The Serpent King Affection - Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
"Ular Putih Kecil, Ular Putih Kecil."
Teriakku pada Ular Putih Kecil yang terbaring di bawah, Ular Putih Kecil tetap diam dan tidak bergerak, sama sekali tidak mendengar teriakanku, ia sama sekali tidak membalasku.
"Apa yang terjadi pada Ular Putih Kecil?"
Sambil bertanya, aku pun berjalan ke arah Ular Putih Kecil, tapi gelembung air itu mengeluarkan sebuah sinar gaib dan membuatku terlempar ke belakang.
Aku mengangkat kepalaku, kedua pembantu yang wajahnya tadi terlihat sangat hormat itu sudah berubah, mereka memandangiku dengan sinis.
Seketika, aku pun mengerti, aku ditipu lagi oleh kedua pembantu ini.
"Sebenarnya kalian tidak mengobati Ular Putih Kecil kan, kalian sengaja membawaku ke dasar danau ini."
Tapi semua ini sudah terlambat.
"Apa kau tidak merasa sudah terlambat untuk mengetahuinya?"
Kata pembantu berbaju biru itu dengan sinis, ia menebarkan aura dinginnya, yang membuatku merasa sangat ketakutan.
"Omong-omong, kamijuga harus berterimakasih padamu sudah memberi kami kesempatan lagi untuk membunuhmu, wanita bodoh."
Kedua pembantu itu menatap ke arahku, saat ini, aku tak lagi merasa mereka cantik, aku malah merasa mereka sangat menakutkan.
Kalau kita bersikap baik kepada musuh kita, itu artinya kita bersikap kejam pada diri kita sendiri, akhirnya aku pun mengerti apa arti perkataan itu, kedua pembantu ini sama sekali tidak pernah menyesali perbuatan mereka, kalau bukan karena kebaikanku, mereka juga tidak akan pernah punya kesempatan lain untuk membunuhku.
"Kalian tidak akan bernasib baik kalau kalian melakukan ini."
Aku selalu percaya pada karma, orang jahat pasti tak akan punya nasib yang baik.
"Bagaimana nasib kita nanti itu tidak penting, yang penting adalah bagaimana nasibmu sekarang."
Kedua pembantu itu tersenyum dingin, tersenyum dengan sangat licik, wanita yang sudah merebut Raja Ular akan segera mati, dengan begitu mereka akan punya kesempatan untuk menggantikan posisinya.
Mereka sudah memikirkan bagaimana caranya menjelaskan pada Raja Ular nanti, bilang saja saat dia berjalan-jalan di danau dan melihat bunga teratai, dia tak sengaja terjatuh dan tenggelam dalam air, Raja Ular pasti tak akan curiga pada mereka berdua.
"Sihir yang ada dalam tubuhmu akan segera habis, lalu, kau akan sama seperti Ular Putih Kecil, mati di dalam danau ini."
Kedua pembantu itu berdiri di samping sambil memandangiku dengan senyumnya yang jahat.
"Kalian......"
Baru saja mau berkata sesuatu, air pun mulai memasuki lubang hidupku, aku tak bisa berkata apa-apa lagi, aku juga merasa sulit untuk bernafas, sakit sekali rasanya, benar apa yang dikatakan pembantu berbaju biru itu, sihir yang diberikannya padaku sudah menghilang, sebentar lagi aku akan mati tenggelam, aku sungguh takut, tapi mau bagaimana lagi, ini semua salahku karena aku mempercayai ucapan kedua pembantu itu dengan mudahnya.
Setelah kehilangan sihir penghindar air, aku tak ada bedanya dengan bebek yang tenggelam, hanya bisa berjuang sendiri dalam air, ingin berteriak juga tidak bisa, seisi tubuhku penuh dengan air, ternyata mati tenggelam itu rasanya sesakit ini, aku tahu itu sekarang.
"Hohoho, matilah kau wanita jalang, matilah."
Aku bisa mendengar tawa kedua pembantu itu di telingaku, rasanya suara tawa itu semakin lama semakin menjauh, kedua wajah itu juga semakin kabur.
Sampai jumpa, Austin.
Sebelum mati, aku teringat pada dirinya lagi.
Kalau masih ada satu kesempatan lagi, aku pasti tak akan memaafkan kedua pembantu itu lagi, tapi semua itu sudah terlambat.
Ular Putih Kecil yang tak sadarkan diri itu mendengar ada orang yang memanggil namanya, ia berusaha keras untuk membuka matanya, dan beberapa saat kemudian, matanya pun akhirnya terbuka, ia melihat manusia itu sedang dibunuh perlahan-lahan oleh kedua pembantu tadi.
"Apa yang kalian lakukan, kalian tak boleh melakukan itu......"
Ular Putih Kecil berusaha keras keluar dari gelembung air itu, ia sangat ingin menghentikan semuanya, ia sangat ingin menolong nyawa wanita itu, tapi dirinya terluka parah, dia saja tak bisa menyelamatkan dirinya sendiri, bagaimana caranya ia menyelamatkan orang lain.
"Nona, Nona......."
Ular Putih Kecil berusaha berenang ke arah wanita yang kedua matanya sudah tertutup itu dengan susah payah, namun ada sebuah gelombang air yang membatasi mereka berdua, Ular Putih Kecil tidak bisa berenang ke sana, Ular Putih Kecil bisa sihir, kedua pembantu itu sengaja mengunci Ular Putih Kecil di dalam gelembung air itu agar dia tidak bisa kabur dari sana.
Kedua wanita itu dipisahkan dengan sebuah gelembung air yang tipis, manusia itu sudah terlihat kehabisan nafas, melihat hal itu, Ular Putih Kecil pun meneteskan air mata, tanpa berpikir panjang, ia pun melakukan sesuatu yang sangat mengejutkan.
Novel Terkait
Istri ke-7
Sweety GirlRahasia Istriku
MahardikaMy Tough Bodyguard
Crystal SongIstri kontrakku
RasudinBaby, You are so cute
Callie WangMore Than Words
HannyThick Wallet
TessaAwesome Guy
RobinThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya