The Serpent King Affection - Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
Paviliun
Pada tempat tertinggi, seorang berbaju merah duduk di atas kursi naga, hanya terlihat jubah semerah-darah yang menutupi tubuhnya, terlihat seperti berdarah dingin, ditambah cantik yang menawan.
"Nona Yoyo, ada dua wanita di luar sana untuk membuat masalah, salah satu wanita itu mengatakan dia adalah Selir Ular, dan mereka memiliki mutiara ular yang kuat di tangan mereka."
Penjaga melaporkan situasinya kepada Yoyo dengan hormat.
"Pelacur, aku masih berencana mencari mereka, tetapi mereka khusus datange mencari mati."
Suara perempuan itu dingin berkata, menghempaskan lengan baju panjangnya, berdiri dan pergi.
aku dan Adik Qing menghindari halangan penjaga dan memasuki istana ular dengan mutiara ular, terlihat bahwa istana ular tidak seperti biasa, dengan acuh tak acuh, tidak melihat seorang penjaga ataupun pelayan, biasanya, akan ada banyak penjaga dan pelayan yang mengurus halaman dan lain lain, mengapa hari ini, tidak melihat siapa pun?
Saat aku bertanya-tanya, terdengar erangan ke telingaku, mendengarkan dengan seksama, suara itu datang dari belakang bebatuan.
"Kakak, ada orang di belakang bebatuan."
Adik Qing berkata kepadaku, sebelah tangan menunjuk di belakang bebatuan.
"Hm, mari kita pergi dan melihatnya."
Aku dan Adik Qing pergi bersama ke belakang bebatuan, melihat orang itu Kasim Ular orang Bunda Mo.
Dia tidak seenergi sebelumnya, pada saat ini, Kasim Ular rambutnya memuttih, wajahnya ketakutan, dua lubang hitam matanya membuat orang merasa takut, dia telah kehilangan matanya.
"Kasim Ular."
Aku bergegas berjalan dan membantunya berdiri, meskipun biasanya Kasim Ular berdiri di samping Bunda Mo tidak baik padaku, tetapi aku tidak peduli tentang itu, aku membantunya berdiri, dan aku ingin tahu apakah Istana Ular sama seperti firasatku, apa yang terjadi, jika tidak, firasatku tidak akan segelisah ini.
Mendengar suaraku, Kasim Ular terdiam sebentar, lalu wajahnya merasa bersalah.
"Nona Isabelle Yao, apakah Anda telah kembali?
Suara tua itu bergetar, tidak tahu apakah itu karena dia terkejut, atau apakah karena orang yang membantunya adalah orang yang tidak dia sukai.
"Akulah telah kembali Kasim Ular, apa yang telag terjadi pada istana ular, mengapa Kasim Ular ada di sini, dan juga mata kasim....."
"Bunda Mo, apakah dia baik-baik saja?"
Aku dan Adik Qing duduk di tempat yang bersih, menepuk-nepuk debu tubuhnya, dan bertanya.
"Nona Isabelle Yao tidak tahu, sejak kecelakaan Raja Ular, setelah Nona Isabelle Yao diusir oleh Bunda Mo, temperamen Yoyo siluman wanita itu sangat berubah, dan dia menggali mata orang orang yang dijumpainya, mataku diambil oleh siluman wanita itu, Bunda Mo berada di bawah kendalinya, dan siluman wanita itu menduduki paksa seluruh istana ular. "
Setelah mendengar kata-kata Kasim Ular, aku dan Adik Qing terkejut, mengapa tidak pernah terpikirkan olehku, wanita cantik dan lembut seperti Yoyo, dia bisa semengerikan itu.
"Nona Isabelle Yao, kamu harus menemukan cara untuk menyelamatkan Bunda Mo, hamba di sini berlutut untukmu, dulu hamba yang tidak baik, tolong maafkan hamba."
Kasim Ular berkata sambil berlutut di depanku.
"Kasim Ular, jangan lakukan ini, cepat bangun, tentang keselamatan Bunda Mo, Aku akan menemukan cara"
Aku berkata, Adik Qing membantu Kasim Ular berdiri.
"Nona Isabelle Yao ....."
Kasim Ular akhirnya menyadari, mengapa Raja Ular mengabaikan keberatan Bunda Mo untuk bersama wanita ini, dia benar-benar wanita yang baik, hanya saja Bunda Mo tidak pernah menyadari kebaikannya.
Setelah tinggal di Istana Ular untuk waktu yang lama, aku sudah akrab dengan keadaan istana, aku dan Adik Qing membawa Kasim Ular ke tempat yang aman, dan kemudian mencari cara untuk menghadapi Yoyo.
Perubahan Yoyo, membuatku tidak percaya, juga keceea, aku tidak tahu mengapa dia tiba-tiba menjadi seperti ini.
"Kakak, apa yang harus kita lakukan selanjutnya?"
Dapat dilihat bahwa Adik Qiing juga marah setelah mendengar perkataan Kasim Ular.
Pada saat yang sama, Adik Qing merasakan sedikit sakit di kepalanya, dia merasa sepertinya dia telah melupakan hal yang sangat penting.
"Aku tidak tahu di mana Yoyo memenjarakan Bunda Mo, kita pergi lihat ke Paviliun Malige.
Aku berkata kepada Adik Qing.
Setelah memutuskannya, aku dan Adik Qing pergi ke Paviliun Malige, untungnya sepanjang jalan tidak bertemu dengan penjaga ataubapapun, aku dan Adik Qing bsru dengan lancsr masuk kedalam.
Dengan pelan membuka pintu dan memasuki Paviliun Malige, dan melihat Bunda Mo duduk di kursi tinggi phoniex.
"Bunda Mo."
Berteriak keras, dan melihat Bunda Mo membuka matanya, dan melihat bahwa itu adalah aku, di wajahnya sedikit terkejut
"Apa yang kamu lakukan di sini? Masih juga tidak pergi."
Nadanya masih terdengar dingin, aku bisa melihat bahwa Bunds Mo tidak bisa bergerak, tubuhnya kaku.
"Pergi Ke mana pergi, sekarang kamu di sini, kamu harus mati di sini."
Pada saat ini, suara perempuan yang dingin terdengar, dari layar muncul seorang wanita dengan jubah merah, orang itu, dia adalah Yoyo, ternyata apa yang dikatakan Kasim Ular tidak salah, Yoyo dia telah berubah, benar benar berubah.
"Yoyo."
Aku. berteriak kepada wanita itu, aku tidak percaya, dia berubah menjadi jahat.
"Kamu jalang bagus telah datang ke sini, tidak terpikirkan nyawamu sungguh besar, bagaimanapun tidak bisa mati."
Kata Yoyo sambil berjalan di belakang Bunda Mo, sebelah tangan menekan bahu Bunda Mo, tidak mengerti akan senyuman di wajahnya
"Yoyo, kamu tidak bisa menyakiti Bunda Mo."
Aku tebak Bunda Mo pasti berada di bawah kendali Yoyo, dapat dilihat dari sosoknya yang tidak bergerak.
"Bunda Mo, tidak terpikirkan pelacur itu masih mempedulikan kamu yang tua ini, sayangnya, kamu membencinya kan, aku juga membencinya."
Yoyo berkata di telinga Bunda Mo, kata-katanya semakin dingin.
Tiba-tiba, Adik Qing yang disampingku memeluk kepalanya, wajahnya tampak kesakitan, terlihat sangat buruk.
"Adik Qing, ada apa denganmu?"
Aku bertanya dengan khawatir, tidak tahu tiba tiba apa yang terjadi dengan Adik Qing.
Beberapa kenangan muncul dari kepala Adik Qing, inu mengingatkan Adik Qing tentang adegan di mana Yoyo mendorong kakaknya ke dalam air.
"Kakak, Adik Qing ingat, terakhir kali kakak jatuh ke air, dia yang membahayakan kakak, Kemudian, ingatan Adik Qing dikendalikannya, sekarang Adik Qing mengingat semuanya.
Adik Qing berkata kepadaku, dia pikir Yoyo ini benar-benar menakutkan.
"Apa?"
"Yoyo, aku tidak punya dendam dengan kamu, mengapa kamu melakukan ini?"
Aku memperlakukan Yoyo sama baiknya dengan saudara perempuanku, dan sekarang aku tahu dia mau menyakitiku, aku benar-benar tidak tahu mengapa dia melakukannya.
"Huh" Yoyo tertawa dingin, mata dinginnya berubah menjadi kebencian, "Kamu ini pelacur, mengambil paksa hati Abang Austin Ye, aku sangat sangat membencimu."
Dia dengan marah mengatakannya, jenis kemarahan yang tidak dapat dirasakan.
Aku akhirnya juga mengerti, Yoyo mendekatiku sebelumnya, ternyata untuk menyerangku, ternyata dia juga menyukai Raja Ular.
"Yoyo, aku dan Raja Ular benar-benar saling mencintai, hatiku hanyaada dia, aku percaya, dia hanya mencintaiku."
Raja Ular begitu baik, Yoyo mrnyukainya juga bukan hal yang mengherankan, hanya saja, dia tidak seharusnya melakukan banyak hal buruk.
Terkadang cinta yang terlalu dalam bisa menjadi semacam luka.
Novel Terkait
My Tough Bodyguard
Crystal SongMy Only One
Alice SongThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyHei Gadis jangan Lari
SandrakoWahai Hati
JavAliusThis Isn't Love
YuyuCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya