The Serpent King Affection - Bab 69 Mengantarkan Hadiah
“Nona, menurutmu apakah bunga yang dipetik Susan bagus?”
Susan baru saja kembali dari kebun bunga. Tangannya membawa sekeranjang bunga, seperti seorang wanita pemetik bunga.
“Benar, lumayan bagus.”
Melihat keranjang yang berisikan bunga warna-warni, memang bagus.
“Baguslah kalau Nona suka. Susan akan manruh bunga yang dipetik ini ke dalam pot bunga.
Kata perempuan itu lalu menaruh bunga tersebut dalam pot bunga. Memang pada dasarnya istana ini adalah istana yang mewah dan indah, ditambah lagi bunga ini sebagai hiasan, benar-benar sangat bagus.
Berita Raja Ular ingin menikah baru saja disebar. Seluruh pekerja di istana ular sangat sibuk. Ada yang menggantung lampion merah nan besar, ada yang memetik buah, semua pakaian penjaga wanita diganti menjadi warna ungu, menunjukkan aura bahagia.
Tentu saja, ini pengecualian untuk pavilion Malige.
Di ruang rahasia, lampu yang berwarna biru menyinari wajah seorang wanita. Sebuah masa lalu terngiang kembali di kepalanya. Memori itu seperti pisau tajam yang menancap di hantung. Wanita itu mengerutkan alis karena kesakitan, menutup matanya perlahan, wajahnya yang elegan dipenuhi rasa sakit. Hanya saja sangat cepat, wajah dengan rasa sakit itu digantikan oleh wajah yang marah.
“Austine, dunia ular masih menunggu pertolonganmu. Ibu Ratu tidak mengizinkan wanita manusia menghancurkanmu, menghancurkan seluruh dunia ular.”
Dua hari kemudian, hari pernikahan yang besar datang. Di pagi buta hari itu, ada sekelompok pelayan wanita melayaniku dalam berias.
Sebuah jubah merah menyapu tanah, dibuat sendiri oleh pria tampan kepadaku dengan gambar mahkota ular. Pakaiannya terlihat elegan, juga merupakan simbol istri raja ular.
“Benar-benar bagus.”
Wajah tampan yang tajam itu menunjukkan ekspresi bahagia. Di matanya, semuanya adalah gaun menawan yang disukai wanita.
Aku menundukkan kepala, tidak berani menatap langsung mata lelaki di depanku dengan jubah kuning emas yang indah. Dia benar-benar sangat indah sampai membuat hatiku bergejolak.
Mengenai berita pernikahan Raja Ular sangat heboh. Para siluman kaum bangsawan dari Dunia Abadi berharap bisa melihat kejadian hari ini, lalu pergi ke Dunia Ular untuk mengatakan selamat. Semua orang tahu bahwa selain Dunia Abadi, Dunia Ular adalah yang terkuat. Bahkan Dunia Abdai juga harus menghormatinya dalam segala hal. Sekarang mendapatkan kesempatan seperti ini, tentu saja orang-orang berebut untuk datang ke pernikahannya, membangun hubungan baik dengan Dunia Ular.
Hanya saja, orang-orang yang berebut untuk datang ini, takutnya sia-sia saja.
Yang paling duluan datang ke pintu besar istana ular adalah penyebar ajaran Dunia Iblis. Daripada mengatakan orang ini jelek, lebih baik mengatakan dia aneh. Rambut berwarna coklat yang keriting, kulit berwarna coklat, bahkan bola matanya juga berwarna coklat, berkumis, bibirnya juga berwarna coklat, tingginya tidak sampai lima kaki. Kemunculannya yang mendadak benar-benar membuat dua penjaga yang berjaga di pintu besar istana ular terkejut.
“Ternyata adalah penyebar ajaran Dunia Iblis.”
Kalau bukan karena melihat jelas orang itu berkepala dan bermuka, kedua penjaga yang terkejut ini benar-benar berpikir untuk memukulinya. Sejelek ini bukannya berdiam saja di rumah, malah keluar membuat orang kaget. Tidak heran kalau ibunya tidak mengenalinya.
Mengenalinya bahwa itu adalah orang, dia juga pemimpin dunia, seharusnya hotmat kepadanya dan memendam rasa ketidaksenangan. Kedua penjaga itu berkata dengan hormat.
“En,” Penyebar ajaran Dunia Iblis sangat menikmati bahwa tidak peduli kemanapun, selalu ada yang memberi hormat kepadanya, “Aku mendengar bahwa hari ini adalah pernikahan Raja Ular. Aku sengaja datang mengucapkan selamat.”
Kata Penyebar agama Dunia Iblis dengan bangga dan menegakkan badannya, tapi tidak peduli bagaimana pun dia menegakkan badannya, masih tidak setinggi orang lain.
Kedua penjaga melihat satu sama lain, mengerti maksud kedatangan dari Penyebar agama Dunia Iblis. Tapi, sejak awal Raja Ular sudah memerintahkan untuk tidak menerima tamu dunia luar untuk pernikahan hari ini.
“Kami akan memberitahukan maksud baik Penyebar agama Dunia Iblis kepada Raja Ular. Raja Ular tidak ingin ada orang luar yang mengganggu pernikahan hari ini.”
Kata kedua penjaga dengan hormat.
Mendengar perkataan penjaga, Penyebar agama Dunia Iblis mengerutkan alisnya. Bagaimana, bagaiamana bisa seperti ini. Tidakkah dimengerti dia tidak disambut?
Sudah dikatakan bahwa Raja Ular Austine Ye adalah orang yang berdarah dingin, tidak berperasaan. Tapi ini juga sudah terlalu merendahkan orang lain.
“Aku datang untuk mengucap selamat, bahkan tidak diizinkan untuk masuk. Terlalu meremehkan orang.”
Penyebar agama Dunia Iblis tidak senang. Dia adalah pemimpin dunia. Ditolak seperti ini di depan pintu besar bukankah sama seperti membuatnya kehilangan martabatnya.
Selesai berkata, ada seseorang tua dengan badan yang tinggi juga muncul. Kali ini bukan hanya kedua penjaga yang dikejutkan, bahkan Penyebar agama Dunia Iblis juga terkejut.
Tinggi orang ini diatas dua meter, bentuk mulutnya tajam dan memiliki dagu seperti monyet. Kalau mengatakan Penyebar ajaran Dunia Iblis jelek, kalau begitu Raja Siluman ini jelek ditambah jelek. Membuat orang yang melihatnya sekali tidak ingin melihatnya untuk kedua kalinya. Benar-benar sangat jelek.
Pantas saja Raja Ular bisa menolak iblis-iblis kaum bangsawan ini datang ke pernikahan. Mereka satu per satu sangat tidak enak dilihat. Benar-benar memberikan dampak pada bola mata.
“Aku dengar hari ini pernikahan Raja Ular. Aku sengaja datang untuk mengucap selamat.”
Kata Raja Siluman dengan suara yang tinggi. Suara yang masuk ke telinga tersebut sangat tidak enak didengar.
“Kami akan menyampaikan maksud baik Raja Siluman kepada Raja Ular. Raja Ular tidak ingin ada orang luar yang mengganggu pernikahan hari ini.”
Penyebar agama Dunia Iblis yang menundukkan kepala tadi berbicara. Kedua penjaga ini menegakkan kepala dan berbicara kepada Raja Siluman. Tampaknya hari ini tidak peduli menundukkan kepala ataupun menegadahkan kepala untuk berbicara, tetap ada kiriman dari mereka. Tidak heran Raja Ular mereka, kalau digantikan mereka juga tidak akan membiarkan orang sejelek dan seaneh itu untuk turut meramaikan. Tidak peduli dia itu penyebar agama ataupun Raja Siluman, tidak tampak sedikitpun seperti orang. Tentu saja, mereka bukan orang. Bahkan diri sendiri juga bukan orang.
Saat itu, Penyebar agama Dunia Iblis mendengar kedua penjaga mengatakan hal yang sama kepada Raja Siluman. Hatinya agak tenang. Memangnya dia siapa, Penyebar agama Dunia Iblis, loh. Datang ke Dunia Ular untuk merayakan sejenak, tapi tidak dibiarkan masuk. Intinya, siapapun mengerti, datang merayakan itu hal yang palsu dan datang untuk membangun hubungan baru benar.
Datang untuk membangun hubungan tentu saja tidak hanya Penyebar agama seorang. Contohnya, Raja Siluman dan juga raja-raja berbagai negara yang sedang dalam perjalanan juga ada. Mereka ingin datang ke acara pernikahan hari ini, tidak ada seorangpun yang bisa mengikutinya. Berpikir seperti itu, Penyebar agama sakit hati dan mengeluarkan sebuah kotak yang indah dari dadanya.
“Kalau begitu, tolong kalian berikan hadiah selamatku kepada Raja Ular. Harus sampai ke tangan Raja Ular.”
Penyebar agama memperingatkan dengan sakit hati. Di dalam kotak itu berisikan mutiara besar, mutiara yang bagus, mutiara yang tidak bis dibeli dengan uang. Sebutir mutiara yang sangat berharga diberikan sebagai hadiah, jangankan bertemu Raja Ular, bahkan sebuah sajian makanan juga tidak didapatkan. Ketidaksenangan Penyebar agama bahkan tertulis di wajahnya yang berwarna coklat itu.
Selesai Penyebar agama berbicara, dia menegadahkan kepalanya melihat Raja Siluman, tidak percaya Raja Siluman yang pelit ini memberikan hadiah yang lebih bagus darinya.
Raja Siluman melihat hadiah yang diberikan Raja Iblis. Dia pelit juga normal. Di saar seperti ini, bagaimana mungkin dia menunjukkannya.
“Aku juga memiliki hadiah untuk Raja Ular.”
Sambil berkata, Raja Iblis juga mengeluarkan sebuah kotak indah dari dadanya dan berkata: “Di dalam ini ada sebutir obat abadi yang bisa menawarkan racun bahkan bisa meningkatkan keterampilan. Ini adalah obat yang didapatkan dari nenek-nenek moyangku dari makhluk surgawi dan terus diwariskan sampai aku yang tidak makan apa pun. Hari ini kujadikan hadiah kepada Raja Ular.”
Siapa yang mengatakan tidak sakit hati. Dia sakit hati saat mengatakan setiap kata. Hanya saja dia berpura-pura seperti tidak terjadi apa-apa.
“Terima kasih kepada niat baik Penyebar agama dan Raja Iblis. Kami pasti akan memberikan hadiah ini sampai ke tangan Raja Ular.
Kata mereka dengan hormat, lalu mengambil hadiah.
Mendengar perkataan kedua penjaga ini, mata besar kedua Raja itu menatap merentah satu sama lain. Hanya sebutir obat, tidak tahu sudah berapa tahun, jangan-jangan sudah kadaluarsa. Siapa yang peduli.
Siapa yang bilang kadaluarsa. Obat abadi semakin lama, hasilnya semakin kuat. Kamu tidak mengerti. Apa yang bisa dibanggakan dari sebuah mutiara biasa. Hanya sebuah mutiara biasa. Ah.
Akhirnya keduanya menghilang dari pintu besar istana ular. Kedua penjaga itu menghela nafas, menganggap sudah mengantar mereka pergi, dan memberikan hadiah kepada Raja Ular.
Novel Terkait
More Than Words
HannyCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoCinta Tapi Diam-Diam
RossieTakdir Raja Perang
Brama aditioHanya Kamu Hidupku
RenataHalf a Heart
Romansa UniverseLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya