The Serpent King Affection - Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
“Jangan menangis lagi, Nona Kura-Kura.”
Saat aku sedang berlutut dan menangis, di belakangku terdengar suara pria yang enak didengar, yang saat bersamaan menenangkan aku. Perkataannya seperti ada suatu makna.
“Pergi. Jangan hiraukan aku, dan juga aku bukan kura-kura, aku adalah Isabelle Yao. Tolong lain kali panggil aku kakak. Tidak sopan.”
Aku mencari waktu untuk marah. Setelah marah aku nangis lagi. Hatiku sangat sedih. Bisakah tidak memukul orang disaat seperti ini, memangnya kenapa kalau aku tidak memegang kata-kataku, memangnya kenapa kalau aku ingin kabur. Apa orang tidak bisa kabur.
Pria itu mengerutkan alisnya, dan langsung mengeluarkan sebuah senyuman. Dia sudah mengatakan bahwa dia lebih tua beberapa ribu tahun darinya, tapi dia selalu merasa dirinya lebih lebih kecil. Terserah, lah. Pokoknya dia suka dia begitu.
Tersenyum, aku menyuruhmu tersenyum? Aku menatapnya dengan tatapan yang galak, lanjut menangis, tidak mempedulikan siapapun.
“Mereka sudah meninggal. Kamu jangan sakit hati lagi, ya. Aku jamin lain kali tidak akan sembarangan membunuh orang, oke?”
Pria di belakang berkata dengan nada yang lembut. Dia tidak ingin ribut terus karena masalah ini. Dia juga tidak ingin melihat wanita yang dia sukai nangis karena sakit hati.
Mendengarnya berkata seprti itu, tangisank berhenti dan terkejut dengan ucapannya. Apa dia sedang mengakui kesalahannya padaku? Raja Ular yang bermartabat mengaku salah pada diriku yang amat sangat teramat biasa ini. Aku tidak salah mendengarnya?
Aku memutar badan, berhadapan dengan wajah yang mengaku salah dengan serius. Semua kesombongannya tidak terlihat lagi saat ini. Dia seperti anak laki-laki yang membuat kesalahan besar, sedang menunggu untuk dimaafkan. Hatiku meleleh seketika.
Kalau aku tidak memaafkannya kali in, maka akulah yang salah.
“Apa kamu bisa menepatinya?”
Tanyaku sambil menghapus air mata di wajahku.
Dia menganggukkan kepala. Tatapannya terhadapku terlihat jujur dan tulus. Di matanya, aku melihat diriku sendiri.
Saat seperti ini, aku dengan cepat memalingkan pandanganku, menghentikan pemikiran yang ada di dalam pikiranku.
“Kita pulang.”
Mengetahui perasaan dan pikiran wanita yang ada di depan, dia tersenyum. Dia tidak marah dengannya sudah bagus. Tidak tahu mengapa, dia sangat takut dia marah pada dirinya.
Aku menganggukkan kepala, tangisanku berubah menjadi senyuman.
“Senyumanmu sangat cantik.”
Tersenyum tanpa sengaja membuatnya tergila-gila dalam waktu yang lama. kalau tidak salah ingat, ini pertama kalinya dia melihat dia tersenyum. Sangat cantik, sangat bagus, dia sudah senang. perasaannya juga menjadi baik.
Menghadapi tatapannya yang membara, dengan aneh wajahku memerah. Setelah mendengar dia mengakui kesalahan, perasaanku dengan anehnya juga menjadi baik. Masalah yang tidak menyenangkan itu sudah terbuang.
“Kakimu berdarah, bodoh. Aku gengdong kamu.”
Mengikuti jari tangan, aku baru menyadari kakiku berdarah yang tidak tahu sejak kapan sudah terluka. Mungkin terluka karena batu. Tadi aku hanya fokus menangis, tidak memperhatikannya. Ini bisa melihat darah yang segar. Ya Tuhan, benar-benar sakit.
Melihat pria itu sudah berjongkok sejak tadi di depan untuk menggendongku, diam-diam dalam hati aku merasa senang. Tidak akan ada perlakuan sebaik ini lagi kalau aku melewatkannya. Aku menaiki punggungnya tanpa ragu-ragu. Dia sudah menggendongku untuk yang kedua kalinya. Hatiku sangat senang, bukan senang yang biasanya.
“Sudah dikatakan berapa kali, jangan memanggilku kakak. Buang kata-kata kura-kura bodoh atau apa pun itu. Dengar tidak.”
Dalam perjalan, aku tidak membiarkan telinganya tenang.
“Boleh kalau ingin menyuruhku memanggilku kakak. Tunggu sampai usiamu seusiaku. Da juga, kenapa kamu suka dipanggil kakak oleh orang lain?”
Apa kakak sangat hebat? Dia memberikanku jawaban yang simpel. Wajahnya memiliki senyum yang dalam.
Aku hidup sampai seratus tahun saja sudah bagus, ya. Walaupun usiaku tidak setua dirimu, tapi aku terlihat lebih dewasa daripada dirinya, ya.
Rasanya, setelah melewati masalah ini, hubunganku dengan Austine Ye menjadi sangat akrab. Walaupin aku sudah tahu identitasnya adalah raja ular segala raja, dan aku sedikit banyak takut dengan sikap ularnya, tapi aku menyadari dia bukan ular yang jahat. Setidaknya bagiku bukan. Perasaan bersamanya lumayan bagus. Bisa mengatakan apa yang ingin di katakan. Sangat terserah, sangat terbuka. Atau ini adalah jodoh yang dikatakan dalam dongeng.
Aku berjodoh dengan ular, bahkan dengan ular yang tampan.
Novel Terkait
The Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensMy Charming Wife
Diana AndrikaDoctor Stranger
Kevin WongAwesome Husband
EdisonSi Menantu Dokter
Hendy ZhangThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya