The Serpent King Affection - Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
Apanya yang tidak cocok, intinya adalah, Bunda Mo menentang dia untuk memilih seseorang dari bangsa manusia untuk menjadi permaisuri, makanya mengantarnya pergi, tapi tidak peduli seberapa keras Bunda Mo menentang, Austin Ye tidak akan menyerah.
Tidak peduli dia adalah manusia atau siluman, dia telah jatuh cinta padanya, siapa pun tidak bisa menghalangi perasaan cinta ini.
"Aku pasti akan menemukannya kembali, dan menjadi permaisuriku."
Dia melontarkan perkataan sedingin ini, lalu pergi meninggalkan paviliun Malige, pergi mencarinya.
"Hampa pamit pergi."
"Hampa pamit pergi."
Raja Ular telah pergi, Penjaga Andrew Bai dan Ular Putih Kecil juga ikut pergi, berjalan menuju istana, dan hanya meninggalkan Bunda Mo bersama kasim yang berdiri dengan sopan disamping.
Melihat sosok bayangan hitam yang pergi menjauh, pandangan dari sang wanita menjadi murung, menghela nafas, menyerahkan cangkir teh di tangan kepada kasim disamping.
"Bunda Mo jangan marah, suatu hari Raja Ular pasti akan mengerti maksud baik dari Bunda Mo"
Kasim dengan hati-hati menerima cangkir teh, dengan perlahan meletakkannya ke meja, menenangkannya.
Setelah melayani Bunda Mo selama ribuan tahun, watak dari Raja Ular dan Bunda Mo sangat dimengerti oleh kasim ini, kejadian seperti ini sering terjadi.
"Semoga dia bisa mengerti......"
Sang wanita mengatakan dengan perlahan, merenungkan sesuatu, tidak ada satupun orang yang tahu apa yang sedang dipikirkannya saat ini.
"Lapor Bunda Mo, kedua bibi memohon untuk berjumpa."
Suara penjaga yang penuh hormat telah mengacaukan perenungan sang wanita.
"Persilahkan mereka masuk."
Sang wanita telah kembali pada nada yang tenang seperti biasa.
Setelah mendapat izin, kedua bibi telah masuk ke dalam, berkata dengan penuh hormat: "Tugas yang Bunda Mo perintahkan telah kami kerjakan dengan baik, wanita bangsa manusia itu telah kami buang ke dunia siluman pemangsa, sepertinya sekarang bahkan tulang pun tidak akan tersisa."
Kedua bibi telah selesai melakukan tugas, dan datang untuk menagih imbalan.
"Hmm, bagus, tidak boleh membiarkan Raja Ular mengetahui hal ini, kasim, berikanlah satu mutiara ular kepada kedua bibi ini masing-masing."
Sang wanita berkata dengan suara yang datar, berdiri dan menghempaskan lengan bajunya, berjalan memasuki sebuah kamar.
"Hamba mengerti, hampa berterima kasih atas pemberian Bunda Mo."
Kedua bibi merasa sangat senang, keduanya masing-masing memegang mutiara ular yang berkilau, merasa sangat tidak rela jika langsung menelan benda yang bisa meningkatkan kemampuan mereka dengan drastis, mereka tidak pernah mengira hal yang telah pasti akan mengalami perubahan yang tak terduga, tidak akan menyangka manusia yang mereka buang ke dunia siluman pemangsa akan jatuh ke tangan siluman wanita, bahkan akan memanfaatkannya untuk mendekati Raja Ular......
Akan mendapat imbalan jika tugas dilakukan dengan baik, tapi kalau gagal, takutnya tidak akan ada hal baik yang akan terjadi.
"Raja Ular, hamba telah pergi mencari ke banyak tempat, tetap tidak menemukan kabar keberadaan nona Isabelle."
"Susan juga telah mencari ke banyak tempat, juga tidak menemukan nona."
Penjaga Andrew Bai dan Ular Putih Kecil melapor situasi bersama-sama terhadap seorang pria yang sedang duduk di atas tempat duduknya dengan berwajah murung.
Tubuh sang pria seketika memancarkan aura dingin yang sangat pekat, hal ini membuat Penjaga Andrew Bai dan Ular Putih Kecil merasa sangat takut.
Ini adalah pertama kalinya Penjaga Andrew Bai melihat Raja Ular bersikap seperti ini karena seorang wanita, dengan jelas merasakan suasana hati Raja Ular sangat tidak baik karena hal ini, siapapun tidak berani untuk berkata lebih banyak.
Sang pria berwajah dingin beku, tidak mengatakan apapun, sebuah wajahnya dengan tingkat kemurungan yang sangat mengerikan, tapi apa bedanya dengan dirinya, setelah mencari ke banyak tempat, tetap tidak bisa menemukan orangnya.
Mengapa wanita itu harus masuk ke dunianya, dan merebut hatinya, lalu pergi begitu saja tanpa berpamitan, sedih, marah, dia sangat tidak menyukai perasaan ini.
Kalau menyuruhnya untuk memilih sekali lagi, dia akan menelannya saat bertemu dengannya pertama kali, agar masalah tidak menjadi seperti ini, dan membuatnya sesakit ini.
Perasaan telah kehilangan seperti ini, akan membuat seseorang menjadi gila.
Wanita, kamu sungguh membuat aku sangat khawatir.
"Lanjutkan pencarian, sampai berhasil menemukannya."
"Dia memerintahkan dengan nada bicara yang dingin.
"Hamba mengerti."
"Hamba mengerti."
Tepat ketika Penjaga Andrew Bai dan Ular Putih Kecil hendak pergi dari istana untuk kembali mencari orang, terlihat seorang penjaga dengan buru-buru memasuki istana, tangannya menggenggam sebuah benda, sedikit tergesa-gesa.
"Hormat terhadap Raja Ular."
Penjaga berlutut memberi hormat, berkata dengan sopan.
"Kenapa bersikap buru-buru seperti itu."
Sang pria mengatakan dengan dingin, suasana hatinya sangat tidak bagus, jika seseorang datang mengganggu tanpa alasan yang penting, tanpa ragu dia pasti akan menjadi target pelampiasannya.
Merasakan aura dingin yang dipancarkan Raja Ular, tubuh penjaga itu merasa sedikit gemetaran, tapi dia tetap memfokuskan pikirannya, dan mengatakan masalah yang penting.
"Lapor Raja Ular, tadi ada seorang wanita datang ke gerbang istana ular, meletakkan kepingan baju ini dan secarik surat, lalu telah pergi."
Penjaga menyerahkan potongan baju dan surat di tangannya itu kepada Raja Ular.
Melihat potongan baju berwarna pink di tangan penjaga, mata sang pria yang hitam pekat sekilas bersinar cahaya.
"Itu adalah, adalah bajunya nona."
Saat Ular Putih Kecil melihat potongan baju, tidak tahan untuk bersuara.
Penjaga hanya merasakan sebuah angin dingin berhembus kemari, dia belum berjalan sampai ke sisi Raja Ular, tapi benda di atas tangannya telah jatuh ke tangannya Raja Ular.
Melihatnya dengan teliti, memang merupakan potongan baju yang dipakainya, apalagi di kain itu masih terdapat aromanya yang khas.
Membuka suratnya, beberapa kata telah masuk ke pandangan, 'menanti pertemuan denganmu di hutan bambu'.
Sang pria mengerutkan keningnya sedikit, dia harusnya telah menduga perkataan dari Bunda Mo tidak bisa dipercaya, Bunda Mo tidak pernah menyuruh orang untuk mengantarkannya kembali ke dunia manusia, kalau tidak, dirinya tidak akan mungkin menerima benda seperti ini, hanya ada satu kemungkinan, Isabelle Yao telah jatuh ke tangan orang jahat, hidup matinya tidak diketahui dengan jelas.
Hal ini membuat sang pria menjadi semakin khawatir, dia tidak mampu untuk menundanya sedetik pun, sosok tubuh yang tinggi besar telah meninggalkan tempat duduk, sedetik kemudian langsung menghilang dari istana.
"Penjaga Andrew Bai, kamu rasa apakah nona telah menghadapi sebuah bahaya, kalau tidak, kenapa Raja Ular pergi dengan bergegas seperti ini."
Ular Putih Kecil berkata dengan sedikit rasa khawatir, tidak bisa menemukan nona, membuat Ular Putih Kecil merasa sangat tidak tenang.
"Jangan terlalu khawatir, nona Isabelle adalah orang yang baik dan pasti memiliki keberuntungan, Raja Ular pergi mencarinya sendiri, nona Isabelle tidak akan mengalami apapun."
Penjaga Andrew Bai mengatakan, sejujurnya, dia juga sangat merisaukan keselamatan dari nona Isabelle, karena dia tahu bahwa Bunda Mo tidak akan melepaskan nona Isabelle dengan mudah begitu saja.
Ular Putih Kecil menggangukkan kepalanya, berharap semoga nona tidak akan kenapa-napa seperti perkataan Penjaga Andrew Bai, dan dia hanya bisa menunggu kepulangan Raja Ular di dalam istana bersama Penjaga Andrew Bai.
Sedetik setelah Raja Ular pergi meninggalkan istana, dia langsung muncul di hutan bambu yang begitu hijau, sosok tubuh yang tinggi besar, dengan jubah yang serba hitam, rambut hitamnya berterbangan tanpa hembusan angin, memancarkan kharisma yang luar biasa, menjadi sebuah pemandangan yang menarik pehatian di tengah hutan bambu.
Bola mata yang hitam menerawang ke seluruh hutan bambu, terlihat tangannya yang terulur menangkap angin, sebuah bayangan hijau telah jatuh ke tanah, seketika berubah menjadi seorang wanita cantik.
Sebuah wajah yang indah, ditambah dengan bibir yang memikat, memang seorang wanita cantik yang sangat mempesona.
"Tidak sangka harapanku untuk bertemu denganmu telah terwujudkan, aku sangat merasa terhormat."
Siluman wanita berdiri dari tanah, dengan perlahan membersikan debu di bajunya, sama sekali tidak merasa marah terhadap sikap sang pria yang begitu tidak menghargainya, sepasang matanya yang penuh dengan perasaaan itu, telah terisi penuh akan perasaan terhadap pria pujaannya.
"Dimana dia?"
Wanita secantik ini lah yang seharusnya mampu untuk memikat hati pria, tapi hanya pria ini, yang tidak terpengaruh, bahkan sang pria terus memandangnya dengan sebelah mata, sambil menanyakan dengan nada dingin.
Novel Terkait
Istri Yang Sombong
JessicaBack To You
CC LennyInnocent Kid
FellaAfter Met You
Amarda1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaMy Greget Husband
Dio ZhengThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya