The Serpent King Affection - Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
Aku membalikkan badanku melihat ke arah pria yang ada di belakangku, selain tampan setampan-tampannya tak ada yang lain lagi, tapi kenapa Ular Putih Kecil bersikap seperti melihat setan saat melihatnya? Bukankah dia sangat tampan!
"Hei hei, cepat suruh Ular Putih Kecil bangun, dia kan masih terluka."
Melihat pria itu tak berkata apa-apa, aku pun emosi.
"Bangunlah."
Kata pria tampan itu dengan dingin, ia berjalan menaiki anak tangga sampai ke tempat tertinggi, sama sekali tidak melihat ke arah Penjaga Bai yang memberikan hormat padanya, lalu ia pun menebaskan jubah panjangnya, dan duduk di singgasananya yang sangat mewah itu, gaya raja yang seperti itu, aura kejantanan yang seperti itu, begitu......
Pokoknya, semua keindahan seorang pria ada pada dirinya, aku terus menatap dirinya, sama sekali tak bisa melepaskan pandanganku darinya, aku tak kuasa menahan keinginan untuk menelan air liurku, sampai pria tampan di atas singgasana itu tersenyum, barulah aku menarik pandanganku darinya.
Aduh, aduh, mereka itu siluman, begitu pikirku dalam hati.
Ular Putih Kecil pun berdiri dengan badannya yang gemetaran, tak tahu karena ia tak bertenaga atau karena ia takut, tubuhnya bergemetaran kecang, ia menundukkan kepalanya, wajahnya yang pucat sungguh membuat orang lain sangat merasa kasihan.
Tak berapa lama kemudian, Ular Putih Kecil pun mengangkat kepalanya dan berbicara padaku, "Nona tidak perlu khawatir, Ular Putih Kecil tidak apa-apa."
Katanya sambil berusaha tersenyum untuk menandakan kalau dia tidak apa-apa, namun suaranya terdengar sangat lemah dan jelas terdengar seperti dia terluka parah.
"Lihat dirimu sendiri, kau masih bisa bilang kau tidak apa-apa, semua ini salahku, aku mempercayai ucapan dua pembantu itu, sehingga kau terluka seperti ini."
Kalau bukan karena aku, Ular Putih Kecil pasti tidak akan terluka, aku sangat merasa bersalah, aku hanya berharap Austin bisa menolongnya dan menyembuhkannya, dengan begitu hatiku baru bisa tenang.
Bagaimana ya, dia itu kan Raja Ular, kurasa dia bisa menolong Ular PUtih.
"Aku benar-benar tidak apa-apa, Nona."
Mungkin untuk membuatku tidak khawatir, Ular Putih Kecil tidak ingin mengakui kalau dirinya terluka parah.
"Kau selemah ini mana mungkin tidak apa-apa," kataku pada Ular Putih Kecil sambil menatap Austin, "Apa orang-orang tak punya hati ini hanya akan diam saja dan tak berbuat apa-apa melihatmu seperti ini," aku sangat kesal melihat dirinya yang diam saja duduk di singgasananya setelah mendengarkan percakapanku dan Ular Putih Kecil.
Bukankah Nona Isabelle ini menghina Raja Ular tidak punya hati secara tidak langsung, pikir Penjaga Bai dalam hati.
"Ular Putih Kecil sudah kehilangan mutiara ularnya, hidupnya tak akan lama lagi."
Kata pria yang duduk di atas singgasana itu dengan dingin, suaranya sama sekali tidak terdengar peduli, hidup atau matinya orang lain sama sekali tak ada hubungannya dengan dirinya, kenapa memangnya kalau dia benar-benar tidak punya hati.
Ah! Kenapa bisa begini, bukankah dia barusan sangat perhatian dan lembut, kenapa sekarang jadi seorang pria dingin yang tak berperasaan, perubahannya drastis sekali, aku pasti tak akan membiarkan Ular Putih Kecil mati, kalau dia mati aku pasti sangat sedih, aku pasti tak akan membiarkan pria tak berhati ini diam saja.
"Ular Putih Kecil, maafkan aku, semua ini salahku."
Ingin menangis rasanya, andai saja aku punya ilmu sihir, aku pasti akan melakukan sesuatu.
"Tidak, tidak, tidak, jangan sedih Nona, semua ini salah Ular Putih Kecil, tubuh Ular Putih Kecil yang terlalu lemah, sama sekali tidak ada hubungannya dengan Nona."
Melihatku sedih, Ular Putih Kecil pun berusaha menghiburku, ini pertama kalinya aku bertemu dengan gadis yang sebaik ini.
Aku pun mengangkat rok panjangku dan berjalan ke tempat tertinggi, "Hei, anggap saja tadi aku salah bicara, lakukan sesuatu, tolong Ular Putih Kecil, aku tak mau dia mati."
Cara yang keras pun tidak berhasil, aku hanya bisa mencoba dengan cara yang lembut, aku memegangi ujung bajunya dan meminta dia menolong Ular Putih Kecil, aku percaya dia bisa melakukannya.
Melihat wanita yang ada di hadapannya, pandangan mata pria tampan yang dingin itu pun berubah lembut, ini baru benar, pria itu suka kalau sang wanita berbicara dengan lembut padanya, lalu sang pria pun memegangi tangan wanita itu dan berkata, "Ya sudah, ya sudah, aku berjanji padaku akan menolong Ular Putih Kecil ya, sebenarnya, mutiara ular yang ada dalam tubuhnya itu ada dalam tubuhmu."
Hah, aku terkejut, tidak mengerti apa yang dikatakannya.
"Demi menolongmu, Ular Putih Kecil mengeluarkan mutiara ularnya dan memberikannya padamu."
Jelasnya padaku setelah melihat diriku yang kebingungan.
Ternyata, Ular Putih Kecil kehilangan mutiara ularnya untuk menyelamatkan nyawaku, aku sungguh sangat amat terharu mendengar pengorbanan Ular Putih Kecil padaku.
Novel Terkait
Pria Misteriusku
LylyTakdir Raja Perang
Brama aditioThe Revival of the King
ShintaBlooming at that time
White RoseThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya