The Serpent King Affection - Bab 97 Dipaksa Menikah
Yang anehnya, sudah berjalan beberapa saat, tetap saja kembali ke sisi sungai, awalnya hatinya bahagia, seketika hilang.
"Suamiku, kenapa ini, kenapa kita balik lagi kesini?"
Aku melihat tempat kami membakar ikan tadi, selalu merasa ada sesuatu yang salah.
"Disini mungkin ada siluman, hati-hati."
Pria tampan itu memperingati, matanya yang dalam melihat kesungai.
Mendengar ada siluman, hatiku menjadi berdetak dengan kencang, menempel lebih erat lagi kepada pria tampan itu.
Tiba-tiba, melihat jauh di sungai sana ada sesuatu yang berputar.
"Raja kesana melihat, sebentar akan kembali lagi."
Pria tampan berkata dengan lembut kepadaku.
"Susan, jaga baik-baik dia."
Pria itu berkata datar kepada Ular Putih Kecil.
"Baik, Raja Ular."
Ular Putih Kecil menjawab dengan hormat.
Raja Ular baru saja pergi, Penjaga Andrew Bai mengikutinya dari belakang, bayangan hitam dan putih dengan cepat terbang menuju kearah percikan air.
Tapi, saat kedua pria itu pergi, sebuah kepala keluar dari air, dia melihat sekilas dua orang wanita cantik berdiri di sisi sungai, monster air itu menunjukkan senyuman diwajahnya.
"Nona, hati-hati."
Saat Ular Putih Kecil menyadari di dalam air ada siluman, sudah telat, siluman ini sangat licik, tidak sempat Ular Putih Kecil melindungi Nona, Monster Air sudah mengunakan kekuatannya menangkap dia, dan kecepatan sangat cepat, saat aku menyadarinya, aku dan Ular Putih Kecil sudah di bawa ke sebuah istana di dalam air.
"Kamu ini sebenarnya siapa, cepat lepaskan kami."
Aku dan Ular Putih Kecil di ikat dengan kekuatan sihir Monster Air, melawan dengan sekuat tenaga pun tidak berguna.
"Aku adalah Monster Air di sungai ini, kalian berdua sangat cantik, terutama kamu, aku sangat suka."
Pria di depannya selain hidungnya yang lancip dan mengeluarkan bau, semuanya tidak seperti manusia biasa, tangannya berada di bawah daguku, kemudian memperhatikan aku dari bawah sampai atas.
"Kamu mau apa, cepat lepaskan aku."
Aku memiringkan kepalaku sambil berkata, tidak ingin bertatapan dengannya, pandangan matanya membuatku jijik.
"Dasar siluman, cepat lepaskan nona."
Susan berkata sambil berusaha melepas diri.
"Tunggu dia sudah cukup melayaniku, baru giliranmu."
Monster Air itu tertawa semakin tidak ada moral, mengangkat daguku, melihat Ular Putih Kecil sekilas dan berkata.
"Pegawai, cepat kurung dia terlebih dahulu."
Perintah Monster Air itu, kemudian keluar dua Monster Air Kecil membawa pergi Ular Putih Kecil.
"Nona, nona, cepat lepaskan aku."
"Susan, Susan."
Melihat Susan yang di bawa pergi oleh kedua Monster Air Kecil yang aneh, di istana, hanya tersisa aku dan Monster Air satu orang dan satu siluman.
"Lepaskan aku, cepat biarkan kami berdua pergi."
Aku berkata kepada Monster Air, pandangan matanya, membuat aku merasakan takut.
"Jangan takut gadis cantik, tinggal disini aku akan berjanji memperlakukanmu dengan baik, aku akan membuatmu menjadi pengantin Monster Air, layani aku dengan baik."
Monster Air berkata, hidungnya semakin mendekat.
"Wangi, wangi, aku suka aroma ini."
Wajahnya yang sangat kasar, membuatku merasa jijik dan takut.
"Aku sudah memiliki suami, aku tidak dapat tinggal disini, kamu cepat lepaskan aku."
Suaraku mengandung sedikit rasa takut berkata padanya, aku tidak bisa tinggal disini, aku harus membawa Susan untuk mencari Raja Ular dan Penjaga Andrew Bai.
"Cih, aku tidak peduli, wanita yang ku suka, harus berada disisiku."
Monster Air terdengar sedikit marah dan berkata.
"Pengawal, dandanni dia, malam ini Raja mau menikah dengannya, dan wanita yang satu lagi, rawatlah dia dengan baik, tunggu besok malam Raja ingin menikah dengannya."
Monster Air memerintah beberapa suruhannya, mereka dengan Monster Air memiliki hidung yang tajam, sehingga dapat terlihat bahwa mereka adalah siluman yang sejenis.
"Baik."
Suruhannya berkata dengan hormat, dan membawaku ke ruang lainnya, mendandanni-ku, sama sekali tidak memikirkan aku bersedia atau tidak.
Baru terlepas dari mimpi setan, sekarang bertemu dengan Monster Air yang mesum, perjalanan kami sungguh tidak mulus, dan sudah mulai dari sekarang.
Dan lagi Raja Ular Austin Ye dan Penjaga Andrew Bai mengunakan kekuatannya terbang ke tempat percikan air itu, menyadari bahwa tidak ada yang aneh, tunggu sampai mereka kembali, menyadari bahwa Isabelle Yao dan Susan 2 wanita itu sudah menghilangkan.
"Gawat, Raja Ular, kita masuk ke jebakan untuk mengalihkan pengelihatan kita, siluman itu sengaja memisahkan kita, kemudian menyerang nona dan Susan."
Penjaga Andrew Bai berkata dengan hormat, tidak terpikirkan olehnya siluman itu begitu licik, mengunakan kesempatan itu untuk menangkap Nona dan Ular Putih Kecil.
Kedua matanya yang dingin menghadap ke arah sungai, wajahnya yang tampan seketika jadi menggelap, bahkan aura di sekitarnya menjadi dingin, tidak peduli siluman apa yang menculik wanitanya, dia akan membuat siluman itu harus mati tanpa pemakaman.
Menerima kemarahan Raja Ular, Penjaga Andrew Bai tidak berani berbicara banyak, dia berdiri di sampingnya dengan hormat, mendengarkan semua perintah Raja Ular.
"Pergi ke dalam sungai."
Suara pria itu terdengar dingin, berubah menjadi sinar dan pergi ke dalam sungai, kemudian, sebuah sinar lagi masuk ke dalam sungai.
Ular Putih Kecil di tangkap oleh dua Monster Air Kecil dikurung di suatu ruangan, setelah mereka menguncinya, kedua siluman air kecil itu pergi.
"Raja Monster Air memerintah, jaga baik-baik wanita ini."
Dua Monster Air Kecil itu berpesan kepada penjaga siluman air di depan pintu.
"Kalian cepat lepaskan aku, kalian tidak boleh menyakiti nona kami."
Ular Putih Kecil mengunakan badannya menabrak pintu yang terkunci itu, dua siluman air kecil itu semakin berjalan menjauh, tidak mempedulikannya.
"Jangan berteriak, tidak berguna, mereka tidak akan melepaskanmu."
Terdengar suara seorang wanita yang lemah.
Mendengar itu, Ular Putih Kecil menengok, di kejutkan oleh pemandangan di belakangnya, di ruangan itu ada belasan wanita, wanita itu sebagian manusia dan sebagiannya lagi adalah siluman dengan kekuatan rendah, baju mereka sudah tidak rapi lagi, wajahnya di penuhi air mata.
"Kalian, kalian kenapa?"
"Kami adalah para wanita yang di tangkap dan di permainkan oleh Monster Air, menerima pelecehan, dari Monster Air, setiap hari merasa lebih baik mati."
Yang berbicara adalah seorang siluman wanita yang sangat lemah sedang terduduk di ranjang.
Wanita yang lainnya hanya menunduk kepala, terlihat sudah cukup untuk menerima hari-hari seperti ini.
"Siluman air sangat jahat, sangat jahat."
Ular Putih Kecil berkata dengan marah, mengingat kembali wajah siluman air, Ular Putih Kecil ingin sekali membunuhnya, saat ini, detik ini, dia sangat mengkhawatirkan nona.
"Kita harus memikirkan cara untuk keluar dari sini."
"Keluar, jangan berharap, kita tidak akan bisa pergi dari genggaman tangan Monster Air."
Salah satu wanita dengan gaun kuning berkata dengan senyuman pahit.
"Beberapa hari yang lalu ada Siluman Wanita Kelinci di tangkap dan berusaha untuk kabur, tapi di ketahui oleh Monster Air itu, akhirnya Siluman Kelinci itu di bunuh."
"Aku di rumah masih memiliki suami dan anak, jika bisa keluar, amat sangat baik."
Satu lagi wanita berkata dengan berlinang air mata.
"Nonaku sedang berada di tangan Monster Air itu, bagaimana ini, bagaimana ini."
Mendengar perkataan para gadis itu, Ular Putih Kecil dengan panik berjalan bolak balik.
"Tidak bisa, kita tidak bisa membiarkan Monster Air mengurung kita disini, kita harus keluar dari sini."
Kata Ular Putih Kecil.
Novel Terkait
Istri ke-7
Sweety GirlThis Isn't Love
YuyuDark Love
Angel VeronicaSang Pendosa
DoniPerjalanan Selingkuh
LindaSi Menantu Buta
DeddyAdieu
Shi QiKisah Si Dewa Perang
Daron JayThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya