The Serpent King Affection - Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
"Raja Ular, hamba telah pergi mencari ke seluruh Dunia Ular, tapi tetap tidak menemukan keberadaan Nona Isabelle, Nona Isabelle tidak mungkin bisa berjalan begitu cepat bukan?"
Penjaga Andrew Bai mengatakan dengan sedikit resah, dia merasa curiga apakah Nona Isabelle telah menemui suatu bahaya.
"Lanjutkan pencarian, sampai berhasil menemukannya."
Sang pria mengatakan dengan dingin, dia tidak berani membayangkan gambaran saat sang wanita telah menghadapi bahaya, dia tidak berani untuk membayangkan dirinya akan menjadi apa jika kehilangan sang wanita, rasanya dirnya akan menjadi gila.
"Baik."
Penjaga Andrew Bai menjawab dengan hormat, kemudian pergi keluar dan mengutus orang untuk berpencar mencari Nona Isabelle.
"Isabelle, kemana kamu telah pergi, aku sungguh sangat mengkhawatirkanmu."
Sang pria dengan wajah yang penuh kegelisahan berbicara sendiri, berubah menjadi sebuah cahaya emas dan pergi mencari Isabelle Yao sendiri.
Ketika aku kembali sadar, menyadari diriku sedang berada di dalam kurungan dengan sebuah lapisan yang memiliki 5 warna cahaya, aku tidak tahu dimana diriku sedang berada, kepalaku terasa sedikit sakit, aku mengelus-elus sejenak sisi keningku, dan mulai mengingat kejadian yang terjadi.
Aku ingat saat itu baru saja pergi dari Istana Ular, lalu langsung dipukul oleh orang sampai pingsan, ketika aku telah bangun, telah menyadari diriku sedang berada di tempat yang memiliki 5 warna cahaya ini.
Aku pernah melihat cahaya seperti ini, saat itu Ular Putih Kecil telah ditangkap oleh pembantu ke bawah air, yang mengikatnya adalah warna cahaya seperti ini.
Dengan kata lain, aku telah diikat oleh orang lain, dan juga, kemungkinan orang yang mengikatku adalah seseorang dari Dunia Ular.
Dengan berpikir seperti ini, aku mulai merasa takut, walaupun beberapa hari ini aku menghabiskan waktu di Istana Ular, tapi aku tidak pernah membuat masalah dengan siapapun, tepat ketika aku sedang berpikir seperti ini, seseorang langsung muncul begitu saja di hadapanku.
Orang itu bukanlah orang lain, dia adalah orang yang paling tidak bisa bersabar diantara para wanita ular cantik, Ular Hitam.
Melihat wanita cantik yang tiba-tiba muncul di tengah 5 warna cahaya dengan senyuman yang dingin sedang berdiri di hadapanku, membuatku merasa sangat takut.
"Siapa kamu?"
Aku bertanya dengan sedikit ketakutan, aku sepertinya tidak pernah bertemu dengan wanita ini, dan tidak tahu apa tujuannya menangkapku kesini.
"Hmph, karena wanita murahan sepertimu inilah, yang membuat Raja Ular sama sekali tidak memandangku, aku hari ini ingin membunuhmu untuk melampiaskan amarahku."
Ular HItam mengatakan dengan penuh amarah, saat itu mereka membuat bangsa manusia ini jatuh pingsan, lalu mencari sebuah tempat yang terpencil untuk mengurungnya, dia sekarang hanya seorang diri datang kesini, dengan tidak sabaran ingin segera membunuh bangsa manusia ini.
Mendengar perkataan Ular Hitam yang seperti ini, aku telah mengerti, dia adalah salah satu permaisuri yang Austin Ye nikahi, apalagi, dia ingin membunuhku.
"Aku sekarang telah pergi meninggalkannya, aku tidak memiliki hubungan apapun dengannya."
Aku mengatakan dengan perasaan yang sakit, aku tahu bahwa Ular Hitam juga sama seperti wanita lainnya, dimana dirinya ingin mendapatkan kasih sayang dari Raja Ular, makanya dia menangkapku, tapi aku sekarang telah membulatkan tekad untuk meninggalkannya, tidak peduli seberapa tidak relanya dan cintanya aku terhadapnya, tapi aku tidak akan memperebutkan seorang pria bersama dengan mereka semenjak aku memutuskan untuk pergi meninggalkannya.
Aku berpikir seperti ini, tapi Ular Hitam tidak berpikir seperti itu.
Kalau hari ini tidak memusnahkan wanita bangsa manusia ini, hati Ular Hitam tidak akan merasa tenang, makanya, dia tidak akan melepaskan kesempatan kali ini.
"Kamu rasa, apakah aku berkemungkinan untuk melepaskanmu? Aku akan membuatmu mati tanpa menyisakan mayat."
Wajah yang cantik terlihat begitu licik sedang melihatku, aku sambil mundur ke belakang, dia juga sambil berjalan mendekat ke arahku, sepasang tangannya telah menjadi bercakar sedang menyerbu ke arahku, aku meminggirkan tubuhku, menghindari serangan yang berbahaya itu, karena serangan ini juga, Ular Hitam telah tanpa sengaja menghancurkan lapisan cahaya berbagai warna itu, itu merupakan jaring 5 warna cahaya yang mereka bertiga bentuk dengan saling bekerja sama, saat ini malah telah dihancurkan oleh dirinya, ini bukanlah sebuah hal yang baik, Ular Hitam melamun sejenak, lalu mulai pergi mengejar.
"Manusia murahan, kamu kira kamu bisa lolos hari ini."
Ular Hitam berubah menjadi seekor ular berwarna hitam besar dan mengejar ke arahku, aku berlari ke arah depan dengan penuh ketakutan, berlari dan terus berlari hingga memasuki semak-semak, sekujur tubuhku telah tergores dengan batang pohon, cairan darah telah mengalir keluar, aku tidak sempat mempedulikan rasa sakit, semakin berlari menuju pedalaman semak belukar yang semakit lebat, jantungku terus berdebar kencang tiada henti karena merasa takut.
Demi menghindari pengejaran dari Ular Hitam, bahkan nafasku pun telah di tahan menjadi suara yang kecil, saat ini detik ini, merasa sangat takut dan sedih, semua perasaan telah muncul.
Aku menahan air mataku, saat ini bukanlah saatnya untuk menangis, aku harus mencari cara untuk mengindari pengejaran Ular Hitam.
Tapi sampai saat ini, Ular Hitam tetap mampu menemukanku dengan mencium aroma darah dan menyelinap di balik semak belukar.
Ketika aku telah melihat sebuah kepala ular yang menjulang tinggi, aku merasa sangat takut dan melototkan mata, tidak mampu mengatakan apapun.
"Manusia murahan, mati sajalah."
Ular Hitam mengatakan, mata ular memancarkan dua cahaya yang begitu tajam memandangku, lalu membuka mulut lebar-lebar dan menggigit pahaku.
"Ah!"
Aku berteriak histeris karena merasa sakit, pahaku telah terluka karena tergigit, racunnya langsung menyebar, dan pahaku terasa semakin lama semakin sakit.
"Kamu akan segera mati karena racun, dan juga tidak akan menyisakan tulang sedikit pun."
Ular Hitam yang besar mengatakan, pandangan mata yang dingin dan kejam itu berubah mnejadi gembira.
Aku mengingat Austin Ye pernah berkata padaku, jenis racun seperti ini sangatlah ganas, kalau telah tergigit oleh ular beracun, tubuh orang itu akan segera meluluh.
Ketika mengingatnya, hal ini telah membuatku merasa ketakutan yang luar biasa, aku tidak ingin musnah begitu saja.
"Tapi, sayang sekali jika telah hancur, lebih baik kumakan saja."
Ular Hitam berubah pikiran dan mengatakannya, membuka mulutnya yang lebar dan menyerang ke arahku.
Dalam kepanikan, aku mengeluarkan pisau pemotong buah yang kusembunyikan di lengan bajuku, menusuk ke arah bagian tengah tubuh Ular Hitam.
Ular Hitam yang besar tiba tiba melekukan tubuhnya, terlihat begitu mengerikan, ketika situasi terlihat ular yang besar itu sedang membuka mulutnya lebar-lebar dan hendak menelanku, dalam sekejab, ular besar telah tumbang di depanku dan menggeliatkan tubuhnya, lalu tidak ada pergerakan lain lagi.
Aku dengan hati-hati memiringkan tubuhku, mengulurkan tangan dan meraba-raba sejenak di depan mulut Ular Hitam, lalu segera menarik kembali tanganku, karena aku menyadari, sang ular besar telah tidak bernafas, ternyata tusukan yang kuhempaskan tadi telah menusuk tepat di jantungnya, makanya Ular Hitam yang besar bisa langsung mati.
"Kalau kamu tidak mencelakaiku, aku juga tidak akan membunuhmu."
Aku mengatakannya sambil menahan kesakitan yang diakibatkan oleh gigitan ular yang beracun, ini sudah kedua kalinya aku membunuh ular menggunakan pisau pemotong buah, pertama kalinya adalah terhadap Ular Kuning Besar yang memancarkan gairah terhadapku, yang kedua kalinya adalah Ular Hitam ini, kalau aku tidak membunuh mereka, mereka pasti akan menelanku, dua kali aku membunuh ular, semua terjadi karena terpaksa, aku hanya bertindak untuk melindungi diri sendiri.
Setelah membunuh Ular Hitam, aku merebah ke tanah dengan tak bertenaga, rasa sakit dari bagian paha mulai menjalar ke sekujur tubuh, aku tahu, aku akan segera musnah karena racun ular.
Pandanganku jatuh pada ular yang telah mati, aku tiba-tiba telah terpikirkan sebuah cara yang bisa menyelamatkan diriku sendiri.
Saat ini, jika ingin hidup, aku hanya bisa mengandalkan diri sendiri.
Aku mengerahkan seluruh tenaga untuk bangun dari tanah, merangkak sampai ke sisi mayat Ular Hitam, mencabut pisau pemotong buah yang tertancap ke tubuhnya.
"Aku minta maaf, aku telah terkena racunmu, saat ini hanya kantong empedu ular yang ada ditubuhmu lah yang bisa menyelamatkan nyawaku.
Setelah mengatakannya, aku membulatkan tekad, menggunakan pisau pemotong buah untuk membelah bagian peut ular besar itu, mengeluarkan sebuah kantong empedu ular yang berwarna biru itu dan menelannya.
Dengar-dengar kantong empedu ular bisa menawarkan ratusan racun, tidak tahu apakah ini benar atau tidak, saat ini aku hanya bisa terus mencoba apapun sebisa mungkin, kalau memang harus mati, ini adalah nasibku, kalau bisa hidup kembali, berarti aku berumur panjang.
Novel Terkait
Pengantin Baruku
FebiMenantu Hebat
Alwi GoThis Isn't Love
YuyuKing Of Red Sea
Hideo TakashiMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya