The Serpent King Affection - Bab 98 Datang Bulan
" Tapi, bagaimana caranya kita keluar? Ini adalah hutan yang besar, kita tidak mungkin bisa pergi dari sini. "
" Kalian semua jangan panik, dengarkan aku, pasti ada caranya. Kita jangan berkecil hati, jangan biarkan ada gertakan yang mengecilkan hatimu. "
Kata-kata Ular Putih Kecil menyemangati para gadis, asalkan ada harapan, tidak ada yang menyerah.
" Kalau begitu bagaimana menurutmu, apa yang harus kita lakukan? Asalkan kita bisa keluar dari sini, kami akan menurut saja. "
Para gadis mengangguk, tidak ada satu pun diantara mereka yang ingin tinggal disini bersama siluman. Mereka hanya ingin pergi, asal ada cara, pasti itu yang terbaik.
" Begini saja... "
Ular Putih Kecil memutar matanya sambil menyusun rencana, bergumam didepan mereka, dan mereka hanya mengangguk saja.
" Aihh... aihhhh... "
Saat ini, para Monster Air penjaga yang ada diluar mendengar suara gadis yang kesakitan.
" Ada apa? "
" Tidak tahu. "
" Sana cek dulu. "
Beberapa Monster Air memasuki kamar,
" Apa yang terjadi? "
Pintu dibuka, suara makin keras.
" Kakak Monster Air, siluman ular yang baru saja kau tangkap tadi merasa tidak enak badan. Padahal besok dia harus melayani Raja Monster Air. "
Salah satu gadis menjawabnya, tampaknya ia lebih terguncang dari sebelumnya.
Beberapa Monster Air saling berpandang, salah satunya menghampiri si Ular Putih Kecil.
" Hei! Apa yang terjadi denganmu? "
Penjaga yang berhidung lancip itu menanyai si Ular Putih Kecil.
" Perutku... perutku sakit. "
Ular Putih Kecil berpura-pura kesakitan, ia berguling-guling sambil tidak berhenti mengerang kesakitan.
Seperti ini, terlihat sangat menyakitkan.
" Kenapa bisa sakit perut? "
Ular Putih Kecil tidak mengira bahwa si Monster Air akan sebegini merepotkan, berpura-pura sakit hingga harus mengatakan alasannya. Benar-benar merepotkan.
Kenapa bisa sakit perut? Ah ada! Yang penting ada alasan yang bisa ku katakan sajalah.
" Haidku datang, sakit sekali! "
Haid adalah hal yang diinginkan semua wanita, sebuah keinginan dan hal yang sangat sepele bagi wanita.
Begitu kata-kata ini dilontarkan, para gadis tertawa tanpa suara. Tidak heran alasan datang bulan ini terpikirkan oleh Ular Putih Kecil, sangat kelihatan bahwa wanita ini sangat cerdik.
" Apa itu haid? "
Mendengar kata-kata ini, Ular Putih Kecil menjadi marah. Ia pernah bertemu dengan yang bodoh, tetapi belum pernah bertemu dengan yang sebodoh ini. Walaupun ini adalah urusan wanita, tetapi hal ini belum pernah didengar oleh mereka.
" Haid adalah hal besar bagi wanita, kalau kalian tidak cepat-cepat membantuku dan terjadi sesuatu padakau, kalian harus bertanggung jawab. "
Ular Putih Kecil sangat marah, bahkan makin terlihat galak.
" Benar benar benar. "
Beberapa gadis lainnya menahawan tawa mendengar reaksi mereka. Bagi wanita, datang bulan adalah hal besar, jika terjadi apa-apa, bukankah tidak berakibat apa-apa.
Beberapa Monster Air bertatapan, mempertimbangkan apakah gadis-gadis ini sedang berbohong. Jika Ular Putih Kecil mati sebelum melayani raja, mungkin mereka harus bertanggung jawab. Setelah berpikir sebentar, lalu melepaskan ikatan Ular Putih Kecil dengan mantra magis.
Setelah tali terlepas, Ular Putih Kecil memandangi para gadis, dan para gadis menanggapi dalam hati.
Gadis yang tadi kesakitan hingga berguling-guling, terpaksa bangun dari kasurnya. Selagi siluman ular tidak mengawasi, Ular Putih Kecil memukul si penjaga lalu pingsan.
Gadis lainnya tidak tinggal diam, menyerang penjaga lainnya selagi mereka sendiri tidak sempat melawan para gadis. Mereka sudah tertimpa di lantai. Kemudian para Monster Air tertimpa hidup-hidup di lantai, nampaknya berat badan pun bisa dijadikan sebuah senjata.
" Sudah? "
Ular Putih Kecil melihat sekumpulan penjaga Monster Air yang ditimpa para gadis sambil bertanya.
" Mereka tidak bertenaga lagi. "
" Baguslah, nona-nona, ikuti aku. "
Susan berbicara, sambil membawa para gadis keluar dari situ.
" Kalian berhati-hatilah. "
Ular Putih Kecil bicara dengan suara kecil, para gadis mengangguk. Setiap dari mereka tidak tenang, jika mereka bisa kabur, itu akan sangat baik; jika tidak, hanya bisa pasrah saja.
Sekumpulan gadis itu mengikuti Ular Putih Kecil dari belakang dengan langkah ringan, sesekali menoleh ke kanan kiri, hati dirasa tak tenang.
Juga pada saat ini, tiba-tiba ada sekumpulan Monster Air penjaga yang datang. Para gadis tak sempat bersembunyi.
" Jangan khawatir, tenanglah. "
Sampai pada waktunya, kaki beberapa gadis mulai melemah. Keringat dingin tak berhenti mengalir, kata gadis berbaju kuning saat ini,
Ular Putih Kecil melihat gadis berbaju kuning itu, membuatnya merasa, wanita ini sangat kuat.
" Apa yang kalian lakukan? "
Segerombolan penjaga itu menemukan mereka, menanyai dengan suara yang lantang, berteriak sambil mengejar dengan pedang di tangan.
" Para Monster Air yang meminta kami kesana, dengar-dengar Monster Air telah menangkap seorang gadis dan akan menjodohkannya malam ini. Maka, Raja Monster Air meminta kami kesana untuk minum bersama. "
Gadis berbaju kuning bicara dengan lembut, ia tampak sangat tenang.
" Begitukah? "
Pemimpin pasukan Monster Air tampak tak percaya, tetapi melihat mereka terlihat sangat tenang, kecurigaannya hilang.
" Cepat pergi. Jangan sampai membuat Raja Monster Air menunggu. "
Kata penjaga Monster Air.
" Cepat kita segera pergi. "
" Iya, iya. "
Gadis berbaju kuning itu bicara, di dahinya mengucur keringatsebesar mutiara karena tegang.
Semua kendaraan telah sampai didepan gunung, kepala telah menepi. Menghadapi situasi yang terjepit ini, dibutuhkan logika yang kuat dan ketenangan. Jika panik, akan merusak semuanya.
" Baik. "
Ular Putih Kecil memberi jempol untuk gadis berbaju kuning itu. JIka bukan karenanya, mereka sudah dikalahkan oleh para penjaga.
" Ayo kita cepat pergi, cepat cari jalan keluar lalu kalian pergi duluan. "
Ular Putih Kecil melihat para penjaga yang ada di kejauhan.
" Bagaimana denganmu? "
Gadis yang berdandan seperti gadis desa bertanya.
" Aku akan pergi ke rumah nona yang menyelamatkanku dan pergi bersamanya. "
Ular Putih Kecil menjawabnya, ia tidak bisa membiarkan nona itu sendirian, bagaimanapun juga dia juga harus menyelamatkan nona itu dari para Monster Air.
" Ilmu para Monster Air sangat tinggi, takutnya kau bukan tandingannya. "
" Aku akan berhati-hati, kalian jangan khawatirkan aku, pergilah dulu mencari jalan keluar. "
Selesai bicara, sekumpulan gadis itu mencari jalan keluar.
" Cepat tangkap mereka, mereka akan kabur. "
Mendengar itu, melihat satu penjaga Monster Air langsung hati para gadis ini tidak tenang. Akhirnya, mereka memukulnya hingga pingsan
" Cepat lari. "
Ular Putih Kecil ini bicara pada mereka, tiba-tiba para gadis mendengar para pengawal datang mengejar.
Para gadis langsung berlarian tanpa berpikir kemana seharusnya lari, lalu melihat dua orang lelaki dan lari kearah datangnya mereka. Tapi saat melihat lelaki tampan berbaju hitam itu, tampannya bukan main membuat mereka lupa bahwa mereka harus kabur. Kemunculannya membuat mereka harus kabur, dan terjadi hanya karena mereka terpesona olehnya.
Novel Terkait
Innocent Kid
FellaMy Secret Love
Fang FangCinta Dan Rahasia
JesslynHalf a Heart
Romansa UniverseAwesome Husband
EdisonTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniUnplanned Marriage
MargeryThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya