The Serpent King Affection - Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
Sebuah sinar keemasan keluar dari tangan si Tampan, semua Monster Air yang memegang pedang tajam itu berubah menjadi abu. Monster Air penjaga yang melihatnya hanya berdiri di tempat melihat kejadian itu, bahkan keberanian yang tadinya ada menjadi lenyap seketika. Mereka berpikiran bahwa lelaki tampan yang ada didepan mereka benar-benar kuat, memiliki kekuatan yang tiada bandingannya. Bahkan tidak ada yang dapat mengalahkan, membuatnya sangat menarik. Pemimpin penjaga Monster Air langsung undur dari tempat, bahkan melaporkan kejadian tersebut kepada Raja Monster Air.
" Raja Ular, Penjaga Andrew Bai. "
Melihat Raja Ular dan Penjaga Andrew Bai, si Ular Putih Kecil menyambut dengan terkejut.
" Susan, dimana dia? "
Setelah mengalahkan sekumpulan Monster Air, si lelaki bertanya dengan dinginnya. Pikirnya, ia telah mengalahkan Monster Air itu, tetapi tidak menemukan dia, hatinya makin tidak tenang.
" Nona baru saja diculik ke istana oleh Monster Air. Monster Air memaksa nona untuk menikah dengannya, gadis-gadis ini pun diculik juga olehnya. "
Mendengar kata-kata Susan, si lelaki tampan berpikir makin keras. Bagaimana pun juga, dia telah membawa ekspresi yang sangat marah, tetapi juga membuat semua orang terpesona oleh wajah itu.
" Kalian berdua bawalah mereka pergi dahulu, aku akan pergi menyelamatkannya. "
Selesai bicara, si tampan tiba-tiba hilang. Hanya ada sekumpulan wanita yang terpesona, ini, apa ini mimpi? Di dunia ini mana ada lelaki yang setampan ini, ini adalah yang sedang dipikirkan semua wanita.
" Semuanya ikut aku. "
Dengan suara yang datar, semua mengikuti perintah Raja Ular. Penjaga Andrew Bai hendak membawa para gadis ke ujung sungai.
Tetapi para gadis itu, masih disana memandangi si tampan meninggalkan tempat, sangat lama hingga kehilangan kesadaran.
" Raja Ular telah pergi, jangan dilihat lagi, cepat keluar dari sini! Jika tidak, Monster Air segera menyusul kesini, dan akan sangat susah untuk kabur dari mereka. "
Si Ular Putih Kecil mengembalikan akal sehat mereka, mereka barulah meninggalkan tempat itu bersama Penjaga Andrew Bai dan Ular Putih Kecil. Tidak heran jika para gadis ini terpesona olehnya, Raja Ular memang sangat tampan. Wanita yang tergila-gila kepadanya sangatlah banyak. Sangat tidak mengherankan, tetapi di mata Raja Ular hanya ada si nona itu saja. Ia tidak tertarik kepada wanita yang lain.
Di istana
" Gawat, Raja Monster Air. Ada seorang lelaki membunuh banyak penjaga, ia sedang menuju kesini! "
Seorang penjaga Monster Air melapor dengan tergesa, nada suaranya terdengar sangat panik. Pemandangan si Tampan membunuh banyak orang itu masih terlihat jelas didalam ingatannya. Lelaki yang sangat tampan itu, kekuatannya sangat luar biasa.
" Ha?? "
Raja Monster Air yang sedang berencana memaksaku menikahinya, mengrenyitkan dahi saat mendengar berita ini. Di matanya tersirat kemarahan.
" Bawa semua pasukan dan bunuh dia! "
Ia segera memerintah semua penjaga.
" Dia sangat kuat! Menakutkan! Kami takut bahwa kami semua bukan tandingannya. "
Penjaga Monster Air itu bicara sambil gemetaran.
" Sampah! "
Sebuah tamparan mendarat di wajah si penjaga, " Keluar! "
Si penjaga tersentak dan mohon ampun.
" Suamiku. "
Mendengar kabar dari penjaga, hatiku menjadi sedikit senang. Baru saja terbangun, hendak mencarinya, tapi si raja Monster Air tiba-tiba memegang pundakku.
" Jangan berharap untuk bertemu dengan si tampan itu, tunggu aku selesai membunuh orang yang kau panggil suami itu, lalu kembali ke kamar untuk ritual kamar denganmu. Tunggu aku, jangan berbuat aneh-aneh. "
Mendengar kata-kata Raja Monster Air, cukup untuk membungkam mulutku. Saat hendak bersembunyi ditempat yang paling dalam, dia akan pergi.
" Cepat serahkan Dia! Jika tidak, Aku mungkin tidak akan mengampunimu! "
Suara yang dingin dari si tampan, membawa pandangan mata yang menusuk seakan hendak membunuh.
" Berani sekali mengacau disini, aku akan membunuhmu! "
Selesai bicara, Raja Monster Air telah mengumpulkan sebuah bola air di tangannya, hendak menyerang Raja Ular.
Hanya dengan si tampan mengeluarkan sinar keemasan dari tangannya, bola air yang ada di tangan raja Monster Air meledak seketika. Seketika itu juga pecah menjadi empat bagian.
Dengan cepat raja Monster Air kembali membuat bola air, tapi lagi-lagi dihancurkan oleh Raja Ular. Sebuah kekuatan yang sangat besar, membuat seluruh istana bergoncang. Hanya dengan sinar seperti itu, Raja Monster Air dibuat tak berdaya hingga terjatuh.
Menunggu Raja Monster Air mendongak, sebuah kaki mendarat di dadanya. Sebuah postur badan yang gagah itu, benar-benar sosok seorang lelaki yang sangat tempan, raja Monster Air seketika itu juga diinjak olehnya seperti seekor semut.
" Cepat katakan, dimana kau menyembunyikannya?! "
Wajah yang dingin dan nada bicara yang tidak berperasaan itu, menunjukkan sisi Raja Ular yang tanpa ampun, membuat siapapun menjadi takut melihatnya.
Raja Monster Air memuntahkan darah, istana hancur, semua pasukan telah mati. Dia tahu dirinya tidak akan bisa mengalahkan kekuatan itu, nyawanya tinggal sedikit lagi, hatinya ciut. Tapi gadis yang sudah diculiknya, dia tidak berharap bisa ditemukan oleh pria ini.
" Hehe.. kamu tidak akan bisa menemukannya! "
Baru saja selesai bicara, injakan kaki Raja Ular di dada Raja Monster Air makin besar. Raja SIluman Air lagi-lagi memuntahkan darah segar.
" Pasti.. Pasti akan ada orang yang menggantikanku... "
Belum selesai bicara, ia sudah kembali ke wujud asalnya, menjadi monster hitam panjang.
Siapa yang hendak balasa dendam, ia tidak peduli. Yang ia ingin lakukan hanyalah menyelamatkan Isabelle Yao. Hanya itu yang ada didalam hatinya.
Monster Air dan semua bawahannya sudah mati, istana hancur lebur. Sampai saat ini, dia hanya mengkhawatirkan keselamatan Isabelle Yao.
Isabelle Yao, dimana kamu, pikirnya dalam hati sambil mencarinya di segala tempat. Pandangannya jatuh ke kerang putih besar.
Tangannya mengeluarkan sinar keemasan, membuka kerang putih tersebut. Aku menggerakkan tubuhku agar bisa keluar dari situ, lalu melihat kerang itu terbuka, aku kira raja Monster Air telah kembali.
" Isabelle Yao. "
Mendengar nada suara gembira masuk ke telinga, begitu melihat, ternyata baginda Raja Ular.
Dia membuka ikatanku dengan kekuatannya, menyingkapkan penutup mulutku, lalu menggendongku keluar.
" Suamiku. "
Akhirnya aku bisa bicara, aku masuk kedalam rengkuhannya.
" Isabelle, apa kau baik-baik saja? Apa si raja Monster Air menyakitimu? "
Topik yang sangat menghangatkan hati, lalu dia memelukku hangat.
" Aku tidak apa-apa, Susan ditangkap oleh raja Monster Air, kita harus cepat menyelamatkannya.
Tiba-tiba teringat Susan, aku dengan khawatir mengajak Raja Ular menyelamatkan Susan.
" Jangan khawatir, Susan telah bebas, ada sekumpulan gadis yang diculik oleh raja Monster Air, aku menyuruhPenjaga Andrew Bai dan Susan membawa mereka pergi. "
" Baguslah kalau begitu. "
Mendengar Susan baik-baik saja, aku menjadi lega, tidak dikira setelah kembali ditangkap raja Monster Air, pada akhirnya masih bisa kabur dan tidak ada bahaya, bahkan masih melakukan hal baik lainnya.
" Mari kita ke pinggir sungai bertemu dengan mereka. "
Selesai bicara, dia merengkuhku masuk kedalam pelukannya, membawaku pergi.
" Monster air... ? "
Aku bersembunyi didalam pelukannya, melihat keadaan istana Monster Air.
" Yang berani mengganggu wanitaku, apa dia tidak tahu sedang mencari ajalnya sendiri? "
Suara si tampan yang merdu itu mengawali ciuman yang mendarat di bibir si gadis. Wajah yang dingin itu menghangat seketika.
Ekspresinya saat ini membuatku geli, jika raja Monster Air itu tahu suamiku seperti ini, dia pasti tidak akan berani macam-macam.
" Jika dia bisa merubah sifat jahatnya itu akan sangat bagus. "
Begitu kataku.
Si tampan tertawa kecil, gadis yang disukainya ini, bolehkah tidak sebaik hati ini?
Novel Terkait
Cutie Mom
AlexiaWonderful Son-in-Law
EdrickThe Gravity between Us
Vella PinkyKamu Baik Banget
Jeselin VelaniMata Superman
BrickThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya