The Serpent King Affection - Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
Ditambah dengan Ular Putih Kecil telah berada di bawah perintah seorang penjaga tingkat enam, dan setelah berlalu beberapa saat untuk memindahkan meja dan bangku bersama mereka, sekarang baru selesai, Ular Putih Kecil mengelap sejenak butiran keringat di keningnya sambil kembali ke istana dimana Isabelle Yao tinggal, pintu kamar masih tertutup rapat seperti ketika dia pergi tadi, Ular Putih Kecil mengira nona masih berada di dalam kamar.
"Nona, nona, Susan telah selesai memindahkan meja dan telah kembali."
Ular Putih Kecil mengetuk pintu sambil mengatakan dengan suara kecil.
Mungkin saja suaranya terlalu kecil, makanya nona tidak mendengarnya, "Nona, Susan telah kembali.
Ular Putih Kecil berkata lebih keras sedikit.
Mendekatkan telinga, tidak ada suara yang menjawabnya dari dalam, Ular Putih Kecil memiringkan kepalanya, dalam hati merasa aneh, tidak ada alasan nona tidak bisa mendengar perkataannya, apakah nona telah tertidur?
Walaupun berpikir seperti ini, tapi Ular Putih Kecil tetap mencoba masuk untuk lihat sejenak, Raja UIar memerintahkannya untuk menjaga nona dengan baik, tidak boleh lalai sedikitpun.
Membukakan pintu dengan perlahan, setengah bagian kepala telah memasuki kamar, terlihat di dalam tidak ada seorang pun.
Dimana nona!
Ular Putih Kecil takut dirinya salah melihat, makanya seluruh dirinya langsung masuk ke dalam kamar.
"Nona?"
Ternyata benar, bukan dia yang salah melihat, melainkan nona telah menghilang.
Kenapa dalam waktu yang singkat ini, nona bisa langsung menghilang, Ular Putih Kecil seketika langsung panik setengah mati, tidak tahu kemana nona telah pergi.
Tepat saat ketika Ular Putih Kecil sedang penuh dengan kekhawatiran keluar dari kamar dan hendak pergi mencari nona, langsung terlihat Raja UIar sedang menggendong seorang wanita dengan keadaan berlumuran darah berjalan dengan langkah besar memasuki istana, di belakang Raja UIar, juga ada penjaga Andrew Bai yang ikut kembali.
"Raja, Raja UIar."
Ular Putih Kecil dengan penuh hormat meminggirkan diri untuk memberikan jalan terhadap Raja UIar, dengan teliti memandang wanita yang berada dalam pelukannya Raja UIar, bukankah itu adalah nona yang hendak dicarinya tadi, kenapa dia baru pergi sejenak, nona langsung menjadi seperti ini.
"Susan, kamu telah pergi kemana."
Sang pria dengan nada datar dan dingin menanyakan, bahkan dirinya pun tidak tahu, bagaimana caranya Isabelle bisa datang ke taman dengan sendirian, juga telah menghadapi wanita ular cantik, kalau bukan karena wanita ular cantik meminum obat perangsang, hanya mengandalkan sebilah pisau pemotong buah sama sekali tidak akan bisa melukai wanita ular cantik, kalau dia tidak meminum obat perangsang, akibatnya sulit untuk dibayangkan.
"Menjawab pertanyaan Raja UIar, saat itu nona mengurung diri sendiri di kamar dan mengatakan ingin menyendiri, lalu ada seorang penjaga yang menyuruh Susan untuk pergi membantu memindahkan meja dan bangku, ketika Susan telah kembali, langsung, langsung tidak terlihat keberadaan nona, Susan telah sadar akan kesalahan sendiri, Susan tidak seharusnya pergi meninggalkan nona, kalau bukan karena kepergian Susan, nona, nona tidak akan menjadi seperti ini."
Ular Putih Kecil dengan suara yang gemetaran mengatakan, Susan sangat takut dengan Raja UIar, juga sangat mengkhawatirkan keselamatan nona, terus berkata dan berkata, dia sudah tidak mampu menahan rasa untuk menangis, merasa sangat sangat bersalah.
"Kalian keluarlah."
Mendengar perkataan Ular Putih Kecil yang jujur, dia juga tidak ingin memperhitungkannya lebih lanjut, ditambah lagi dia masih ada urusan lain yang harus dilakukan.
"Raja, Raja UIar......"
Ular Putih Kecil tahu dirinya telah melakukan kesalahan, berlutut di lantai dan tidak berani untuk berdiri, dia telah merasakan aura dingin yang dipancarkan dari tubuh Raja UIar hari ini, tidak tahu apakah karena marah atau tidak, pokoknya, Ular Putih Kecil telah ketakutan sampai mati.
"Hamba akan keluar."
Penjaga Andrew Bai dengan penuh hormat mengatakan.
"Ayo."
Melihat Ular Putih Kecil sama sekali tidak berani untuk bangun, penjaga Andrew Bai lah yang menariknya untuk keluar.
"Penjaga Andrew Bai, ada apa dengan nona kali ini, kenapa tubuhnya dilumuri dengan begitu banyak darah, nona terluka tidak."
Kedua orang itu telah keluar dan menutup pintu dengan perlahan, Ular Putih Kecil menanyakan sambil menangis.
"Jangan terlalu khawatir, nona Isabelle hanya sekedar pingsan karena mengalami kekagetan yang luar biasa, tentang cairan darah di tubuh nona Isabelle, bukanlah karena dia terluka atau apapun, itu adalah darah yang dilumuri oleh wanita ular cantik yang nona Isabelle bunuh."
Nona telah membunuh wanita ular cantik?"
Ular Putih Kecil dengan mata yang penuh tangisan berkata, ekspresi yang terpancar dari sepasang mata besar yang berkaca-kaca jelas-jelas adalah ekspresi sulit untuk percaya.
"Iya."
Penjaga Ular Putih Kecil mengatakan, wajar saja Ular Putih Kecil tidak percaya, kalau bukan karena dirinya yang melihat dengan kepala mata sendiri, dirinya juga tidak akan percaya nona Isabelle berani membunuh ular.
"Kalau Raja UIar tidak menyalahkan kita, kamu jangan merasa terlalu bersalah lagi, asalkan lain kali lebih berhati-hati."
Nada suara yang tidak mengandung ekspresi mengatakan, dan pergerakan selanjutnya, bahkan penjaga Andrew Bai pun tidak tahu kenapa bisa melakukannya seperti itu.
Mengulurkan tangan, dengan perlahan menghapus air mata di wajah sang wanita, mungkin penampilannya yang seperti ini, membuat orang merasa kasihan.
"Susan, Susan telah mengerti, bagus kalau nona tidak kenapa-napa, kalau begitu, Susan pergi dulu."
Pergerakan menghapus air mata tadi membuat wajah sang gadis seketika menjadi merah, makanya dia segera kabur, jatungnya berdebar dengan kencang.
Ular Putih Kecil tidak tahu kenapa, sejak pertama kali bertemu dengan penjaga Andrew Bai, wajahnya akan memerah dan jantungnya akan berdebar dengan aneh, mendengar bahwa nona tidak kenapa-napa dari penjaga Andrew Bai, dan mengingat pergerakannya tadi yang membantu dirinya menghapus air mata, suasana hati Ular Putih Kecil telah membaik, hatinya terasa sedikit manis.
Penjaga Andrew Bai melihat kepergian Ular Putih Kecil, lalu melihat sekilas kamar di hadapan mata, wajah yang tidak memiliki ekspresi apapun sekarang telah menunjukkan sedikit senyuman.
Malam ini, mungkin akan terjadi sesuatu.
Setelah penjaga Andrew Bai dan Ular Putih Kecil telah keluar, di dalam kamar, hanya tersisa seorang pria dan seorang wanita.
Melihat wajah dari wanita yang berada diranjang penuh dengan lumuran darah, dia pergi mengambil selembar kain, untuk mengelap darah di wajahnya.
Bulu mata yang panjang, bibir yang merah, sebuah wajah yang menawan, sang pria dengan teliti menatapnya, matanya membara sebuah api yang besar, bunda Mo telah memasukkan obat pada anggurnya, tujuannya adalah untuk membuatnya pergi ke taman mencari wanita ular cantik dan melampiaskan padanya, demi mendapatkan keturunan.
Hanya saja, cara seperti ini membuatnya sangat tidak senang, dia pergi ke taman, tujuannya bukanlah untuk pergi mencari wanita ular cantik, melainkan ingin melampiaskan amarah dengan membunuh wanita ular cantik, hanya saja, sama sekali tidak memerlukan tindakan darinya, wanita ular cantik telah dibunuh oleh gadis yang berada di ranjang ini.
"Bagus juga, kamu telah membunuh wanita ular cantik, maka aku akan menginginkanmu."
Sang pria berkata dengan lembut, cahaya merah di mata menjadi lebih kuat, sesuatu di bagian kerongkongan sang pria telah bergerak, itu jelas-jelas adalah pergerakan menelan air ludah, sepasang lengan yang putih panjang menekan di bahu sang wanita, terdapat sedikit rasa gemetaran, tidak pernah ada seorang wanita pun yang pernah membuatnya merasa seperti ini, pertama kali bersentuhan seperti ini dengan wanita pujaannya, membuatnya merasa sedikit tegang, dirinya sebagai Raja UIar, bisa menaklukkan seluruh dunia, tidak peduli apapun masalah yang sedang dihadapi, dia tidak pernah merasa setegang ini, hanya ketika sedang bersentuhan dengannya, baru bisa membuatnya seperti ini, perasaan seperti ini membuatnya tidak sabaran, sebuah wajah yang menawan sempurna dengan perlahan-lahan mendekati wajah sang gadis.
Lalu, bibir yang tipis dengan lembut mencium bibir merah yang mungil, sangat serius, dan penuh perasaan, sekujur tubuhnya merasakan kenikmatan, membuatnya semakin menambah kekuatan untuk mencium, kelopak bibir, leher, dan terus ke bawah......
Tepat ketika tangan besar hendak melepaskan bajunya yang telah robek, perkataan sang wanita membuat ciumannya terhenti, seketika nafsunya telah sirna, hatinya bagaikan telah terjerumus ke dalam jurang es.
Perkataan sang wanita yang tidak jelas, malah didengar sangat jelas olehnya.
Sang pria dengan sekuat tenaga menahan diri sendiri, tangannya yang terletak dibahu sang wanita menjadi semakin bertenaga.
Membangunkan badannya, sang pria menjauhi badannya sang wanita, seorang pria yang selalu dirindukan oleh hati sang wanita, bukanlah suatu hal yang diinginkannya, semua nafsu telah tiada, membuat suasananya menjadi sangat tidak baik.
"Aku akan menunggu sampai saat dimana kamu akan jatuh cinta pada diriku, baru aku akan menyentuhmu."
Sang pria mengatakan dengan dingin, dengan langkah kaki besar pergi dari sana, berjalan sampai ke kolam air dingin untuk menenangkan diri sendiri.
Novel Terkait
Loving Handsome
Glen ValoraHis Soft Side
RiseLelaki Greget
Rudy GoldNikah Tanpa Cinta
Laura WangCEO Daddy
TantoUntouchable Love
Devil BuddyThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya