The Serpent King Affection - Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
Lagipula Raja Ular Austin Ye, dia sejak awal sudah tahu iblis-iblis dunia lain akan berebutan datang ke acara pernikahannya untuk mencari muka. Oleh karena itu sejak awal dia sudah memerintahkan penjaga untuk tidak menyambut siapa pun. Berita pernikahan ini sudah berusaha di tutupi, tapi tidak bisa lari dari gosip-gosip.
Ai, orang adalah orang, diberikan perhatian.
“Raja Ular, ini adalah hadiah yang diberikan Penyebar ajaran. Sebutir mutiara.”
“Raja Ular ini adalah hadiah dari Raja Iblis. Sebutir obat abadi.”
“Raja Ular, ini hadiah dari Dunia Abadi. Sekeranjang buah persik.”
……
“Letakkan saja.”
Katanya dengan suara yang dingin. Para penyanjung berbondong-bondong datang dan dia paling benci orang yang hati dan mulutnya beda, orang yang paling pandai menyanjung.
Orang yang benar-benar memiliki kemampuan tidak perlu menyanjung, dan juga tidak perlu orang lain menyanjungnya.
Sama seperti Raja Ular kita. Dia tidak perlu orang yang suka menyanjung.
Para penjaga mengundurkan diri keluar. Keseluruhan istana menjadi sunyi senyap. Aku duduk di atas kasur. Mendengar langkah kaki yang berjalan ke arahku, hatiku tidak henti berdegup.
Kain merah yang menutupi kepalaku dibuka perlahan, menunjukkan sebuah wajah yang lembut. Menambah keindahan dalam kamar pengantin yang merah ini.
“Isabelle Yao.”
Suara pria yang pelan itu berbisik di samping telingaku. Hanya merasa hatiku berdetak semakin cepat. Seluruh badanku terasa kebas.
“Lihat aku.”
Jarinya yang lentik mengangkat daguku, membuatku melihtnya.
Wajah yang sangat sempurna, seperti diukir dengan pisau tajam. Wajah yang dingin kali ini menjadi wajah yang lembut dan penuh kasih sayang saat berhadapan dengan orang yang dicintai.
“Isabelle Yao, kamu wanita pertama yang aku sukai, dan juga yang terakhir.”
Kata-kata yang penuh perasaan seperti membuat orang meleleh. matanya yang penuh dengan cinta menenggelamkan orang.
Berhadapan dengan wajah yang indah dan lembut ini, bagaimana bisa ini orang yang sama dengan orang yang menghisap kekuatan iblis-iblis di hutan bambu. Aku benar-benar merasa ini ilusi.
“Kenapa kamu bisa menyukaiku?”
Walaupun sudah bersedia menikah dengannya, tapi aku masih ingin tahu, orang yang menyukainya banyak bahkan satu per satu adalah wanita cantik. Bagaimana bisa dia menyukaiku, orang yang penampilannya biasa-biasa saja.
Memberikan pria sesempurna ini kepadaku, bagi wanita lain sangat menyakitkan hati, tidak terpikirkan ini sebuah kekacauan.
“Tidak karena apa-apa. Suka ya suka. Hanya padamu aku baru memiliki perasaan seperti ini.
Kata pria tersebut dengan perasaan. Setiap katanya dikatakan dengan jujur. Memberikan cinta seperti ini kepada wanita lain, tidak tahu harus menangisi berapa banyak wanita.
Memang benar, suka adalah sebuah perasaan, sebuah perasaan yang tidak bisa dikatakan dengan jelas, sebuah perasaan yang tidak bisa digantikan orang lain.
“Austin Ye……”
“Panggil aku ‘suamiku’, oke?”
Sebuah jari telunjuk yang lentik dan berkulit putih cerah berada diantara bibir yang lembut. Tatapan yang mematikan itu masih saja menatapku.
“Suami…… Suamiku.”
Walaupun agak canggung, tapi aku masih patuh padanya untuk memanggilnya dengan sebutan itu.
Wajah yang sangat sempurna dengan senyuman. Dia puas dengan panggilan ini.
Saling bertatap satu sama lain seperti ini, jarak kedua wajah perlahan mendekat. Tapi gambaran yang sangat indah ini dirusak oleh sebuah suara ketukan pintu dari luar.
Benar-benar kejam. Sudah bisa dilihat wajah Raja Ular yang marah, menggantikan wajah yang sangat lembut tadi.
“Ada apa?”
Tanyanya dengan dingin. Apa yang lebih penting daripada kamar pengantinnya, mengganggunya disaat seperti ini. Ini membuat pria sangat tidak senang. Kalau bukan karena hari ini hari pernikahan, dia pasti sudah menghabisi penjaga yang diluar pintu itu.
“Bunda Mo menyuruh Raja Ular untuk pergi ke paviliun Malige.”
Merasakan amarah Raja Ular, penjaga yang berada di luar pintu sejak awal gemetar terkejut. Dia tidak tahu bahwa dia datang di waktu yang tidak tepat, tapi sebagai bawahan dia harus menyelesaikan perintah dari majikan. Dia ini juga hanya korban.
“Kembali dan beritahu Bunda Mo, aku sibuk.”
Kata pria tampan itu dengan suara dingin dan tidak sadar sudah mengerutkan alisnya. Di hari pernikahan ini, Bunda Mo pasti ada sesuatu mencarinya. Pasti sebuah omelan lagi. Perasaan yang baik-baik saja dicampur adukkan menjadi tidak sebaik tadi lagi.
“Kamu sebaiknya pergi. Mungkin ada masalah.”
Kataku. Walaupun ini malam pernikahan, aku juga tidak ingin dia pergi. Tapi bagaimana kalau Bunda Mo mencarinya karena ada masalah. Kalau dia tidak pergi maka itu salahku. Berpikir seperti itu, aku menyuruhnya pergi.
Pria tampan itu ragu sejenak. Benar saja, dia benar-benar tidak ingin pergi, tapi kata-katany itu bukan tanpa alasan.
“Isabelle Yao aku sangat baik.”
Dia membelai kepalaku dengan satu tangannya dan mengatakan kata-kata yang penuh perasaan.
“Kalau begitu aku pergi, pergi lalu pulang. Isabelle Yao kamu tunggu aku pulang.”
Dia menghela nafas perlahan, melihatku dengan tatapan tidak rela.
“En.”
Aku menganggukkan kepala.
Melihat bayangannya yang tampan itu pergi, kamar tidur yang besar ini hanya tersisa aku sendiri. Kain chiffon merah terkibas, penuh dengan aura kesenangan. Mulai hari ini, aku adalah pengantin perempuan orang. Tidak, pengantin perempuan seekor ular. Walaupun agak jauh dari kata pantas, tapi hanya dengan saling mencintai, aku rasa bisa sangat bahagia. Susah untuk membayangkan jalan untuk bahagaia ini, jalan yang lika liku ini, ini semua baru saja dimulai.
Austin Ye baru saja pergi, ada seorang pelayan wanita membuka pintu dengan pelan dan berjalan masuk. Di tangannya dibawa sebuah piring. Di piring tersebut ada seteko anggur dan juga sebuah gelas anggur. Dia melangkah pelan ke sisiku.
“Bunda Mo menyuruh pembantu kemari untuk mengucapkan selamat terhadap pernikahan Raja Ular dan Nona. Bunda Mo sengaja memberikan anggur pernikahan dan menyuruh pembantu mengantarkannya kepada Nona,”
Kata pelayan dengan hormat. Dia menuangkan segelas anggur, mengangkat teko anggur di depan mataku.
“Bunda Mo memberikan anggur?”
Mendengar perkataan pelayan wanita itu, respon pertamaku adalah terkejut. Memikirkan Bunda Mo yang sangat tidak menyukaiku, di pernikahan ini, dia seharusnya menentangnya. Bagaimana bisa memberikan anggur kepadaku.
Tapi berpikir tentang itu, mungkin dia sudah menerimaku, mungkin.
Kalau tidak meminum segelas anggur ini, apa ini tidak mematuhinya? Kalau begitu ini bisa membuatnya semakin tidak menyukaiku. Berpikir seperti itu, walaupun ada kecemasan, tapi aku masih saja mengangkat gelas anggur dan meminum anggur yang diberikannya.
Sebenarnya, aku sedang bertaruh dengan nyawa. Aku bertaruh kalau anggur ini menandakan Bunda Mo telah menerimaku untuk bersama dengan Austin Ye. Hanya saja, aku ditakdirkan untuk kalah.
Pelayan wanita melihat sendiri aku meminumnya, lalu membawa piring dan mengundurkan diri. Kamar tidur yang besar, lagi-lagi hanya tersisa diriku seorang menantikan kepulangannya. Mana aku tahu, kalau aku hampir tidak melihatnya di pernikahan ini.
Paviliun Malige
“Tidak tahu Bunda Mo ada masalah apa.”
Tubuh yang tinggi besar dengan wajah yang tampan berdiri di istana. Tidak peduli di mata perempuan apapun, dia selalu luar biasa.
“Masalah pernikahan, Austin sekarang masih sempat untuk menarik kata-katamu kembali. Aku menyuruh wanita ular cantik dari istana keluar dipilih olehmu.”
Kata perempuan itu dengan suara yang santai. Bunda Mo duduk di anak tangga, bermartabat dan anggun. Di belakangnya ada pelayan kasim ular
“Mengenai masalah pernikahan, Austin tidak menyesal. Bunda Mo tidak perlu menghabiskan waktu untuk mengkhawatirkan ini.”
Kata pria itu dengan tegas. Dia tidak mengerti mengapa Bunda Mo sangat memaksanya untuk memilih selir dengan cara apa pun. Contohnya seperti menaruh obat perangsang ke dalam minuman anggur dan juga mengatur beberapa wanita cantik di depannya. Hanya saja, tidak peduli bagaimana pun cara yang dilakukan Bunda Mo, dia tidak terjerat. Yang sudah lewat yasudahlah. Sekarang dia sudah ada wanita yang dia sukai, tapi Bunda Mo menentangnya. Ini membuatnya marah. Dia benci dikendalikan oleh orang lain seperti ini.
Novel Terkait
Cinta Di Balik Awan
KellyMy Lady Boss
GeorgeGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraNikah Tanpa Cinta
Laura WangCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaKamu Baik Banget
Jeselin VelaniTen Years
VivianThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya