangannya kali ini bukan hanya khusus untuk mengantarkan buah abadi, melainkan, ia masih memiliki hal lain.

"Oh iya, Bunda Mo, Yoyo baru menyadari bahwa Kakak Austin Ye sudah menikah saat pulang."

Yoyo mencoba untuk megatakannya, lalu memandang wajah Bunda Mo, berdasarkan pengertiannya terhadap Bunda Mo, Bunda Mo tidak akan mungkin menerima seorang perempuan beridentitas rendahan sebagai istri Raja Ular, Austin Ye, dengan mudah, terlebih lagi, ia hanyalah seorang manusia biasa.

Ternyata benar, Bunda Mo berhenti memakan buah abadi saat ia membicarakan Raja Ular, Austin Ye, yang sudah menikah, wajahnya terlihat sedikit berubah, ia kemudian membersihkan bibir merahnya dengan perlahan.

Wibawa elegan terasa dalam keadaan diam itu.

Bunda Mo menghela nafasnya, Yoyo mengetahui bahwa Bunda Mo tidak menyetujui Raja Ular, Austin Ye, bersama dengan seorang wanita biasa, dengan itu, selama Bunda Mo berdiri di sisinya, semua hal akan mudah diselesaikan.

"Bunda Mo boleh menceritakannya kepada Yoyo, Yoyo akan membantu Bunda Mo meringankan beban pikiran."

Ucap Yoyo, ia terlihat sangat baik, namun, tidak ada orang yang mengetahui apa yang sedang ia pikirkan dalam hatinya.

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu