The Serpent King Affection - Bab 120 Keracunan

Di dalam kuil tua, Ular Putih Kecil Kecil terus mondar-mandir dengan penuh rasa khawatir, sudah seharian Raja Ular dan Nona tidak kembali, Hua Tuo juga tidak kembali, bagaimana mungkin Ular Putih Kecil tidak khawatir, oleh karena itu, dia tidak bisa diam, terus berjalan mondar-mandir.

Sedangkan Penjaga Bai duduk bersila di bawah, melihat wanita di depannya yang mondar-mandir, ia juga tidak tenang, namun ada Raja Ular di samping Nona Isabelle, ia tidak khawatir pada mereka, hanya saja melihat Ular Putih Kecil yang sangat gelisah itu membuatnya juga tidak bisa tenang.

Saat itu pula, seekor laba-laba besar yang berada di atas atap sedang memandangi mereka berdua, apalagi wanita yang terlihat sangat gurih dan renyah itu, ia benar-benar merasa sangat lapar.

Tiba-tiba, laba-laba itu berubah menjadi sesosok pria yang merayap di atas atap, malam ini Hua Tuo tidak ada, akhirnya dia punya kesempatan untuk makan enak.

Pria itu menjilati bibir hitamnya, lalu mengeluarkan tangannya yang panjang dan menerkap Ular Putih Kecil.

"Hati-hati."

Yang pertama kali menyadari kedatangan siluman laba-laba itu adalah Penjaga Bai, saat ia melihat siluman laba-laba itu mau menerkam Ular Putih Kecil, ia pun menarik tubuh Ular Putih Kecil, dan dengan refleks Ular Putih Kecil pun membalikkan kepalanya, bibirnya menempel pada bibir sang pria.

Jantung kedua makhluk itu pun berdebar kencang, apalagi jantung Ular Putih Kecil, wajahnya memerah seketika, hatinya terasa aneh, malu sekali, namun ia sama sekali tidak merasa marah.

Begitu pula Penjaga Bai, tiap hari ia selalu berada di samping Raja Ular, ia belum pernah bersentuhan dengan wanita seperti ini, sentuhannya tadi membuatnya merasakan suatu perasaan yang tidak bisa diungkapkan kata-kata, ia hanya tahu, ia sangat menyukai wanita yang ada dalam pelukannya sekarang ini.

Tepat saat Ular Putih Kecil menundukkan wajahnya yang memerah itu, Penjaga Bai menyerang Siluman Laba-laba itu dengan tangannya.

Ular Putih Kecil pun baru menyadari ternyata Siluman Laba-laba ingin menerkamnya, untung saja Penjaga Bai menolongnya, kalau tidak, ia sudah menjadi santapan makan malam Siluman Laba-laba itu.

Hanya saja, Siluman Laba-laba ini tiap hari hidup bersama Hua Tuo, ia menghisap banyak sekali kekuatan Hua Tuo, dan tentu saja, ia tak mudah untuk dikalahkan, hal inilah yang membuat Ular Putih Kecil khawatir apa Penjaga Bai terluka.

"Penjaga Bai, hati-hati."

Teriak Ular Putih Kecil, Siluman Laba-laba itu memuntahkan banyak jaring-jaring putih beracun ke arah Penjaga Bai, Penjaga Bai menghindar dari jaring-jaring beracun itu, tepat saat Penjaga Bai menghindar dari jaring-jaring itu, Siluman Laba-laba sudah beralih ke arah Ular Putih Kecil dan memuntahkan jaring-jaring beracun yang sama.

Melihat jaring-jaring beracun yang mulai mendekat, Ular Putih Kecil sudah tidak sempat menghindar lagi, saat jaring-jaring beracun itu hampir melukai Ular Putih Kecil, Penjaga Bai pun menarik tubuhnya, lalu sebuah cahaya putih menyerang Siluman Laba-laba itu, suara teriakan kesakitan siluman itu pun terdengar, ia mengeluarkan seutas jaring putih lagi ke arah tangan Penjaga Bai yang memegangi pinggang Ular Putih Kecil itu, Siluman Laba-laba itu sudah terkena serangan dari Penjaga Bai, ia berusaha untuk lari.

"Penjaga Bai, tanganmu."

Ular Putih Kecil merasa sangat khawatir pada Penjaga Bai yang tangannya terluka karena menolong dirinya, ia sangat panik sampai-sampai air matanya hampir menetes, bagaimana ini, Raja Ular dan Nona tidak ada di sini, Hua Tuo juga tidak ada, kalau luka itu tidak segera dibereskan, nyawanya pasti terancam.

"Bagaimana, bagaimana ini?"

Melihat racun yang ada di tangan Penjaga Bai mulai menyebar, Ular Putih Kecil sangatlah panik, sepertinya luka Penjaga Bai ini tidak bisa dibiarkan begini saja, ia tak bisa menunggu sampai Raja Ular dan Nona pulang, di dalam kepanikan, sebuah ide pun terbesit dalam pikiran Ular Putih Kecil, ia akan menghisap racun yang ada di tangan Penjaga Bai itu dengan mulutnya.

Melihat rupa Ular Putih Kecil yang sanag panik melihat dirinya, hati Penjaga Bai pun terasa hangat, belum pernah ada orang yang sepeduli ini padanya, ia ingin sekali memberitahu Ular Putih Kecil tak usah sekhawatir ini padanya, namun tidakan Ular Putih Kecil ini sungguh membuat hatinya terharu.

"Penjaga Bai, tidak perlu khawatir, Susan akan menghisap racun itu dengan mulut Susan."

Belum sampai Penjaga Bai menjawabnya, Susan pun sudah mulai menghisap racun yang ada di tangannya yang terluka, ia menghisapnya sambil memuntahkannya ke lantai.

"Susan, jangan bodoh, cepat berhenti, kalau begini kau bisa keracunan."

Apa ada orang yang sebodoh ini, menghisapnya seperti ini hanya akan membuatnya keracunan sendiri, ia ingin menarik tangannya, tapi Susan memegangi tangannya dengan erat sambil menghisap racun itu, ia sama sekali tidak bisa menarik tangannya, melihat gadis ini terus menghisap racun di tangannya tanpa mempedulikan keselamatannya sendiri, Penjaga Bai yang awalnya sangat dingin dan tidak berperasaan pun hatinya mulai meleleh.

"Selesai, racunnya sudah habis."

Susan tak mempedulikan apapun, hingga akhirnya tangan Penjaga Bai yang menghitam kembali seperti semula, barulah ia merasa senang, namun siapa yang tahu, racun itu begitu kuat, tubuhnya sudah keracunan dari awal, tiba-tiba Ular Putih Kecil pun merasa pusing dan pandangannya gelap, lalu pingsan, untung saja Penjaga Bai memeluknya.

"Susan, Susan."

Penjaga Bai memanggil-manggil namanya, namun wanita yang ada dalam pelukannya itu masih memejamkan mata, bibirnya membiru, sudah jelas kalau ia kehilangan kesadarannya karena menghisap racun yang ada di dalam tubuhnya.

"Kau benar-benar bodoh."

Pria itu membelai wajah kecil wanita itu dengan lembut, sejak pertama kali melihatnnya, hatinya terasa aneh, perasaan ini terus disembunyikannya dalam hati dan tak pernah ia ungkapkan pada siapapun.

Ia menundukkan kepalanya, lalu mencium pipi wanita itu dengan lembut, lalu mendekapnya dalam pelukan.

"Bagaimanapun, aku tak akan membiarkanmu kenapa-napa."

Kata Penjaga Bai sambil mendudukkan tubuh Susan, lalu menggunakan ilmu sihirnya untuk mengunci racun dalam tubuh Susan itu agak tidak menyebar.

Dan saat itu pula, aku dan suamiku kembali dari belakang gunung sambil bergandengan tangan, kami melihat Penjaga Bai sedang menggunakan ilmunya untuk mengunci racun yang ada di dalam tubuh Susan.

"Susan, ada apa dengan Susan?"

Aku segera melepaskan gandengan tangan suamiku, dan berlari ke arah mereka, bibir Susan membiru, wajahnya juga sangat pucat, seperti keracunan.

"Raja Ular, Nona Isabelle."

Melihat kami pulang, Penjaga Bai pun menyimpan kembali ilmunya lalu memberi hormat pada kami.

"Menjawab pertanyaan Nona Isabelle, kemarin malam tangan hamba tidak sengaja terkena serangan Siluman Laba-laba, lalu Susan membantu hamba untuk menghisap racun yang ada dalam tangan hamba, sehingga ia pun keracunan dan menjadi seperti ini."

Suara Penjaga Bai terdengar sangat hormat, ia menceritakan semua yang terjadi.

"Susan, Susan."

Mendengar ucapan Penjaga Bai, aku pun berjalan ke arah Susan dan memanggil-manggil namanya, namun Susan terus memejamkan matanya, sama sekali tidak mendengar teriakanku.

"Suamiku, cepat tolong Susan, jangan sampai ia kenapa-napa."

Kataku sambil berjalan ke samping suamiku, aku memintanya menolong Susan, aku tak bisa membiarkan sesuatu terjadi pada Susan.

"Jangan panik, aku akan menolongnya."

Suamiku Raja Ular mengerti akan kekhawatiranku, ia berjalan ke samping Susan, lalu memeriksa nadinya.

"Kontrol ilmu sihir hanya bisa menyembuhkan permukaannya saja, kita masih tetap harus menggunakan obat untuk mengobatinya sampai sembuh total."

Kata Suamiku sang Raja Ular.

"Oh ya, di mana Hua Tuo, dia pasti punya cara, kucari dia sekarang."

Baru saja aku mau pergi mencari Hua Tuo, ia pun muncul di hadapanku.

"Untuk apa kau mencariku?"

Orang tua itu membawa sebotol arak di tangannya, ia berjalan kemari sambil meminumnya.

"Senior, Anda datang tepat waktu, Susan keracunan racun Siluman Laba-laba, cepat selamatkan dia."

Novel Terkait

Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu