The Serpent King Affection - Bab 122 Tertangkap
"Berarti, kau juga menyukainya kan."
Kataku sambil tersenyum, orang bodoh pun tahu pujian yang seperti itu berarti suka.
"Aku......"
Penjaga Bai tak bisa berkata apa-apa lagi, ia juga tidak berani memastikan perasaan seperti ini adalah rasa suka pada seseorang atau bukan, ia hanya merasa ada sebuah perasaan pada Ular Putih Kecil yang tidak begitu jelas, tiap kali melihatnya senang, ia pun merasa senang.
"Jangan aku aku terus, aku tahu kau juga sangat suka pada Susan kan, kalau begitu gampang, nanti aku akan memilihkan sebuah hari yang baik, lalu kalian menikah."
Kataku.
"Menikah?"
Penjaga Bai tidak pernah memikirkan pernikahannya, sebagai seorang pengawal, ia hanya ingin mengawal dan menjaga di samping Raja Ular, namun sekarang Nona Isabelle berkata bahwa ia akan mengurus pernikahannya, tentu saja ia merasa sangat terkejut, meskipun perasaannya terhadap Susan memang bisa disebut rasa suka, namun ia tetap mengutamakan pekerjaannya, bahkan ia rela mengorbankan perasaan cintanya.
"Tentu saja, apa maksud ekspresi wajahmu ini, kalau begitu ya sudah begini saja."
Aku melepaskan pelukan tanganku dari pundak Penjaga Bai, lalu berjalan ke samping Raja Ular suamiku, menjodohkan sepasang ular yang saling menyukai, hatiku sangat gembira sekarang, aku berjalan sambil mendendangkan lagi.
"Isabelleku kelihatan gembira sekali."
Kata sang pria tampan, ia memandangiku dengan tersenyum.
"Tentu saja, setelah kita kembali ke Istana Ular, kita urus pernikahan Susan dan Penjaga Bai ya."
Tanyaku pada Raja Ular.
"Ya? Ya? Ya?"
Kataku sambil menarik-narik lengan si pria tampan, ia tak berkata apa-apa.
"Jawab dong."
Kataku sambil menarik tangannya lagi tanpa putus asa, aku ingin ia menyetujuinya menyatukan kedua orang ini.
"Iya, iya, aku berjanji padamu."
Akhirnya ia pun tak tahan pada suaraku yang terus merengek di telinganya.
"Susan, sudah beres."
Setelah mendapatkan persetujuan dari suamiku si Raja Ular, aku pun mengedip-kedipkan mataku pada Susan yang berjalan di belakang.
Susan melihatku, ia mengerti apa maksudku, lalu ia pun melirik ke arah Penjaga Bai yang berjalan di sebelahnya, dan kebetulan saat ini Penjaga Bai juga sedang melihatnya, mata mereka saling bertatapan., dan sekali lagi percikan-percikan api cinta di antara mereka berdua mulai membara, sampai akhirnya Susan pun tersipu malu lagi dan menundukkan kepalanya.
Kita saling bercakap-cakap dengan riang sepanjang perjalanan, tiap orang menemukan kekasihnya masing-masing, namun siapa yang tahu masalah yang lebih besar pun datang di hadapan mereka.
"Raja Ular, Nona Isabelle, lihatlah, di depan ada sebuah sungai besar."
Kata Penjaga Bai dengan hormat sambil menghentikan langkahnya.
Aku mengangkat kepalaku, ternyata benar ada sebuah sungai besar yang tak terlihat ujungnya di depanku, aku dan suamiku pun menghentikan langkah kami.
"Kenapa ada sungai di sini?"
Tanyaku, permukaan sungai itu diselimuti dengan kabut tebal, pemandangan di kejauhan sama sekali tidak terlihat jelas.
Pria tampan melihat kabut tebal yang ada di permukaan sungai itu, lalu mengerutkan keningnya, ia merasa sungai ini bermasalah.
"Suamiku, cepat lihat, di depan ada sebuah kapal."
Kataku sambil menunjuk ke depan, sebuah kapal sedang berlayar di tengah-tengah sungai, kapal itu sedang berjalan ke arah kami.
"Sepertinya di kapal itu tidak ada orang."
Kataku sambil melihat kapal itu, rasanya sedikit aneh.
"Hati-hati, mungkin ada siluman."
Kata sang pria tampan sambil melihat kapal di hadapan mereka itu.
"Gunakan ilmu sihir untuk melewati sungai ini, Isabelle, pegang aku erat-erat."
Kata sang pria tampan sambil memeluk pinggangku erat-erat.
"Baik."
Kata Penjaga Bai dan Ular Putih Kecil dengan hormat bersamaan, mereka pun mulai menggunakan ilmu sihirnya.
Suamiku Raja Ular terbang di atas sungai sambil memelukku, Penjaga Bai dan Ular Putih Kecil juga ikut di belakang kita, dan saat kita sampai di tengah-tengah sungai, tiba-tiba permukaan sungai mulai bergelombang, lalu muncullah sebuah putaran air.
"Ada siluman di dasar air, hati-hati."
Kata suamiku Raja Ular dengan dingin, ia yang pertama kalinya merasa ada yang salah dengan sungai ini.
Susan dan Penjaga Bai juga merasa sungai ini aneh, mereka pun berancang-ancang menggunakan ilmu sihir mereka.
Tiba-tiba, sebuah ombak yang besar melanda kemari, karena kekuatannya terlalu besar, aku tidak bisa menahannya, dan tanganku pun terlepas dari pelukan Raja Ular.
"Suamiku."
"Isabelle."
"Nona."
"Nona Isabelle."
Melihat diriku dibawa arus ombak, Raja Ular, Susan dan Penjaga Bai ingin menolongku, aku mengulurkan tanganku, ombak ini membasahkan baju dan sekujur tubuhku, aku hanya merasa sangat ketakutan.
Saat Raja Ular hampir meraih tanganku dan ingin menarikku, aku merasa tubuhku ditarik oleh sebuah tangan yang keluar dari dalam sungai.
"Isabelle."
"Suamiku."
Sebuah cahaya kuning terpancar dari permukaan sungai, saat ini sang pria tampan sangat mengkhawatirkanku, aku berusaha lepas, aku ingin lepas dari cengkraman tangan itu dan kembali ke sisi suamiku sang Raja Ular, tapi seberusaha apapun aku, aku tidak bisa melepaskan cengkraman itu, dan air pun mulai masuk ke dalam mulutku.
"Su...... Uhuk uhuk......"
Aku sudah tak bisa berteriak lagi, aku hanya merasa nafasku terhenti, aku tak bisa bernafas lagi, rasanya sakit, sakit sekali.
Melihatku kesakitan, pandangan pria tampang itu berubah dingin, cahaya kuning yang terpancar dari tubuhnya bertambah terang, dan saat ia hampir meraih tanganku, tiba-tiba, sebuah gelombang besar datang melanda lagi, saat membalikkan badan, sebuah monster raksasa berwarna hitam sedang berenang menuju ke arah mereka dari dasar sungai, Penjaga Bai dan Susan pun terjebak dalam arus gelombang itu, bisa dilihat kalau monster sungai itu tidak mudah untuk dikalahkan.
Lagipula, monster sungai itu tidak hanya satu, sepertinya mereka sudah bersiap-siap dari awal, bahkan Austin Ye sang Raja Ular yang ilmu sihirnya tak terbatas juga tak bisa mengalahkannya seketika.
"Isabelle."
Suara suamiku semakin lama terdengar semakin jauh, aku ingin menariknya, aku ingin melepaskan cengkraman tangan yang memegangiku erat-erat itu, namun, wajah yang tampan itu lama kelamaan menjadi semakin kabur......
Penjaga Bai dan Ular Putih yang terjebak dalam arus gelombang pun menggunakan ilmu sihir mereka berdua bersamaan untuk melawan satu per satu gelombang yang datang, sebuah gelombang raksasa melanda ke tubuh Ular Putih, melihat kejadian itu, Penjaga Bai tidak bisa tinggal diam, ia langsung menyerang gelombang itu, Penjaga Bai pun mulai menyipratkan darah dari dalam mulutnya, ia terluka karena serangan gelombang itu, ia terluka dalam.
"Penjaga Bai."
Susan menopang Penjaga Bai, ia tidak menyangka demi menolong dirinya, Penjaga Bai mau merelakan nyawanya untuk menghadang gelombang raksasa itu.
"Hati-hati."
Baru saja selesai berkata, Susan pun merasa tubuhnya ditarik oleh sebuah tangan dari dalam sungai, lalu, ia pun mulai tertarik ke bawah.
"Susan."
Kemudian, Penjaga Bai yang terluka pun juga tertangkap, yang tersisa di permukaan sungai hanyalah Austin Ye Sang Raja Ular seorang.
"Isabelle."
Melihat wanita yang dicintainya dan dua orang bawahannya tertangkap, Austin Ye Sang Raja Ular pun mengerti ada orang yang sengaja memasang perangkap, saat ini ia sungguh marah besar.
"Siapa, cepat keluar."
Sebuah suara yang dingin menggema, gelombang-gelombang air sungai mulai bercipratan, ia harus menolong Isabelle, ia harus membunuh siluman itu sampai ke tulang-tulangnya.
Merasakan aura dingin dan kejam itu, kedua monster yang berada di dasar sungai itu pun tercengang, mereka mengerti ilmu sihir Austin Ye Sang Raja ular sangat hebat dan tidak mudah untuk dilawan, saat ini mereka sudah berhasil mendapatkan tiga orang di tangan mereka, kalau begitu kabur saja, lagipula, salah satu monster sudah terluka tadi karena ilmu sihir yang dikeluarkan oleh Austin Ye Sang Raja Ular.
"Ayo kita pergi."
Kedua monster itu pun bergegas kabur dengan membawa orang-orang itu, mereka hanya meninggalkan percikan-percikan air saja, yang lain tidak ada.
Novel Terkait
Someday Unexpected Love
AlexanderBeautiful Lady
ElsaLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaKing Of Red Sea
Hideo TakashiCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya